Selama berlatih kekuatan, ada dua elemen yang susah dikendalikan Sharley. Kegelapan dan bayangan Dia selalu kepayahan, seolah ada pembatas di antara dirinya dan dua elemen itu. Dia berusaha merobek pembatasnya, tapi pembatas sangat licin dan kuat. Dia niscaya menghabiskan kekuatan dan tenaga hanya untuk merobek pembatas.
Hanya satu kondisi di mana semua elemen di tubuhnya bersatu dengan sendirinya. Saat dia sangat marah. Seperti saat kematian Larrence Saezar. Selain kejadian itu, belum pernah semua elemennya bersatu lagi. Dua elemen memisahkan diri, kembali ke dasar terdalam kekuatannya. Kembali membuatnya merobek pembatas sementara mereka bermain kartu dengan santainya. Aduh, bercanda.
Sharley menggambar lingkaran sihir, di mana lingkaran yang luar lebih besar daripada lingkaran dalam. Rune-rune digambar dengan detail tanpa melewatkan satu komponen pun. Begitu selesai, lingkaran sihir berpendar seperti cahaya kunang-kunang. Lingkaran luarnya bergerak searah jarum jam, dan lingkaran dalam bergerak sebaliknya.
Dia melompat ke dalam lingkaran, duduk bersila. Sharley berfokus pada titik temu kekuatannya yang terletak di kepala, menyingkirkan semua pikiran dan hanya berfokus merobek pembatas kekuatan. Jika sampai dia memikirkan hal lain, itu akan mengacau lingkaran sihir yang berfungsi untuk memudahkan pemanggilan kekuatan.
Dalam sekejap, Sharley berada di ruang kosong. Suara napasnya terdengar lebih jelas, telinganya tak mendengar apa-apa selain suara napas, kulitnya meremang tanpa sadar, dan gerak saliva yang turun dari kerongkongan hanya sebagai pengiring. Sekat pembatas itu berada di pusat kepalanya, berwarna ungu pudar dengan jaringan-jaringan sel. Tebalnya tak lebih dari dua inci, tapi kelewat kuat.
Sharley mengerahkan tenaga dan kekutannya untuk merobek pembatas. Pembatas perlahan terkikis, tapi inti elemen belum kelihatan sama sekali. Dia berusaha lebih keras lagi, menekan semua kekuatannya dan merobek paksa. Peluh segera membanjiri wajahnya, diiringi bertambah cepatnya detak jantung.
Pertarungan di kepala dan pikiran mungkin terdengar mudah. Tapi sekat pembatas itu sangat kuat, menguras tenaganya dalam waktu singkat. Begitu celah terlihat, Sharley berusaha menarik elemen kegelapan lebih dulu. Robekan sekat tak membiarkannya dan segera menutup diri. Sharley seperti menjauhkan dua arus air tapi air melewati celah-celah jarinya. Jadilah, dia berusaha lebih untuk menjauhkannya memanfaatkan kekuatan Mezcla.
Sekat terus mendorongnya untuk menyerah saja. Tapi Sharley takkan berbuat begitu. Dia harus merobek penuh pembatas itu supaya leluasa menggunakan kekuatan.
Awalnya, masing-masing elemen memang punya pembatas dengan pemiliknya. Pembatas itu bervariasi, ada yang lemah ada yang kuat. Sharley berhasil menembus pembatas dan menggunakan elemen kekuatan dengan mudah di percobaan pertama. Terutama api dan petir. Sekarang, pembatas elemen tinggal bayangan dan kegelapan yang lebih kuat dibanding pembatas lain, itulah mengapa dia harus berusaha ekstra.
Sharley membuka tangan, elemen kegelapan yang lolos mulai membentuk bola seukuran pingpong kegelapan di atas tangannya. "Ayolaahhh." Sharley mengeluarkan kekuatannya lebih, sekat pembatas mulai robek setengah. Dia menjangkau elemen kegelapan dan mempertahankan robekan pembatas. Kegelapan mengalir keluar dari pembatas seperti air, membuat bola makin membesar.
Napas Sharley terengah-engah. Bola kegelapan menjadi seukuran voli. Masih ada sisa elemen yang harus dikeluarkannya. Tapi sekat sialan itu berusaha menutup usahanya.
"Argh!" Bola kegelapan meledak, setengah isi kamar pun menjadi berantakan karenanya. Pembatas berhasil menutup, Sharley kalah. Untuk yang kesepuluh kalinya.
Dia menatap lingkaran sihir yang berpendar, terengah-engah. Sekujur badannya loyo. Hidungnya kembang kempis dengan kesal. Dia mau berteriak, tapi takutnya malah menarik perhatian dari luar kamar. Dia mengamati sekitar, barang-barang jatuh dari tempatnya, lemari pakaian terbuka lebar dan baju-bajunya berserakan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternal Country (2): The Secret's of the Hatrany (√)
FantasyHatrany adalah kaum terendah di Negeri Hyacintho. Mereka dijadikan budak, sering disakiti baik secara fisik maupun mental. Mereka selalu dipandang rendah, diperlakukan layaknya binatang. Sebagian kaum-kaum lain pun tak ada yang mau menolong mereka. ...