Bab 59 (Repost)

2.3K 196 91
                                    

 " adakalanya memang kita tak ditakdirkan bersama selamanya namun hanya sementara untuk kemudian menjadi masa lalu dan pemberi pelajaran berharga."

- Author

.

.

.

.

.

.

.

.

.

sudah lama sekali ustadz unch belum kembali ke apartemennya. banyak alasan yang membuatnya tak kembali salah satunya pemikiran yang menganggunya kala ini dan takut jika melihat aliya dirinya akan goyah. selama itu pula ustadz unch terus melakukan istikhoroh yang hasilnya selalu sama.

ragu, iya pasti. mimpi itu meluluhlantakkan segala macam sanggahan terhadap apa yang ia rasakan tapi jika itu petunjuk allah mau bagaimana lagi? 

setelah memantapkan hatinya ustadz unch mengobrol dengan ibunda delisa tentang hasil istikhorohnya.

" bunda, fajar harus bertemu aliya dulu untuk memastikan sesuatu. izinkan fajar pulang terlebih dahulu ya bunda." kata ustadz unch

ibunda delisa meragu " apa nduk fajar berjanji akan kembali?" 

bismillah " insyaallah bunda, hanya allah yang tahu rencana kedepan dan fajar tak berhak berharap." kata ustadz unch lalu mencium tangan bunda delisa dan meninggalkan ruangan rawat delisa untuk pulang ke apartemennya.

ustadz unch masuk ke apartemen dan mendapati apartemen dalam keadaan sunyi dirinya bertanya tanya bukankah biasanya ada istrinya yang akan menyambutnya? kenapa sekarang tidak ada tanda apapun.

hatinya berdetak kencang saat satu pemikiran melintas. aliya pergi. bak dipukul beribu tangan ustadz fajar berlari ke kamar dan mendapati kamar kosong, melihat lemari yang nyatanya tak menemukan pakaian aliya sama sekali. 

ustadz unch berputar putar ke sekeliling apartemen barangkali aliya sedang main petak umpet. sayang seribu sayang dirinya harus menelan pil pahit ketika menyadari aliya telah pergi. tanpa pemberitahuan apapun bahkan biasanya jika di novel novel seseorang yang pergi akan meninggalkan sepucuk surat perpisahan namun aliya tidak.

frustasi, jelas saja. namun ustadz unch tak menyerah dirinya mencoba menghubungi ponsel aliya yang ternyata mati. menelpon mertua dan abang aliya namun panggilannya di tolak. satu hal yang terlintas. ustadz unch harus mengejar aliya atau kehilangan lagi.

tak banyak yang dibawa karena dalam kondisi serba terburu buru bahkan ustadz unch tak sempat berganti baju dan makan lagi untuk segera menyusul aliya yang sayangnya sudah pergi lama. ironis memang disaat seseorang telah pergi dari hidupmu kamu baru mencarinya dan membutuhkannya.

di indonesia, tanpa ba bi bu lagi ustadz unch pergi ke rumah orangtua aliya. untunglah pintu masih terbuka untuknya mungkin karena umi mengiba pada kondisinya yang sudah seperti orang gila mencari aliya.

" assalamualaikum umi, ijinkan fajar bertemu aliya umi." kata ustadz unch memohon

umi membuka pintu dan mempersilahkan ustadz unch masuk, mata umi sembab ntah karena apa " masuk dulu nduk." lalu setelah mempersilahkan umi memberi sepucuk surat " ini titipan aliya baca dulu ya nduk baru umi akan jelaskan."

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang