Chapter 47

2.2K 163 13
                                    

"Berita duka datang dari keluarga Alfaro. Putra kedua dari pasangan konglomerat Andreas Alfaro dan Dyana Alexa Alfaro terkonfirmasi meninggal dunia pada Sabtu malam. Tidak diketahui pasti apa alasan kematiannya. Tapi, banyak rumor yang beredar bahwa putra kedua mereka itu meninggal karena kecelakaan di saat melakukan balapan ilegal di sekitaran..."

"Meraalda—"

BIP!

Mendengar suara Angela, Meraalda dengan spontan mematikan televisi dan melempar remote dengan panik ke atas meja.

Dia menoleh ke arah Angela yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Iya." Meraalda tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah, dia tidak pernah melihat dan mendengar apa yang baru saja televisi tayangkan.

Semoga Angela tidak melihat berita barusan. batin Meraalda. Itu akan sangat menyakitkan untuk Angela. Dia bisa saja menyalahkan dirinya sendiri akan insiden yang menimpa Divon dan mengakibatkan pria itu meninggal.

Namun, melihat wajah Angela yang seperti menahan tangis, Meraalda yakin bahwa gadis itu sempat melihat berita tadi.

"Ka-kau baik-baik saja, kan?"

Meraalda bangkit. Dia menghampiri Angela yang sudah gemetaran.

"Ja-jadi? Apa yang dikatakan Scarrlet itu benar? Di-Divon? Di-dia?"

Angela tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Seluruh tubuhnya bergetar hebat dengan air mata yang mulai mengucur deras.

"Di-Divon? Dia ... Dia ... sudah tidak ada di dunia ini? Di-Dia?"

Tubuh Angela luruh, kakinya sudah tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. Di lantai itu, Angela menangis sejadi-jadinya. Dia meraung-raung bak orang kerasukan.

"I-ini salahku! Andai saja aku tidak pernah menerima pernyataan cinta dari Dizon, semua ini tidak akan pernah terjadi!"

"Seandainya aku tidak pernah bertemu dengan mereka, Di-Divon pasti masih ada di dunia ini!"

"Ini tidak adil! Harusnya aku saja yang mati! Harusnya nyawaku saja yang hilang! Kenapa harus Divon!"

Tangisan Angela semakin keras. Dia memukul dadanya sendiri. Memukul sekuat yang ia bisa. Dia mencoba menyakiti dirinya sendiri.

"Dasar gadis tidak tahu diri! Harusnya kamu mati saja! Kenapa kamu masih di sini!?" maki Angela pada dirinya sendiri.

Meraalda yang tidak tega berusaha menenangkan Angela. Dia menahan kedua tangan gadis itu agar berhenti menyakiti dirinya sendiri.

"Angela! Stop! Hear me! Ini bukan salahmu. Dia pergi ke balapan ilegal itu atas kemauannya sendiri. Kau tidak ada sangkut-pautnya. Jadi, berhenti menyalahkan dirimu. Berhenti menyakiti dirimu sendiri Angela!"

Bukannya berhenti, Angela semakin gencar menyakiti dirinya sendiri. Pukulannya pada dirinya sendiri semakin diperkuat. Hingga, Meraalda memeluk gadis itu. Memeluknya sangat erat hinggap Angela kesulitan untuk bergerak.

"Kenapa kau melukai dirimu sendiri, he? Lebih baik aku saja pukul! Ayo pukul saja aku! Kenapa berhenti! Pukul aku Angela! Jangan menyimpan rasa sakit itu seorang diri! Ayo berikan padaku sebagian rasa sakit itu!"

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang