Suasana pantai tampak ramai karena ini memang hari libur. Mobil Gilbart yang juga menampung Sillve, Agni, dan Norah tiba terlebih dahulu di area parkir pantai. Kemudian disusul dengan mobil Nash yang diparkir tepat di sebelah mobil Gilbart. Gerald yang duduk di kursi samping kemudi menoleh ke belakang. Dia memanggil Angela yang duduk di antara Anna dan Meraalda.
"Kak Angela, aku titip tasku. Aku ingin ke kamar mandi sekarang. Aku sudah tidak tahan." ujar Gerald sembari melempar tas punggung miliknya ke arah Angela. Setelah itu, dia keluar dan berlari mencari kamar mandi.
Angela mendengkus melihat tas Gerald yang mendarat tepat di atas pahanya. Untung saja tas itu ringan, kalau tidak, Angela akan melemparnya kembali ke kepala Gerald karena tas yang berat sudah pasti akan membuat kakinya sakit akibat lemparan itu.
Nash menyuruh mereka keluar dan mengeluarkan barang masing-masing. Setelah semua sudah, mereka berjalan beriringan. Mencari tempat yang bagus di pesisir pantai untuk bersantai sebentar sebelum melakukan misi sebenarnya.
Tentu saja misi mereka berbeda-beda. Kalau Angela sih, misinya adalah bersenang-senang dan melupakan semua masalahnya. Kalau Meraalda, yang Angela tahu, dia ingin mengungkapkan perasaannya ke Gilbart. Tapi, Angela berani bertaruh. Hal itu tidak akan pernah terjadi karena sampai kapan pun seorang Meraalda tidak akan berani mengungkapkan perasaannya kepada orang seperti Gilbart yang cenderung dingin. Di antara mereka semua, hanya Angela yang tahu kalau Meraalda sudah menyukai Gilbart dari kelas satu senior high school. Hal itu karena Angela pernah tidak sengaja membaca diary Meraalda yang berisi tentang semua perasaannya terhadap Gilbart saat berkunjung ke kamar wanita itu.
"Kau benar-benar akan mengungkapkan perasaanmu hari ini?" tanya Angela berbisik tepat di telinga Meraalda.
Pipi Meraalda bersemu merah, dia melirik Gilbart yang sedang menggelar tikar bersama Norah.
"Aku ingin. Tapi, aku ... tidak memiliki keberanian. Kau tahu sendiri kan kalau Gilbart menyukai Sillve."
"Tapi, Sillve menyukai Nash." imbuh Angela.
"Tapi..."
"Ah, sudahlah. Kau masih pengecut ternyata. Kalau kau tidak ungkapkan mana mungkin Gilbart tahu perasaan mu. Bisa saja kan, setelah dia tahu kalau kau ternyata menyukainya, dia akan menyukai mu juga."
"Tapi,"
"Setidaknya kau sudah mencoba."
"Tapi,"
Angela membuang muka. Dia mengibas-ngibaskan tangannya ke arah Meraalda, isyarat bahwa dia bosan dan tidak mau lagi mendengar semua alasan dari mulut gadis itu lagi.
Ckrek!! Ckrek!!
Baik Angela dan Meraalda terkejut saat flash kamera menerpa diri mereka.
"Nash!!!" pekik Angela dan Meraalda bersamaan karena sudah pasti Nash mengambil potret mereka diam-diam.
"Mana hasilnya? Pasti jelek! Hapus! Cepat hapus Nash!" teriak Meraalda tidak terima sembari mencoba merebut kamera dari tangan Nash.
Dengan cepat Nash mengelak. Dia tersenyum menang karena dia telah berhasil mengambil foto teman-temannya secara diam-diam. Hasilnya? Jangan ditanya. Hanya Nash dan tuhan yang tahu bagaimana lucunya ekspresi semua teman-temannya di foto itu. Semua dalam mode tidak tertolong. Contohnya seperti Norah : Nash mengambil potret Norah saat pria itu menguap lebar dengan mata menyipit nyaris tidak terlihat.
"Nash!!! Biarkan aku melihatnya! Kalau bagus tidak apa-apa. Tapi, kalau jelek ya tolong dihapus." pinta Angela. Tapi, Nash mengabaikannya dia malah pergi bergabung bersama Gerald yang duduk di atas pasir sambil melihat-lihat wanita seksi yang hanya memakai bikini yang berlalu-lalang di sekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Prince {TAMAT}
Romans[Sekuel I MADE YOU MINE] Angela Virginia Kathleen. Dia baru saja masuk di Universitas paling bergengsi di New York karena beasiswa. Namun, sehari setelah dia bersekolah di sana, Angela selalu mendapat kiriman barang-barang mewah dari pria misterius...