Kenapa sih kok tingkahmu mirip dia jangan jangan kamu duplikatnya
- Aliya
Mohon Tinggalkan JEJAK, walau cerita TELAH TAMAT!! kalo ada TYPO KOMEN!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ternyata buku itu malah dibawa oleh orang yang tadinya kukira akan membantu. Spontan saja aku menarik lengannya bermaksud menahannya dan ketika dia menolehkan wajah ternyata itu adalah Syahrial.
" Eh Ri, balikin bukunya sini aku duluan yang mau ambil eh kamu malah nyerobot aja." Kataku sambil berusaha mengambil buku dari genggamannya.
" Mana ada, aku yang ambil duluan kok berati buku ini punyaku lah, walaupun kamu berusaha ambil tapi yang dapet kan aku." katanya sambil meledekku.
Aku naik pitam lalu kunaikkan suaraku " AKU ITU UDAH MAU AMBIL TAPI GAK NYAMPE, NGALAH KALI SAMA CEWEK!!" lalu aku menyadari bahwa aku diperhatikan beberapa pengunjung dan aku meringis malu.
" Yaudah lah ya selow selow, gausah nge gas kayak mau balap liar aja."
Aku mengulurkan tangan ke arah Syahrial " Sini mana bukunya, balikin!"
Dia menggelengkan kepalanya dan melangkahkan kakinya ke kasir, sebelum ia membayar aku langsung merebut bukunya tapi ternyata dia gesit sehingga buku itu dapat terselamatkan.
" Sini bukunyaaa, aku kan yang mau ambil kenapa jadi kamu yang dapat sih" kataku. Dia tak menghiraukanku dan melanjutkan pembayarannya.
Dih apaan sih, kan aku yang nemu duluan. sifatnya kok mirip dia sih sama sama jahat Batinku. Dan karena kesal aku membuntutinya bak anak itik dengan induknya dan merengek dibelakangnya. Dia terlihat mulai risih dengan perlakuanku, akhirnya dia menyerah dan membalikkan tubuhnya lalu menghadapku
"Al, plis deh jangan kayak anak kecil, liat deh orang orang merhatiin aku, ngehakimi banget pandangannya." aku malah tersenyum senang karena dia tak mengabaikanku, entah kenapa sifatnya hampir mirip Ustadz Unch.
"Idih malah senyum lagi, tambah kelihatan gilanya." katanya mengejekku.
Aku cemberut " Apaan sih, ini kan gara gara kamu, salah sendiri beli bukuku." jawabku.
Dia hanya melengos tak peduli lalu berjalan lagi, ternyata dia mampir ke food court kayaknya mau makan. Aku tetap setia membuntutinya lalu terlihat siluet Umi di slaah satu kursi disana. Umi menoleh ke kanan kiri seperti berusaha mencari seseorang dan benarlah ternyata Umi mencariku, tepat saat mataku bertemu dengan mata Umi, Umi melambaikan tangannya dan mengajakku duduk disana.
Aku melambaikan tanganku pula ke umi dan karena aku terlalu fokus pada Umi, aku jadi kehilangan jejak Syahrial yang sudah tenggelam dalam keramaian orang di food court ini. Mataku mencari cari sosok yang seperti syahrial sayangnya ia benar benar hilang. Kayaknya dia ngambil kesempatan saat aku lagi gak focus deh jadi kesel.aku akhirnya menghampiri Umi yang sedari tadi menungguku. maafkan anakmu ini Mi karena membuatmu menunggu, batinku.
Kenyang sudah perut ini, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari mulai sore dan tubuh rasanya pegal karena dibuat berkeliling keliling mall sebesar itu. Tiba dirumah Umi membongkar belanjaannya dan menyadari bahwa aku pulang tanpa membawa apapun.
" Loh Al, kamu nggak beli apa apa tadi? katanya ke toko buku buat beli buku kok nggak bawa apa apa loh?"
" Anu Mi, tadi ada sedikit masalah jadi buku yang mau kubeli nggak jadi kubeli hehe." Ungkapku sambil tertawa sedangkan Umi hanya geleng geleng mendengar jawabanku lalu melanjutkan aktivitasnya dan tentunya sebagai anak yang berbakti aku membantunya.
Adzan Maghrib berkumandang, aku segera mengambil air wudlu dan pergi ke musholla yang ada di rumah untuk sholat berjamaah bersama Umi dan Bang Ahmad. Selepas sholat kami makan bersama di meja makan. Nggak usah disebutin ya menunya ntar kalian ngiler hehe.
Waktu yang tersisa kugunakan untuk bersantai ria di ruang keluarga sambil nonton tv dan tentunya ngemil, tak lama setelah itu Umi dan Bang Asygil bergabung jadilah kami nonton tv bersama walau tanpa Abah. Dering telepon terdengar nyaring dari kamar Umi, Umi pamit untuk ke kamarnya mengambil hp lalu kembali ke ruang keluarga.
Tiba tiba saja raut wajah umi keruh dan nada suaranya sedikit sendu. Setelah selesai bertelponan umi menghadap ke arahku
" Al." Panggil Umi.
Aku menolehkan wajahku " Kenapa Mi?"
Umi menghela nafas lagi " Besok kamu nggak balik pondok dulu ya, tadi Umi baru izin."
" loh kenapa Mi? nggak lama lagi Aliya ada pemilihan OSIS kalau Aliya nggak ada gimana dong." kataku melas.
" Nggak lama kok Al, sehari aja lusa kamu balik ke pondok." Jawab Umi.
Abang menyahut " Emang ada apa sih Mi? Harus ya Aliya nunda balik pondoknya?"
" Nggak harus sih, tapi nanti yang antar Aliya siapa? kan Abang sama Umi." jawab Umi.
" Emang kenapa sih Mi? Abang bertanya kepo
Umi tak menjawabnya dan meninggalkan kami yang bertanya tanya, ah yasudahlah lihat besok aja, batinku. lalu melanjutkan nonton tv dan akhirnya malah terlelap di ruang keluarga. Sayup sayup terdengar suara membangunkanku menyuruh pindah ke kamar, dengan langkah setengah sadar aku melangkah ke kamar dan melanjutkan mimpi indahku.
Hai hai... ketemu lagi nih sama Author wkwk, ok guys kalo misal kalian nemuin typo di part ini atau part sebelumnya mohon UNTUK COMMENT biar di perbaikin nih sama Author comel ini haha ( pede banget Thor ) so, kalian bisa lebih enak dan leluasa bacanya gak mikir double gara gara typo. Jangan lupa vote dan comment ya.... Karena semangat menulisku itu karena kaliaan asek asek.....
JANGAN BOSEN BOSEN BACA YAAA!! KARENA BANYAK PART YANG BAKAL LEBIH KEREN LAGI DI EPISODE SELANJUTNYA... INGAT TINGGALKAN JEJAK OKE!
See you next part guys Bubyeee😂👍❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
RomanceRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...