XV : Putri Kerajaan Terbandel

679 138 8
                                    

"Kau mendengarkan telepatiku?" Sharley bertanya, menatap bubur dengan tak berselera. Akibat perut ditikam dan masih ada sisa racun di tubuh, dia harus rela makan yang lembut-lembut saja. Tidak boleh makanan pedas, terlalu panas, dan tetek bengeknya. Bubur diletakkan di atas meja kecil di depannya.

Asher yang duduk di sofa depan ranjang mengangguk. "Saat itu, aku sudah setengah tidur. Tapi aku masih mendengarnya, jadi aku segera ke kamarmu. Setibanya di sana, aku sudah melihatmu dalam keadaan ditikam. Kondisimu sekarat waktu itu, tapi masih bisa diselamatkan. Terlambat sedetik saja, kau pasti tidak bernyawa lagi."

Sharley menghela napas berat. Setengah hari lalu dia bahkan tak bisa menggerakan badan. Sekarang dia sudah bisa duduk. Memang, darah Mezcla berusaha memperbaiki tubuhnya. Kecepatan renegenasi bertambah cepat dibanding setengah tahun lalu karena kekuatan Sharley yang terus diasah. Mungkin dalam beberapa bulan ke depan, renegenasi mencapai puncak tertingginya. Luka akibat jatuh langsung sembuh tanpa menggunakan sihir. Sharley tak tahu itu harus disebut mengagumkan atau mengerikan. Kelebihan seorang Mezcla bukan main.

Sekujur tubuh sekarang tak sesakit setengah hari lalu. Luka tikam di perut dan bekas cekikan juga mendingan. Menurut dokter, Sharley bisa sembuh dalam waktu lima hari asalkan istirahat total, rajin minum ramuan, dan asupan nutrisi cukup. Sharley paling tak suka saat minum ramuan. Karena, jelas, rasanya pahit. Tapi kalau tidak diminum, dia takkan sembuh-sembuh.

Cleon berbaring seenak jidat di sofa panjang sebelah Asher. Sepatu boots masih terpasang di kakinya, hanya jaket yang dilepas. Menyisakan kaus berlengan pendek yang cocok untuk musim panas dan celana belel.

"Bagaimana hasil penyelidikan kalian?" Sharley menyuap sesendok bubur. Rasanya di lidah begitu hambar, membuatnya tak nafsu makan. Pasti ada yang salah dengan indra pengecapnya. Tapi dengan adanya Asher dan Cleon, Sharley setidaknya merasa nyaman. Dia tak dihantui oleh bayangan percobaan pembunuhan kemarin malam seperti mimpi selama tidur atau halusinasi tadi.

Baru kali ini, Sharley sangat cemas. Halusinasi itu merupakan salah satu efek samping dari racun.

"Penyelidikan menemui kesusahan. Pembunuh kemarin masuk lewat pintu kamar, bukannya jendela. Lagipula jendela sudah terkunci rapat, Lettice menyakinkan itu. Tapi tidak dengan pintu karena memang biasanya kau tidak mengunci pintu dari dalam. Jadi, ada kemungkinan kalau pembunuh itu menyamar menjadi seorang dayang saat siang hari. Saat malam, dia mungkin berdalih sesuatu ketika bertemu dengan penjaga paviliun. Begitu sampai di kamarmu, dia merubah pakaiannya supaya tidak dirucigai sebagai dayang, masuk dan mencekikmu.

"Saat aku datang, dia langsung menghilang pergi. Kejadiannya begitu cepat sampai aku tak memperhatikannya. Aku kalut melihatmu sekarat. Sekarang, kami sedang menyelidiki tentang pelayan atau orang lain siapa saja yang masih bangun waktu itu. Penjaga paviliun berkata mereka bertemu dengan dayang mungil yang ciri-cirinya cukup mirip dengan penjelasanmu tadi pagi. Tapi sekarang dia menghilang entah ke mana. Jadi, kami memburunya."

Sharley memakan suwiran ayam yang terasa sama hambarnya. Menatap Cleon yang asyik memakan macaron membuat Sharley harus menelan ludah. Dia juga mau macaron.

"Ah, begitu ya." Sharley dengan lesu menyuap bubur lagi. Setelah ini, dia harus minum ramuan.  Pastinya ada jeda sebentar untuk waktu makan dan minum ramuan.

Ngomong-ngomong, apakah Asher dan Cleon semarah itu melihatnya sekarat? Sharley tak bisa membayangkannya. Cleon bukanlah tipe kakak posesif. Ketika Sharley terluka pun, dia bereaksi biasa saja. Yang jadi pertanyaannya adalah Asher. Pangeran yang selalu tenang itu marah karena melihat rekan perempuan satu-satunya sekarat? Sulit dipercaya.

"Asher, makasih sudah menyelamatkanku."

"Bukan masalah, sudah menjadi tugasku untuk melindungi temanku." Asher memutar stik panjang yang sejak masuk tadi sudah dibawanya.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang