Cinta itu bukan dari seberapa lama kamu mengenal seseorang tapi, dari seberapa nyamannya kamu ada di sisi orang itu.- Author
Mohon Tinggalkan JEJAK, walau CERITA SUDAH TAMAT!! kalo MASIH ada typo silahkan KOMEN!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat aku masuk kelas Ustadz yang mengajar tak banyak bertanya dan langsung memperisilahkanku masuk dan menyuruhku fokus untuk mendengarkan penjelasannya, hal itu membuatku mengurungkan niatku untuk membuka kresek yang di kasih oleh Ustadz Unch. Akhirnya bel pulang berdering dan pelajaran pun ditutup.
Kesempatan itu datang, aku segera membuka kresek yang diberi Ustadz Unch padaku, tahukah kalian apa isinya???? Dia memberiku roti dan sekotak susu juga ada beberapa snack yang lain. jadi dia tahu aku belum makan,batinku.
Karena perutku yang sudah lapar sejak tadi langsung kulahap roti beserta susunya. sampai Najwa selesai berbenah untuk pulang, aku masih saja belum apa apa malah menikmati kegiatan makanku ini untunglah Najwa sahabat yang setia, jadi dia menungguku sambil merapikan bukuku.
Setelah isi kresek ludes ( kubagi juga dengan Najwa ) , kami pun pulang ke pondok dengan menggunakan angkot kendaraan paling murah untuk pergi ke sekolah.
Pagi ini adalah pagi yang kesekian dari siklus tahunan bumi, seperti hari hari biasa aku bangun tidur dan melakukan ritual pagiku namun karena hari ini hari minggu di minggu ke - 4 para santri diperbolehkan untuk pulang kerumahnya atau sekedar jalan jalan ke pasar. Waktu yang diberikan amatlah terbatas hanya sehari semalam jadi untuk yang menginap pagi pagi harus tetap berangkat sekolah dan kembali ke pondok siangnya.
Tapi tenang saja metode itu sudah disepakati pihak pondok maupun sekolah, jadi anak anak yang pulang ke rumah akan didata dan di kirim ke sekolah dan ketika anak tersebut nggak masuk sekolah tentu saja sekolah bakal lapor ke pihak pondok dan diberi sanksi baik disekolah ataupun di pondok. Sanksinya bermacam macam dan yang bertugas memberi sanksi adalah anak OSIS itulah salah satu wewenang OSIS di sekolah.
Dan untuk minggu ini aku berencana untuk pulang ke rumah, Umi dan Abah juga udah kukabari kalau minggu ini aku berencana menginap dirumah. jadi saat matahari mulai terlihat, aku sudah siap dengan tas ranselku sedangkan Najwa dia lebih memilih tinggal di pesantren dan pergi ke mall yang ada di pusat kota bersama dengan beberapa teman temanku.
Kutunggu kedatangan keluargaku di gazebo yang ada di dekat gerbang pondok, banyak juga anak yang memilih pulang ke rumah hanya untuk melepas rindu dengan keluarga. yah setidaknya walaupun cuma sehari semalam rindu selama sebulan bisa terobati.
Mobil pajero silver dengan plat nomor yang tidak asing di mataku sudah terparkir mulus di depan pagar lalu keluarlah Bang Asygil yang saat melihatku, dia melambaikan tangannya dan membuatku langsung berdiri menghampirinya. Kucium tangannya lalu masuk ke dalam mobil.
Tiba di rumah Umi menyambutku dengan senyum hangatnya lalu kucium tangan dan pipinya tanda sayang. Setelah itu aku melihat sekeliling mencari Abahku.
" Loh Mi, Abah mana? tumben hari libur gini Abah nggak kelihatan?" tanyaku
Masih dengan senyum hangatnya Umi menjawab " Abahmu ada urusan Nduk di luar kota jadi ndak bisa nemenin kamu di rumah."
Aku mengangguk paham tak bertanya lebih jauh, lalu aku naik ke kamarku dan berbaring nyaman di kasurku yang selalu kurindukan dan akhirnya aku terlelap tidur. Siangnya Umi membangunkanku menyuruhku sholat dan makan siang. Selepas makan siang Umi mengajakku jalan jalan ke mall untuk membeli beberapa keperluan, tentu saja aku mau daripada hanya berdiam diri di rumah juga aku ingin ke toko buku membeli beberapa buku.
Di mall aku berpisah dengan Umi, yah kalian tahulah kalu ibu ibu udah belanja itu pasti lama banget jadi aku memutuskan untuk jalan jalan sendiri. Tujuan pertamaku adalah toko buku karena aku lagi ngincer bukunya tere liye yang terbaru juga beberapa novel terjemahan yang lagi booming saat ini.
Saat aku mengunjungi rak rak buku tentang sejarah islam, mataku menangkap siluet sampul buku yang menarik saat aku membaca judulnya yang ternyata merupakan buku self improvment kuputuskan untuk membelinya namun sayangnya buku itu diletakkan terlalu tinggi sehingga aku tak dapat menggapainya. Tubuhku loncat untuk mengapainya tapi tetap saj tak sampai karena raknya cukup tinggi dibandingkan tubuhku yang pendek dan rasa frustasiku akhirnya muncul, tapi karena aku sangat menginginkannya aku tak menyerah hingga sepasang tangan terlihat mengambil buku itu untuk membantuku.
Hai.... Ketemu lagi nih, sorry baru bisa update guys, jangan bosen bosen baca ceritaku yaah, Jangan lupa vote dan komentar yaa, karena vote dan komen kalian bikin aku semangat nulis okeh😂👍
Syudah dulu, sampai ketemu di episode selanjutnya dan untuk silent readers pliss banget kasiani penulisnya yaa, kalian tetep harus vote kalo ngerasa ceritanya bagus dan kalo jelek bisa komen kok. Aku bakal belajar dari kesalahan itu udahan dulu bubye.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku Imamku ( Re Post )
RomanceRE POST EDITION🤗🙏 FOLLOW DULU YUK UNTUK KENYAMANAN BERSAMA 😊 Apa? mondok? emang sih dulu Umi dan Abah pernah mengungkitnya, tapi kurasa itu hanya gurauan, ternyata aku harus mondok di pesantren milik temannya umi. Untung ketemu sama dia, jadi bet...