XX : Katanya dia Menyukai Aroma Sharley

621 140 14
                                    

Elozeir Savelarius turun dari Pegasus. Laut terhampar di depannya, suara debur ombak terdengar nyaring di telinga. Air laut memantulkan cahaya bulan sabit, langit bersih tanpa awan. Burung hantu memperhatikan dari dahan pepohonan, ditemani oleh armadillo yang belum tidur.

Lunn berada di sampingnya dengan mengenakan jubah. Meski musim panas, malam ini tetap dingin. Ditambah posisi mereka di pesisir pantai. Tujuh anggota Pasukan Malam ikut serta pada malam ini, dengan kedok samaran dan tak menggunakan seragam pasukan. Baginda Aldrich mengutus mereka setelah mendapat surat darurat dari para penjaga laut perbatasan.

Para penjaga laut, mereka sudah menunggu. Eloz kenal salah satu dari mereka, Demon albino yang merupakan teman Sharley. Duran Osyn. Seperti yang diceritakan, Duran sangat unik karena albinonya. Kaum Demon cenderung menyukai warna gelap, tapi Duran dilahirkan albino. Sebuah takdir mengejutkan.

Duran memberi kesan pada Eloz kalau dia tipe ambrivet tapi ingin segera pergi dari sini karena mengantuk. Maklum saja, ini sudah jam sebelas. Sebentar lagi tengah malam, tapi mereka malah disibukkan hal begini.

"Kami memberi hormat pada panglima Pasukan Malam, Elozeir Savelarius," sapa Duran. Rekan-rekannya pun menunduk hormat.

Eloz membuka-tutup tangan yang bersarung tangan. " Kalian tak perlu bertingkah formal. Jadi, aku akan langsung ke tujuan saja. Apakah ini mayat yang kalian temukan?"

Sebuah kantong mayat berwarna hitam tergeletak di samping penjaga laut perbatasan. "Benar, panglima. Kami menemukan ini di dekat batu karang tadi sore, perkiraan kematiannya kemarin, sudah ada serangga dari sekitar yang menggerogoti tubuhnya," jelas Elias, sang pimpinan penjaga.

"Dan tanpa kepala?" sahut Lunn. Elias mengangguk. "Kami tak bisa memastikan ini tubuh dari kepala serigala kemarin. Kita harus mengetesnya dengan darah. Apakah masih ada darah tersisa di kepala serigala?" jawab Duran.

"Hanya tiga tetes. Mayat Elf menyisakan dua tetes saja. Tapi kita bisa mengidentifikasi dengan kekuatan Werewolf." Werewolf memiliki kekuatan yang bisa mengidentifikasi mayat tak dikenal, bahkan jika mayat kehabisan darah. Werewolf tinggal mengendus dan menjilat sedikit mayat, kemudian melaporkan hasilnya.

Selanjutnya profesor, dokter, dan tim pencari mendatanya dan mencari keluarga yang memiliki DNA sama.

"Buka kantongnya," perintah Eloz pada Lunn. Lunn membuka kantong mayat, seketika menampakkan mayat serigala betina tanpa kepala. Eloz melihat lebih teliti, barangkali menemukan sesuatu. Tapi tak ada. Bulu serigala ini sama persis dengan bulu kepala serigala, jadi bisa saja mereka memang sepasang. Bau anyir nan busuk menguar karena umur mayat ini sudah sehari tanpa dikremasi.

Kepalanya dikirim ke istana. Badannya dibuang di batu karang. Siapapun yang melakukan tindakan keji ini, pantas mendapat siksaan hidup-mati.

Selanjutnya menyusul Demon, vampir, blaster, dan Mezcla. Ini sangat keterlaluan. Ditambah nyawa Tuan Putri sedang terancam. Kejadian tadi siang, apakah pelakunya sama dengan pelaku kasus pembunuhan? Eloz dibuat pusing dengan masalah ini. Dia harus berpatroli siang-malam tanpa kenal waktu. Keamanan istana pun diperketat berkali-kali lipat sejak percobaan pembunuhan Sharley.

"Baiklah, kami akan membawa ini ke lab. Kami akan mengirim surat pada kerajaan lain kalau ditemukannya tubuh Werewolf tanpa kepala. Dan juga sepertinya rapat darurat akan dilaksanakan sebentar lagi, pihak kami akan mengirim surat resmi," jelas Eloz. Elias dan Duran mengangguk paham.

"Situasi benar-benar tidak stabil, panglima. Kita harus menyatukan kekuatan antar-kerajaan. Aku harap masalah ini segera selesai dan pelakunya cepat ditemukan. Aku merasakan teror di mana-mana. Semua warga ketakutan meski pihak kerajaan berusaha menenangkan," tutur Elias.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang