Bab 30 (Re Post)

2.7K 133 9
                                    

Musuh dalam selimut bagai mencari jarum di tumpukan jerami. menusuk dari dalam namun tak tahu keberadaannya.

- Author

.

.

.

.

.

.

.

.

--------

" saya yakin beliau gak ngelakuin ini, saya akan buktikan bahwa semua argumen kamu salah" kata Ustadz Ali menggebu

dahi Najwa berkerut bingung " emang wanita itu siapanya Ustadz? kenapa Ustadz sampai segitunya membelanya?"

" wanita itu adalah....."

--------

Author POV

" Drrtttt..." getaran ponsel memutus ucapan Ustadz Ali dan membuat Najwa menggeram kesal. Ustadz Ali melirik sekilas nomor yang menghubunginya lalu menghela nafas lantas mengangkat telpon itu sambil berlalu meninggalkan Najwa.

Najwa akhirnya mau tak mau menunggu Ustadz Ali di kantor karena memang hari ini sekolah sedang libur setelah kejadian kemarin dan hanya terlihat beberapa guru yang sibuk mengerjakan tugas mereka disini. 

sedangkan di sisi lain, setelah Ustadz Ali melihat nomor yang menghubungi itu dia berjalan menjauh menuju parkiran sekolah lalu mengangkat telpon itu yang ternyata dari ibundanya.

" Assalamualaikum bunda... apa kabar? tumben telpon ada apa?" tanya Ustadz Ali

" waalaikumsalam Nak, alhamdulillah bunda sehat emangnya ndak boleh ya telpon kamu?" tanya bunda Ali

" alhamdullilah kalo bunda sehat, tumben aja biasanya kan cuma chat Ali bunda lagi ada masalah? atau mikir sesuatu?" tanya Ustadz Ali sopan

" ndak kok Nak, bunda lagi kangen aja sama suaramu kayak mendiang ayah kamu" suara Bunda Ali sedikit bergetar

" bunda, ayah sudah tenang disana, lagian ini udah kelewat 6 tahun semenjak kematian ayah bukannya dulu dulu bunda nggak secengeng ini? kok jadi mellow gini sih? ada sesuatu yang bikin bunda ingat kah?" tanya Ustadz Ali

" hah... iya tiba tiba bunda rindu ayah kamu coba aja kecelakaan itu nggak terjadi mungkin keluarga kita masih lengkap Nak" kata bunda Ali

" bunda... hidup dan mati seseorang itu sudah diatur oleh Allah kita nggak sepatutnya menyesali hal itu. bukankah ayah sendiri selalu mengingatkan kita bahwa hidup di dunia itu sementara sehingga harus selalu berbuat kebaikan" kata Ustadz Ali lembut

" tapi bundamu ini sudah melakukan dosa Nak, dan sekarang bunda menyesali hal itu" kata bunda getir

" pintu taubat Allah selalu terbuka lebar bagi hambanya yang butuh pengampunannya kok bun" kata Ustadz Ali " oiya katanya bunda mau kenalin Ali sama calon ayah baru Ali? kapan bunda mau ngenalin? tanya Ali mengubah topik pembicaraan

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang