Bel berbunyi, kelas pun berakhir. Saat Ustadz Unch keluar kelas, aku yang buru buru membereskan buku dan menitipkannya ke Najwa untuk dibawa kembali ke kamar. Sedangkan aku mengejar Ustadz Unch yang ssudah berjalan jauh.
Di kantor Ustadz Unch memberiku sebuah buku tentang pernikahan, sontak saja aku berkata.
"Aduh Ustadz Unchku.. kalau mau nikah sama saya gausah kode kode ih, saya mau kok nikah sama Ustadz." Ujarku sambil cengar cengir.
Dengan wajah datarnya beliau malah berkata " kamu tahu darimana saya mau nikah sama bocah kayak kamu, kepercayaan diri kamu terlalu tinggi, saya gak level sama bocah kayak kamu." Lalu beliau melanjutkan " panggilan macam apa itu yang kamu berikan. Jangan panggil saya seperti itu, tidak sopan." Kata ustadz unch ketus
ucapannya menohok banget, tapi aku tetap menampilkan senyum manisku " Aih, Ustadz Unchku.. jangan bilang gitu, ntar kalau jodoh gimana hayoo, lagian apa salahnya ngasih panggilan special hehe" Sambil mencolek colek lengan kokohnya.
" Gausah modus pegang pegang, dosa. saya juga gak mau kalau jodoh saya kayak kamu." Katanya lagi " udah sana pergi." Usirnya
Lalu dia menunjuk pintu keluar memintaku agar segera keluar. aku bersungut sungut keluar, untung aja ganteng, batinku sambil merapalkan kalimat kalimat sabar. Setibanya di kamar, Najwa memintaku bergegas ke ruang makan karena sekarang waktunya makan.
Menjelang tidur tiba tiba aku teringat buku yang diberikan Ustadz Unch padaku, karen aku kepo akhirnya kubuka buku itu walaupun mataku udah kerasa berat banget, apa sih yang gak buat Ustadz Unch, batinku.
saat asyik membaca buku, aku menemukan sebuah note kecil yang diselipkan didalamnya. Aha, note dari Ustadz Unch nih, batinku, Aku segera membukanya.
Padahal itu surat peringatan namun ntah kenapa rasa kagumku sepertinya berubah menjadi benih cinta. Aneh gak sih, yah bukan benih cinta juga tapi ada sedikit rasa penasaran karena cowok dingin itu emang malah bikin tantangan.
Aku merapalkan doa untuknya, bukan doa yang sangat berharap tapi kalo dikabulkan malah bagus deh. Ya Tuhanku yang Maha Membolak balikkan hati, hamba mohon jadikanlah dia imam dalam rumah tanggaku kelak, jadikanlah dia satu satunya yang membuatku semakin cinta padaMu. Setelah merapalkan doa itu akupun terlelap tidur.
Esok paginya adalah hari pertamaku masuk sekolah. Aku mempersiapkan segala kebutuhanku untuk di sekolah, setelah kurasa siap bergegas aku mengajak Najwa turun dan pergi menuju terminal. Karena jarak sekolah dengan pesantren lumayan jauh sehingga kami harus menaiki kendaraan umum untuk tiba di sekolah.
Gerbang sekolah terlihat berdiri dengan gagah, catnya juga tak terlihat kusam, banyak pohon di kawasan sekolah membuatnya menjadi rindang. Kesan pertama saat aku masuk adalah sepertinya kau akan menyukai sekolah ini. Najwa mengantarkanku ke ruang kepala sekolah untuk melengkapi administrasi dan menanyakan kelasku.
Sepertinya kepala sekolah telah menduga aku datang, tak banyak bicara beliau langsung memberitahu kelasku yaitu kelas Al Anwar dan sekelas dengan Najwa. huft.. untunglah aku tak harus beradaptasi lagi dengan banyak orang, setidaknya dengan Najwa semua lebih mudah, batinku.
Wali kelas masuk dan memperkenalkan diri selanjutnya yah seperti yang kalian tahu kami diminta berkenalan satu per satu namun dengan bahasa inggris. Tiba giliranku untuk memperkenalkan diri tiba tiba jam telah berganti sehingga perkenalan diriku tertunda pun guru yang akan mengajar sudah ada di depan pintu kelas.
Ternyata yang mengajar pelajaran selanjutnya adalah Ustadz Unch. Setelah beliau membuka pelajaran dan hendak memulai kelas bahasa tiba tiba pandangan kami bertemu. Sesaat aku melihat smirk muncul di wajahnya yang menambah kadar ketampanannya.
Beliau meminta untuk pertemuan pertama adalah perkenalan dan hiburan. Tentu saja semua murid kegirangan karena memang jamkos itu saat saat yang paling ditunggu seluruh kalangan pelajar.
" karena kita akan perkenalan dan hiburan, sekarang saya minta Aliya maju ke depan." Kata ustadz unch.
Lah, kok jadi aku duluan sih, batinku namun tetap mengikutipermintaannya maju ke depan.
Apa ya kira kira perintahnya, kok sampai Aliya jadi tertegun??? Tunggu episode selanjutnya ya..😉
Maaf masih banyak typo hehe, oh ya vote and comment yaa jangan cuman jadi silent reader...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
RomanceRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...