MOHON TINGGALKAN JEJAK, WALAU CERITA SUDAH TAMAT!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di kelas, saat aku baru saja duduk di kursi bel telah berdering dan ustadzah masuk lalu memulai pelajaran. Kuletakkan paper bag dari Ustadz Unch di kolong meja dan mulai fokus memperhatikan penjelasan dari ustadzah.
Jam pulang derdering dan pelajaran pun diakhiri. Aku mengeluarkan paper bag dari ustadz unch yang langsung di intipin isinya oleh najwa.
" dari siapa al? isinya apaan?" tanyanya kepo
Aku mengangkat bahu " dari ustadz unch nih gatau isinya apa, takutnya isi bom hihi." kataku
" Hei, gaboleh su'udzon dibuka aja gih, aku juga kepo nih. Oh atau aku aja yang buka siniin" Ucap Najwa sambil berusaha mengambil paper bagnya.
" Sabar aja kali, nih kubuka." kataku sambil membuka paper bagnya, baru saja membukanya Najwa langsung merebutnya
" Wauw, kamu dikasih betadine sama handsaplast nih, emangnya kamu abis jatuh ya?" lalu memeriksa wajah dan tanganku.
Lah kok bisa tahu ya? Ah jadi gagal benci gini ceritanya. batinku
" Lukanya ketutupan kok, ada di siku sama lutut di pondok aja ntar aku kasih tau, mau sore ini ayo cepet balik ntar gak dapet angkot lagi lho." kataku lalu meninggalkan Najwa.
" Ish sahabat macam apa kamu hobinya ninggal orang." lalu Najwa mengejarku.
Hari hari berlalu dan tak terasa aku sudah 3 bulan di pondok, tinggal 9 bulan lagi aku lulus dan mengejar cita citaku yang sempat tertunda yaitu kuliah di luar kota, tepatnya jogja. Di pondok dan di sekolah nggak ada yang spesial, hubunganku dengan Ustadz Unch biasa aja nggak ada kemajuan begitu juga dengan kisah cinta Najwa dengan Ustadz Ali, eh kalau bisa dibilang kisah cinta sih karena mereka tak berinteraksi sama sekali.
Paginya seperti biasanya aku berangkat ke sekolah dan melakukan rutinitas yang biasa aja namun saat istirahat ada panggilan dari ruang kendali sekolah.
Assalamualaikum Wr. Wb Bagi nama yang dipanggil diharap menuju ruang OSIS sekarang juga yaitu ukhti Diana, ukhti Siska, ukti Najwa, ukhti Rania, ukhti Aliya, ukhti Aisyah, akhi Hermawan, akhi Akbar, akhi Lintang, akhi Naufal, akhi Syahrial, akhi Ali, dan akhi Satria. Kami ulangi sekali lagi bagi nama yang dipanggil diharap menuju ruang OSIS sekarang juga yaitu ukhti Diana, ukhti Siska, ukti Najwa, ukhti Rania, ukhti Aliya, ukhti Aisyah, akhi Hermawan, akhi Akbar, akhi Lintang, akhi Naufal, akhi Syahrial, akhi Ali, dan akhi Satria. waktunya hanya 5 menit terimakasih atas perhatiannya Wassalamualaikum Wr. Wb.
Aku dan Najwa yang asyik mengobrol dengan teman teman yang lain saat nama kami dipanggil segera berpamitan dan menuju ruang OSIS yang letaknya di dekat ruang kepala sekolah.
" Kenapa ya kita dipanggil? ke ruang OSIS lagi." Tanyaku pada Najwa.
" Nggak tahu juga, nanti pasti dikasih tahu." Jawab Najwa.
Di ruang OSIS telah banyak murid murid lain yang dipanggil dan sudah berkumpul. ruangan jadi hiruk pikuk oleh pertanyaan petranyaan mengapa kami dipanggil. Lalu masuklah Ustdaz Akbar selaku pembimbing OSIS sekolah dan otomatis ruangan jadi senyap dan perhatian seluruhnya terarah ke beliau.
" Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Oke anak anak saya tahu kalian pasti bingung kenapa dipanggil ke ruangan ini yakan?" Kata beliau.
" Iya pak." jawab kami serempak.
" Begini anak anak, jadi kalian adalah calon calon OSIS kedepannya menggantikan kakak kakak kalian. Selama ini para ustadz/dzah telah memperhatikan kalian mulai dari aklahnya juga nilai kalian dan kepribadian kalian dan hasilnya kalianlah yang dipilih. Namun sebelum itu kami akan mengadakan pemilihan inti OSIS dan nama nama yang dipanggil adalah calon kandidat inti OSIS. Bagi nama yang tidak dipanggil jangan berkecil hati karena menjadi bagian dari OSIS sudah sangatlah keren dan yang dipilih harus menyertakan visi dan misinya untuk sekolah ini." Jelas beliau panjang lebar.
" Baik pak... kami siap melaksanakan amanah." kata Satria lantang
" Oke anak anak nama yang saya panggil maju ke depan dan menyertakan visi dan misinya ya." ada jeda sedikit lalu beliau melanjtukan " Bismillah, akhi Syahrial, ukhti Diana, akhi Satria dan ukhti Aliya, nah bagi yang merasa namanya dipanggil silahkan maju kedepan." kata Ustadz Akbar.
What? Aku nggak salah dengar nih, baru aja pindah udah jadi kandidat inti OSIS padahal aku udah neglakuin pelanggaran telat loh, batinku. lalu kutoleh Najwa yang menyuruhku segera kedepan karena semuanya sudah didepan. Kulangkahkan kakiku kedepan lalu berdiri di sebelah Diana. Lalu Ustadz Akbar menyuruh kami memikirkan visi dan misi kami kedepannya untuk sekolah ini.
Hai hai... Jumpa lagi nih sama akuuh.. kangen gak hehe, tunggu episode selanjutnya yaa bakal rilis cepat kok dan jangan lupa vote dan komen yaa, oke guys kira kira apa ya visi misinya Aliya?? Nantika episode selanjutnya yaa tetap staytune dicerita akuhh dan juga tetep stay home ya guys.. satu lagi komentar dan vote kalian jadi pendukung ku untuk terus menulis, jadi jangan jadi silence readers aja yaa. Terimakasih untuk yang sudah baca+vote apalagi komen😄❤️ jangan jadi silent readers guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
Любовные романыRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...