.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
setelah adegan maaf maafan itu, semua orang kembali bubar ke kediamannya masing masing. begitupula ustadz unch dengan aliya yang statusnya pengantin baru itu tak sabar menghabiskan malam bersama terkhusus ustadz unch.
mobil yang dikendarai ustadz unch melaju menuju apartemen ustadz unch, tempat yang akan aliya gunakan kedepannya sebelum berangkat ke mesir. yah itu cukup singkat karena pastinya akan disibukkan dengan mempersiapkan barang barang selama tinggal disana.
sampai di lobby apartemen, setelah memarkirkan mobilnya, keduanya pergi ke apartemen ustadz unch. untunglah saat ini sudah terlalu larut kalau tidak mungkin aliya akan dijadikan pusat tontonan para penghuni apartemen ini karena masih menggunakan pakaian pengantin lengkap.
apartemen ustadz unch terletak strategis yaitu dekat dengan taman sehingga mudah mencari udara segar. begitu masuk nuansa abu abu menyapu mata aliya. apartemen ini identik dengan warna abu abu yang mungkin warna kesukaan ustadz unch dan aroma pewangi ruangan yang detik itu juga aliya jatuh cinta pada wanginya.
ruangannya tak terlalu mewah namun berkelas, sangat cocok dengan kepribadian ustadz unch. aliya masuk ke ruangan itu dan segera menuju kamar mandi. dirinya telah gerah dan kelelahan membawa baju pengantin yang berat ini.
sesaat ia abai bahwa saat masuk kamar mandi ia bahkan tak membawa kain sehelaipun dan baru menyadarinya saat telah selesai mandi dan mencari handuk.
" ustadz unch..." panggilnya ragu
ustadz unch yang masih menata barang barang mereka menoleh ke sumber suara " kenapa zawjaty?"
di kamar mandi wajah aliya sedikit memerah malu " itu ustadz, aliya lupa gak ambil baju sama handuk tadi hehe. ustadz bisa ambilkan nggak? baju terserah deh pokok buat santai." kata aliya
ustadz unch menyunggingkan senyum diwajahnya yang tak dilihat aliya. senyum licik " kalo saya khilaf gimana zawjaty?"
" ih ya gaboleh lah, udah cepetan ustadz... aliya kedinginan nih." kata aliya
ustadz unch tersenyum samar lalu menyiapkan permintaan aliya, teringat sesuatu ia bertanya " ini zawjaty ndak butuh pakaian dalam? kalau iya sekalian aja. kasih tahu dimana tempatnya." kata ustadz unch
aliya memerah sekarang, bagaimana bisa ustadz unch berbicara barang milik wanita dengan enteng tanpa merasa sungkan " eeh.. ii..ya ustadz sekalian hehe." aliya gagap
terdengar gelak tawa ustadz unch disana " saya tebak kamu lagi blushing di sana."
" ih apaan sih ustadz, udah ah cepetan aliya kedinginan nih beneran." kata aliya jengkel namun wajahnya merah malu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
RomanceRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...