Bab 43 (Repost)

2.1K 138 14
                                    

People will dissapear in time, mungkin itu kata yang cocok saat ini.

seperti matahari yang meninggalkan langit, dan bulan yang meninggalkan kegelapan.

sama seperti kita.

tapi, kamu bukan matahari bukan juga bulan. kamu adalah teman, sahabat, dak kekasihku.

aku sering bertanya tanya, apakah matahari mengucapkan selamat tinggal kepada siang? dan mengapa mereka mampu dan kuat melakukan perpisahan yang terjadi berulang kali itu? padahal, aku saja yang kehilanganmu bak hidup di dunia tanpa oksigen.

apakah mereka bosan? apakah mereka akan kuat? atau apakah mereka tahu bahwa memang itu takdir mereka?

andai aku bisa merubah takdir dan memutarbalikkan waktu. tapi, apalah dayaku yang hanya bisa mengingatmu sambil terduduk diam di sini. meratapi cerita cerita lama kita yang mungkin akan kuhapus begitu saja. atau bahkan mungkin aku tak kuasa.

aku sadar kita pernah saling asing dan kemudian kembali asing, namun kali ini dengan berjuta memori yang tak kuasa kupanggul seorang diri.

- Tsawa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ustadz Fajar POV 

Flashback On


Aliya, wanita yang sudah membuatku jatuh hati itu mulai naik ke panggung untuk sambutan. aku bertepuk tangan dengan meriah yang ternyata dilihat olehnya. aku bangga memiliki calon istri yang luar biasa itu, bukan hanya kepribadiannya yang cantik namun juga kecerdasannya yang menambah kecantikan itu dan aku beruntung, Allah memberiku dirinya di sisiku.

saat dia sudah mengucap salam dan aku sudah menyiapkan telinga baik baik untuk mendengarnya berpidato ponsel di genggamanku bergetar. kulirik sekilas dan ternyata ada pesan masuk, aku mengabaikannya dan kembali menyimak kekasihku itu. sayangnya kali ini yang aku terima adalah telpon jadi mau tak mau aku melihatnya dan ternyata dari kedutaan mesir.

sontak saja aku bangkit lalu keluar dari ruangan sambil mengangkat telponku dengan harapan semoga Aliya tak melihatku keluar karena nantinya ia akan salah paham mengira diriku tak mau mendengar pidatonya. ternyata kedutaan memintaku melengkapi berkas ke jakarta hari ini juga karena untuk keberangkatan sebulan lagi itu terlalu mepet jika mengulur waktu.

aku menyanggupi permintaan itu dan segera memesan tiket ke jakarta dengan keberangkatan siang ini. aku buru buru ke apartemenku dan membereskan barang yang perlu kubawa lalu segera berangkat ke bandara. aku tak memikirkan apapun kecuali segera menyelesaikan berkas ini dan bisa mengajak Aliya berangkat ke sana setelah pernikahan kami.

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang