Bab 40 (Repost)

2.2K 139 20
                                    

Sudah saatnya engkau merasa kebahagiaan atas luka yang selalu engkau pendam. sudah saatnya engkau tertawa bahagia setelah kesendirian yang jadi hantu masa lalu dan masa depanmu. sudah saatnya engkau menatap dunia dengan pandangan mata berbinar bukan penuh luka itu.

- Ustadz Ali

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Author POV

--------

" hah, Ahmad itu jadi makin kejam tak seperti dulu. kalian tahu kejadian ular di sekolah itu? itu rencana Ahamd yang ingin menjabak kamu Al, untunglah Ustadz Fajar mengikutimu sehingga kejadian iti bisa terhalang. Ahmad itu benar benar ingin membuatmu meninggal AL, padahal kamu nggak salah apapun. memang dendam membutakan segalanya. namanya kalo gak salah itu Ahmadunnajah Syauqi. kayaknya sih gitu." kata tante Syakilla

--------

Najwa yang mendengarnya sontak saja kaget. dia tak menyangka kakaknya juga terlibat lagi dengan keluarga Aliya. kakaknya masih seperti dulu menyalahkan orang lain atas kepergian ibu, padahal jika Allah telah berkehendak mencabut nyawa seorang hamba Nya maka orang disekelilingnya pun harus menerimanya dengan lapang dada.

kakaknya selalu dan terus menyalahkan keluarga Aliya dan memupuk dendam itu dari hari ke hari. alasan utama mengapa Najwa ingin dekat dengan Aliya adalah karena kakaknya. Najwa takut Aliya kenapa napa karena dendam tak bertepi itu dan ternyata benar.

lagi dan lagi kakaknya membuatnya kecewa, semua janji yang kakaknya ucapkan hanya omong kosong belaka dan sekarang ia ternyata malah terlibat dala kecelakaan serta hilangnya Aliya. Najwa benar benar marah dan kecewa serta malu pada Aliya.

Najwa menundukkan wajah menahan tangis yang rupanya gerak gerik itu diperhatikan Ustadz Ali. sedangkan Aliya dan tante Syakilla masih asyik bercerita nostalgia masa lalu. Ustadz Ali mengulurkan sapu tangannya ke Najwa dan Najwa menengadahkan kepalanya melihat sapu tangan dan wajah Ustadz Ali bergantian lalu menerima dan menghapus air matanya.

Najwa kembali menutupi semua luka itu dengan senyuman. lagi dan lagi ia memasang topeng seolah baik baik saja dan yang menyadarinya pun hanya Ustadz Ali. di sisi lain Ustadz Ali memasang wajah prihatin dengan kondisi Najwa, dia seoarang diri menanggung beban itu tanpa sandaran. satu satunya mungkin orang yang ia percaya kembali meretakkan rasa percaya yang ingin direkatkan kembali oleh Najwa.

walau Najwa sudah bisa tertawa riang bersama bunda dan Aliya namun luka itu tetap terlihat dari matanya dan Ustadz Ali memperhatikan itu. hatinya pedih melihat Najwa begitu rapi mengemas luka dalam senyumannya itu yang ternyata palsu.

ada harapan besar ingin membuatnya bahagia disisinya, bukan melihatnya terus menerus tersakiti oleh kakaknya itu. sudah saatnya ia merasa kebahagiaan atas luka yang selalu ia pendam. sudah saatnya ia tertawa bahagia setelah kesendirian yang jadi hantu masa lalu dan masa depannya. sudah saatnya ia menatap dunia dengan pandangan mata berbinar bukan penuh luka itu. dan Ustadz Ali bertekad akan mengubah semua itu.

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang