XXX : Vilita Menyembunyikan Sesuatu

608 118 4
                                    

Ilnori melangkah dengan pasti, sepatunya menimbulkan suara ketika bersentuhan dengan lantai keramik. Sudah lama ia tak berada di istana ini, tapi semuanya terlihat sama di matanya. Tidak ada yang merubah.

Istana ini tetap bercat krem, dengan pilar dirambati tumbuh-tumbuhan. Vas bunga-bunga berjejer di setiap sudut, menebarkan aroma menyejukkan yang tak sebegitu menyenangkan bagi Ilnori. Dia mengalami alergi serbuk bunga.

Istana induk dan paviliun-paviliun memang sengaja diletakkan berbagai jenis tanaman. Sudah menjadi ciri khas Mardiem sejak dahulu. Setiap saat, para pelayan dan tukang kebun lebih disibukkan dengan memindahkan bunga, memangkas pohon-pohon hias, dan lain-lain.

Selepas keluar dari Gunung Wintergrass, Ilnori tak langsung ke istana. Dia menginginkan hidup damai lebih dulu dengan menganggur. Tapi apalah dikata. Seseorang mengenalinya dan melapor pada pihak istana. Keesokan hari, surat berstampel lambang Mardiem tergeletak di meja kamarnya.

Ilnori tak mau mengambil kembali jabatannya sebagai panglima, tapi Raja Virgil memaksanya karena menilai panglima baru tidak kompeten. Akhirnya, ia menerima jabatan panglima dengan terpaksa. Padahal Ilnori berniat untuk bekerja sebagai wirausahawan.

Bukan apa-apa, tapi Ilnori merasa tidak nyaman berada di bawah pimpinan keluarga Vilita. Perasaan itu dirasakan ketika sudah menjabat selama dua bulan. Semua orang tahu kalau keluarga Vilita adalah ular yang sangat berbahaya. Dan Ilnori merasakannya.

Mereka selalu menggagas tentang berkuasa atas seluruh negeri, merampas wilayah-wilayah kerajaan lain, dan menghabisi kaum Mezcla. Bagi mereka, kaum Mezcla adalah penghalang dan bersombong karena menduduki kaum tertinggi. Singkatnya, mereka cemburu.

Itu gila. Mereka ingin menghabisi Mezcla hanya karena cemburu.

Pemikiran dangkal macam apa itu? Sebagai kaum Demon yang biasanya jahat dan kejam, Ilnori merasa Demon tak ada apa-apanya dibanding mereka.

Ilnori menengadah ke langit-langit. Dia menyesal karena telah menjadi panglima atas keluarga selicik Vilita. Itulah kenapa ketika terikat oleh Gunung Wintergrass, dia sangat senang. Dengan begitu, dia tak perlu lagi mendengar rencana-rencana licik dan kekejaman Vilita. Asal kalian tahu, mereka tak segan-segan membunuh siapapun yang menghalangi jalan mereka.

Tetapi, Ilnori menyembunyikan kesenangan itu. Dia bertindak seolah-olah ingin keluar dari gunung supaya tak menimbulkan curiga pada Duran dan Starri. Dia cuma ingin membantu mereka, tapi pada dasarnya tak suka jika harus kembali ke istana. Tempat yang bagaikan neraka.

Ya Dewa, bagaimana aku bisa lepas dari posisiku? Aku sangat tidak nyaman. Aku takut terlibat dalam rencana jahat mereka. Ilnori mengacak rambutnya. Dia takut hal itu terjadi, ketika Vilita memutuskan untuk menjalankan rencana mereka. Dengan sejuta kelicikan, mereka bisa bertindak tanpa diketahui.

Lupakan sumpah bertahun-tahun yang lalu. Vilita tetaplah Vilita. Keluarga yang menginginkan kekuasaan penuh di Negeri Hyacintho.

Masalahnya, tak ada orang luar yang mengetahui hal ini. Mereka semua disuruh untuk bungkam jika tak ingin keluarga dihancurkan.

Mari lupakan ini sejenak. Aku harus bertemu kapten untuk bertanya tentang mayat Demon itu. Ilnori berbelok ke lorong selanjutnya, menuju ruangan kapten yang berada di bangunan sebelah istana ini.

Ilnori melewati ruang kerja Raja Virgil. Dia berhenti sejenak ketika menyadari pintu terbuka sedikit. Anggota keluarga Vilita ada di sana, berjumlah enam. Raja, ratu, satu putra dari ratu, serta satu paman dan satu keponakan. Tak ada selir-selir dari Raja Virgil. Sebenarnya anak Virgil ada banyak, tapi yang diakui sebagai pewaris tahta hanya anak dari ratu. Yaitu Haintz. Anak yang kegemarannya main judi tapi mendapat peringkat pertama di akademi kerajaan.

The Eternal Country (2):  The Secret's of the Hatrany (√) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang