walaupun kamu menutupinya serapat apapun, bangkai tetaplah bangkai yg nanntinya akan tercium juga
- Najwa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aliya POV
---------
aku mengenalinya walau wajahnya menunduk, aku tahu dirinya karena beliau adalah salah satu orang terdekatku juga abah dan umi.
---------
" loh, ngapain kamu dateng? katanya udh gak mau ikut campur, mau tobat" kata Ustadz Ahmad melihatnya yang ternyata bukanlah orang yang ia suruh
beliau menoleh ke arah Ustadz Ahmad " hah, emang aku bisa menjamin kamu bisa memperlakukan dia dengan baik ha? belum sehari tapi kamu udah nampar pipinya hingga berdarah! apalagi kalau aku gak datang, siapa yang bakal obatin dia!" marahnya
" aku juga masih punya nulari woi, gak mungkin juga boss liat keadaannya yang kayak gini, bisa mati ditempat aku! lagian aku emang mau obatin lukanya kok gausah sok baik deh! pada dasarnya kamu juga sama kayak aku!" kata Ustadz Ahmad dengan tangan mengepal menahan marah
" terserahlah, udah sono keluar aku mau obatin dia" usir beliau
Ustadz Ahmad keluar dengan wajah masih merah padam menahan marah juga kekesalannya pada beliau. sedangkan beliau menaruh nampan berisi makanan yang ia bawa dan meletakkannya di depanku.
beliau menghela napas " harusnya saya tidak terbutakan dendam Al, maafin tante ya karena sudah khilaf melakukan hal ini padamu. tante tahu tante tak bisa mendapat maafmu karena perilaku tante di luar batas. padahal selama ini kalian baik sekali pada tante. maafkan tante Al" ujarnya sambil menangis
aku menatap pilu beliau, ada luka yang menganga dimata ini, beliau memang bukan dalang utama namun sama saja beliau membantu dalang utama berbuat hal keji ini padaku dan abah. rasa sakit itu nyata ketika kepercayaanku direnggut paksa hanya karena dendam.
aku masih bisu dan berpaling dari wajahnya, rasa sakit hati ini membuatku lelah dan ingn tenggelam hilang dari dunia. memikirkan abah dengan kondisinya itu, memikirkan umi yang selalu setia disamping abah hingga kurus menyapanya, memikirkan abang yang harus banting tulang ektra keras untuk biaya pengobatan abah.
beliau mengusap air matanya lalu keluar sebentar dan kembali membawa kotak P3K. tangannya dengan telaten membersihkan luka di pipiku lalu melepas ikatan di tanganku yang memerah dan memberinya betadine. wajahnya sendu penuh dengan penyesalan namun aku terlanjur marah sehingga maaf ini sulit sekali aku ungkapkan.
selesai merawat lukaku beliau menyuapiku dengan makanan yang ia bawa. awalnya aku menolaknya namun karena akupun tak dapat berbohong bahwa aku lapar akhirnya suapan demi suapan aku terima dari tangannya. habis sudah makanan itu beliaupun beranjak bangkit sebelum keluar beliau berkata.
" tenanglah Al, sahabah sejati akan menemukan sahabatnya yang hilang walau seisi dunia berkonspirasi menghilangkannya." kata beliau
itulah yang menyadarkanku bahwa aku tak sendiri, aku yakin Najwa sedang berjuang mencariku dengan petunjuk yang tak berbekas. namun hatiku bilang Najwa pasti menemukanku entah kapan.
suara pintu tertutup dan tinggallah aku sendiri di ruangan itu. ditemani oleh cahaya lampu dan angin malam yang semilir akupun terlelap dalam tidur lelapku dan menunggu hari esok datang.
paginya, saat aku membuka mata aku dikejutkan oleh kedatangan orang yang lagi lagi tak terduga namun sedikit banyak aku telah menebaknya. beliau adalah kepala sekolah. aku sudah menyadari hal aneh yang terjadi padaku. tentang bagaimana siswa baru bisa menjadi wakil OSIS lalu kejadian ular yang walau aku menebak Ustadz Ahmad yang melakukanya dn ternyata ada dalang diatasnya juga saat pidato itu.
kepala sekolahku ini adalah teman SMA abah dan umi. beliau dulunya sangat dekat dengan abah hingga kuliah dan membangun perusahaan mereka bersama. namun ternyata di tengah pendirian perusahaan kepala sekolah atau aku dulu menyapanya dengan om Bagas itu menghilang tanpa jejak setelah membawa kabur modal pendirian perusahaan itu.
itu adalah titik dimana keluargaku terpuruk. namun abah tak menyerah beliau mengerahkan semua hal yang ia punya didukung oleh umi dan bangkit dari keterpurukan itu lalu berdirilah perusahaan itu dengan sukses.
sayangnya, suatu hari datanglah om Bagas pada abah dan meminta pinjaman, bukan melainkan laba dari hasil saham yang ia miliki di perusahaan abah. abah marah sekali bukankah dia yang mengambil semua modal itu dan dibawanya kabur lalu sekarang datang seenaknya meminta hasil saham yang ia miliki. abah marah sekali lalu mengusirnya tanpa rasa hormat.
" halo Aliya" sapanya ketika mataku bertemu dengan matanya
aku terdiam bisu, lalu ia berkata " sudah lama ya Al, sejak pertemuan terakhir kita di rumahmu dulu. hah dulu om masih ingat bagaimana abahmu mengusir om dari rumah megahnya itu. namun sekarang apa yang terjadi dengan abahmu ha? terbaring tak berdaya di rumah sakit hahaha" tawanya sinis
hatiku perih, kali kedua aku dikhianati oleh rasa percaya itu, om bagas berkata lagi " tahukah kamu Al, mengapa aku begitu dendam? tahukah kamu Al bahwa aku menghilang bukan tanpa alasan dengan membawa modal abahmu itu." dia duduk di depanku lalu melanjutkan " tentu saja kamu tak tahu, bahkan abahmu tak mmeberiku kesempatan untuk menjelaskan mengapa aku kabur dengan semua modal usaha kita. abahmu tak peduli yang ia tahu aku telah menghianatinya. hahaha mana pernah ia peduli pada om selama ini hanya om yang berusaha mengertinya namun ia tak pernah mau mengerti om" kata om Bagas
ia menarik napasnya lalu menceritakan hal yang tak sempat ia ungkapkan pada abah. hal yang ia pendam bersama rasa sakitnya selama ini dan akhirnya melahirkan kebencian pada abah.
HAI SEMUAAA...
oke guys akhirnya aku update wkwk. oiya yg saranin aku buat update pagi maaf banget gak bisa wkwk soalnya ideku tuh muncul pas malem haha.
buat casting aku gak bakal ubah lagi yaaa...
kalian bisa saran untuk ceritaku kedepannya oke. maaf banget yaa🙏🙌
oiya VOTE n COMMENT yaa dan tetep stay tune tunggu aku update okee
makasih banyak buat yg mau VOTE n COMMENT, kalian bener bener best deh😍🙌💕. tolong ug jd SILENT READER jangan cuman baca tinggalkan jejak walau cuman VOTE atau COMMENT satu bab aja😥
SEE YAAA🤞👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
Storie d'amoreRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...