Bab 7 (Re-Post)

6.2K 344 0
                                    

buatlah dirimu terlihat sehingga dia tidak akan berpaling darimu
- Aliya

Mohon TINGGALKAN JEJAK, WALAU SUDAH TAMAT!!!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yang pertama kali ditunjuk untuk membaca visi misi adalah ukhti Diana, lalu akhi Satria, akhi Syahrial dan akulah yang terakhir. Untunglah, sehingga aku bisa melihat visi misi mereka dan memperbaiki kekurangan yang ada pada visi misi mereka.

Setelah kami semua mengucapkan visi misi selanjutnya diadakan rapat mengenai tanggal untuk pemilihan kandidat ketua dan wakilnya. Kami berdiskusi cukup lama melihat banyak pertimbangan agenda agenda kedepannya akhirnya ditentukanlah tanggalnya. Juga sekalian menempatkan para anggota OSIS yang lain seusai dengan passion mereka dan saran dari ustadz/ah.

Akhirnya rapat selesai tepat saat jam pulang berbunyi. lama juga ya meeting kayak gini, batinku. Aku dan Najwa berpamitan dengan teman teman kami lalu pulang ke pondok. Saat kami melewati mading sekolah tertempel dua puisi yang dijanjikan oleh ustadzah adalah puisi terbaik yang ditempel di mading dan dapat tempat dalam majalah sekolah dan salah satu puisi itu adalah punyaku.

Najwa yang lebih dulu menemukannya langsunh berteriak histeris, tak percaya bahwa aku memiliki bakat terpendam menulis puisi. Aku bergabung bersamanya dan menemukan puisiku ada disana, padahal aku membuatnya asal asalan dan tak memiliki niatan menang.

Paginya lagi lagi aku terlambat bangun. Najwa telah bersiap berangkat ketika aku baru saja akan mandi dan akhirnya daripada Najwa telat juga karena ulahku aku menyuruhnya berangkat duluan sedangkan aku segera mandi kilat higga tak sempat mengambil sarapan di dapur.

Hampir saja aku terlambat, untunglah saat aku tiba di depan gerbang demi melihat gerbang hendak ditutup aku berlari kencang mennerobos masuk tak lupa juga aku menoleh dan bilang terimakasih. Pak satpam yang melihat kelakuanku hanya geleng geleng kepala lalu melanjutkan menutup gerbang sekolah.

Huft... leganya baru saja aku duduk di kelas, terdengar namaku dipanggil ke ruang OSIS. Aduh apalagi ini, batinku. Aku masih belum beranjak karena masih mengatur ulang nafasku dan mengistirahatkan tubuhku yang kelelahan berlari sejak tadi. ternyata aku malah dijemput oleh Diana yang mengajakku pergi bersama. Sehingga mau tak mau aku harus segera kesana bersama Diana.

Di ruang OSIS terlihat Ustadz Ali sedang mengatur tata letak kamera, ternyata kami disuruh membaca visi misi sambil di video dan video itu akan ditampilkan di tv setiap kelas. aduh malu banget aku, batinku.

Saat giliranku tak sengaja mataku bertubrukan dengan Ustadz Unch yang saat itu masuk mencari Ustadz Akbar, aku segera memutus pandanganku karena dikode oleh Ustadz Ali untuk segera memulainya.

Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh, selamat pagi semuanya perkenalkan nama saya Canatria Aliyatun Nafisah, bisa dipanggil Aliya. Disini saya akan menjelaskan Visi Misi saya. Visi dan Misi saya adalah menjadikan sekolah ini sekolah yang unggul tidak pada bidang kelimuan saja namun juga akhlaknya, bisa memberikan konstribusi pada agama dan negara, menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang dikenal masyarakat sebagai sekolah percontohan, meningkatkan bahasa yang ada di sekolah sehingga santri bisa menggunakan bahasa dengan baik dan benar. syukron wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Setelah semua kandidat selesai di video, kami membahas program kami kedepannya ketika sudah menjadi OSIS. Akulah orang terakhir yang keluar dari ruangan OSIS karena harus membereskan sampah sampah yang tertinggal, awalnya inti lainnya membantu tapi saat meraka mendengar bel masuk berbunyi mereka satu per satu meninggalkanku sendiri. Setelah bersih aku keluar dari ruangan itu saat akan beranjak suara yang lama tak kudengar menyapaku.

" Aliya." Panggilnya dan aku refleks langsung menoleh benarlah itu Ustadz Unch lama sekali terakhir aku berbincang dengannya.

" Iya, Ustadz ada yang bisa saya bantu?" Jawabku sopan.

Lalu beliau memberiku sesuatu yang dibungkus kresek dan aku menatapnya heran " Untuk saya Ustadz?" Tanyaku

" Iya" setelah itu dia berlalu meninggalkanku.

Apasih gajelas banget. Batinku sambil tersenyum


Hai hai ketemu lagi guys, gimana part kali ini? kalo bosen komentar yaa biar aku perbaikin dan tetep staytune di cerita aku tunggu next episodenya yaa dijamin bakal tambah seru. Buat yang kepo puisi Aliya tunggu aja ntar bakal ada part yang show poem nya Aliya diharap bersabar ya guys hehe.

Jangan lupa vote dan koment as usual aku semangat update berkat vote dan koment kalian. See you yaaa😁😄

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang