Bab 38 (Repost)

2.1K 136 16
                                    

ketika Allah menitipkan rasa sakit pada hati kita, entah karena patah hati, kehilangan kepercayaan, kehilangan seseorang yang begitu berarti, yakinlah nanti Allah akan beri penawar yang tiada tandingannya. obat yang mengobati dan menyembuhkan rasa sakit yang Allah titipkan itu.

- Najwa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aliya POV

taman itu begitu asri dan indah, cukup menghiburku yang terkurung di kamar itu dan tak bisa menghirup udara segar, yah walau bukan udara kebebasan. aku menghabiskan waktu disana hingga menjelang adzan maghrib untuk melaksanakan sholat dan terkurung lagi di kamar hanya di temani bintang dan bulan.

di setiap detik waktu aku berdoa dan terus berdoa agar seseorang bisa menolongku tentunya ada setitik harapan bahwa Ustadz Unch datang menjemputku. bukankah harusnya beliau tengah kebingungan mencariku namun hingga saat ini tak ada tanda tanda ia berusaha mencariku.

ah aku baru ingat, sore tadi saat aku di taman tante meninggalkan sepucuk kertas yang ia masukkan dalam kantong jubahku saat keadaaan sepi. mungkin maksudnya agar aku tak membacanya disana, hampir saja aku melupakannya.

ternyata isi surat itu adalah sebuah note kecil dengan sandi morse. aku mengingat ingat kembali pelajaran sandi morse dulu. dan perlahan menerjemahkan kata demi kata satu persatu akhirnya aku memecahkannya dan isinya adalah

 Jam 23.59 pintu belakang di taman.

sembunyi, diam, tanpa ragu.

seseorang akan disana.

isinya cukup singkat namun aku langsung paham bahwa ini adalah salah satu jalanku untuk kabur dan aku harus melakukannya karena semakin mengulur waktu yang kumiliki semakin menipis. aku sedikit ragu tante akan membantuku atau malah akan menjebakku pada jurang yang lebih dalam lagi. namun aku mngesampingkan hal itu dan berharap semoga tante memang benar benar berniat membantuku.

jam telah menunjukkan pukul 23.30 dan diluar keadaan sangat sunyi bahkan yang biasanya terdengar suara tawa para anak buah om Bagas kali ini sedikit sepi, hanya terdengar suara tv yang menyala. 

3 menit lagi dari jam janjian yang telah ditentukan. aku telah bersiap dari tadi dan tali yang mengekangku pun telah lepas. terdengar suara pintu kamarku dibuka adrenalinku terpacu bersiap untuk berbagai kemungkinan karena sedari tadi suasana sangat sunyi.

krieek... 

suara engsel pintu dibuka

back to Najwa&Ustadz Ali
Najwa POV

---------

Najwa mengangguk menyangupi hal itu, dia yakin feelingnya tak pernah salah karena sejak dulu ia meiliki keistimewaan bisa merasakan atu menebak sesuatu yang ada dipikiran lawan  bicaranya dan itulah yang menjadi alasan kenapa ia curiga pada rumah kegita itu.

Ustadzku Imamku ( Re Post )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang