Mereka menyusuri halaman mansion yang seluas setengah lapangan bola. Mansion itu berlantai tiga, terbuat dari kayu dan granit. Beberapa werewolf tampak di halaman depan, saling bercengkrama atau berlatih. Mereka menundukkan badan ketika Sharley dan kawan-kawannya lewat. Salah satu werewolf bergegas ke dalam, memberitahu pimpinan mereka, Cliff.
Selama perjalanan, Sharley terus bertanya-tanya dalam hati siapa yang sebenarnya disukai oleh Asher. Selama ini Asher tak pernah menunjukkan ketertarikan lebih terhadap perempuan. Fansnya memang banyak, tapi Asher bahkan tak peduli pada mereka.
Juga tak ada yang berani untuk mengiriminya surat cinta, cokelat, buket bunga, atau apalah itu. Posisinya adalah pangeran, itu artinya semua orang tak bisa memperlakukannya seperti idol penyanyi atau aktor. Mengiriminya surat cinta sama saja dengan tak menghormati Asher sebagai pangeran.
Sharley belum pernah melihatnya dekat dengan perempuan selain dirinya. Jangan-jangan Asher gay?! Woy, pemikiran macam apa itu? Tidak-tidak. Menyingkirlah wahai pikiran durjana. Jangan membuatku berprasangka buruk, monolog gadis yang rambutnya terurai itu.
Dia mengibas-ngibaskan tangan di kepala, pergerakan itu sontak membuat kedua pengawal keheranan tapi tak berani bertanya langsung. Mereka meletakkan pegasus-pegasus ke dalam kandang kuda.
Guna mengalihkan pikirannya, Sharley memilih bercakap-cakap. "Bagaimana kabar kawanan selama kami tidak ada, Elora?" tanyanya.
Elora sepertinya habis melamun, karena dia tersentak mendengar Sharley bertanya. Dia kelihatan canggung sekali berada di antara mereka. "Baik-baik saja, Tuan Putri. Kami diterima oleh kawanan-kawanan lain dan membangun relasi dengan mereka. Tapi tentu ada beberapa rogue yang tidak terima dengan keberadaan kawanan baru dan menempati pinggiran hutan ini."
"Rogue?" Sharley pernah mendengar sebutan itu, tapi lupa apa maksudnya. "Mereka adalah serigala liar yang tak memiliki kawanan. Sudah menjadi pekerjaan mereka menghancurkan kawanan-kawanan lain atau pack, tapi tak semua rogue begitu," jelas Asher.
"Tidak perlu khawatir, kami bisa mengatasi mereka." Elora membuka pintu masuk dan menemukan Cliff beserta dua Werewolf di undakan tangga sebelah kiri ruang tamu depan.
"Ya, aku yakin kalian bisa," kata Sharley.
Cliff mendekat, ia lebih kekar dibanding yang terakhir kali Sharley lihat. Tingginya tambah tiga senti, otot-ototnya membesar dan menjadikannya mirip dengan petinju. Dan tangan kirinya, oh, itu bukan tangan biasa. Melainkan tangan logam buatan.
Sharley masih ingat betul, ketika Persee memotong tangan kiri Cliff. Dulu, ketika sadar, Cliff sama sekali tidak menjerit atau menangis sesegukan. Justru ini yang dia katakan.
"Aku sangat terhormat bisa bertarung bersama denganmu, Tuan Putri Sharley. Bahkan jika aku harus kehilangan tanganku dan menjadikanku pemimpin yang tidak sempurna."
Sharley sangat tersentuh atas perkatannya, untung tidak mewek. Dia juga terhormat bisa bertarung bersama-sama dengan semua rekannya, termasuk Cliff yang dulu membencinya.
Sebagai balas budi, Sharley rela mencari kurcaci yang bisa membuat tangan logam buatan. Tak butuh waktu lama, salah satu kurcaci menyanggupi permintaan Sharley. Tangan buatan itu indah, terbuat dari logam emas. Tanpa ada sentuhan perak karena itu bisa melukai Cliff. Kurcaci itu dibayar dengan sangat mahal yang cukup untuk biaya penghidupan selama setahun.
Agak janggal juga melihat Cliff dengan tangan palsu itu dan Cliff pun belum sepenuhnya nyaman. Namun guna menghormati Sharley, Cliff berusaha bersikap senyaman mungkin.
"Saya memberi hormat kepada Tuan Putri Sharley beserta teman-temannya. Senang bertemu dengan kalian." Dia membungkuk dengan topangan satu kaki. Sharley meringis, dia masih saja tak terbiasa diperlakukan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternal Country (2): The Secret's of the Hatrany (√)
FantasyHatrany adalah kaum terendah di Negeri Hyacintho. Mereka dijadikan budak, sering disakiti baik secara fisik maupun mental. Mereka selalu dipandang rendah, diperlakukan layaknya binatang. Sebagian kaum-kaum lain pun tak ada yang mau menolong mereka. ...