"Nona Angela sudah selesai tuan Dizon," ucap Robert setelah sampai di ruang tengah. Di sana Dizon duduk menunggu sembari memainkan ponselnya. "bagaimana menurut tuan? Dia cantik, kan?"
Dizon menoleh, dia tertegun melihat penampilan Angela yang lain dari biasanya. Angela ... terlihat sangat cantik dan elegan. Namun, sebisa mungkin dia harus menutupi kekagumannya. Angela tidak boleh tahu jika dia terpukau melihat penampilan gadis itu.
"Biasa saja," gumam Dizon cuek kemudian berdiri. "ayo. Kita hampir terlambat." Dizon hendak berjalan terlebih dahulu. Namun, karena Angela belum juga beranjak dari tempatnya berdiri membuat Dizon harus berhenti. Dia kembali menatap Angela.
"Kenapa masih diam? Pestanya akan segera dimulai."
Angela masih saja diam. Hingga Liona datang menegurnya.
"Dizon sudah menunggu mu sayang. Kenapa kau mengabaikannya?" tanya Liona sembari memegang bahu Angela lembut.
"Aku tidak mau pergi." ucap Angela. Dia mencengkeram kedua sisi gaunnya.
Semua yang berada di ruangan itu terkejut mendengar ucapan Angela.
"Kenapa?" tanya Liona.
"Aku hanya tidak ingin pergi bersama Dizon."
"Tapi, dia sudah repot-repot menyiapkan ini semua. Dia bahkan menjemput dan menunggu mu."
Angela terdiam sesaat.
"Tapi, aku tidak pernah menyuruhnya melakukan ini semua." gumam Angela pelan dengan kepala sedikit menunduk. Dia tidak berani menatap Dizon yang sedang menatap dirinya tajam.
"Tapi, kau sudah siap. Semua dandananmu ini akan sia-sia jika kau tidak pergi." Liona masih terus membujuk. Dia tidak mengerti kenapa Angela tiba-tiba menolak pergi bersama Dizon padahal tadi masih baik-baik saja.
"Aku akan pergi. Tapi, tidak dengan Dizon. Aku bisa menyuruh Meraalda untuk mengantar ku. Atau, aku bisa mengajak Nash untuk pergi bersama ku."
"Tapi—"
"Kenapa?" tanya Dizon memotong ucapan Liona. "Kenapa kau tidak mau pergi bersama ku?"
Dizon mendekati Angela. Dia menatap wajah gadis itu lamat-lamat.
"Jawab Angela. Kenapa?"
Karena aku sudah berjanji untuk menjauhi kalian berdua. batin Angela.
"A-aku," Angela bingung harus menjawab apa. Dia tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya. "Aku hanya merasa tidak pantas datang bersama mu. Jika kita datang bersama ke pesta Scarrlet akan banyak orang yang memperhatikan. Akan timbul banyak pertanyaan. Aku tidak mau menjadi bahan omongan orang-orang." Angela berkata dengan menatap wajah Dizon. Dia berusaha meyakinkan pria itu dengan alasan yang dia buat-buat.
Dizon memutar bola mata, malas. "Sejak kapan kau peduli dengan omongan orang di sekitarmu?" tanya Dizon dengan nada sedikit sinis. Sebelum Angela mengetahui identitas Dizon sebenarnya mereka berdua sangat dekat, mereka selalu bersama jika di kampus. Jadi, Dizon mengenal Angela cukup baik.
"Tapi—"
"Sudahlah Angela. Jika kau memang tidak ingin pergi bersama ku kau tidak perlu membuat alasan. Aku tidak akan memaksa mu."
Entah mengapa, Angela bisa merasakan kekecewaan di dalam kalimat Dizon. Apa dia terlalu kejam menolak pria itu padahal sudah menunggunya selama ini?
"Aku pergi duluan. Aku menunggu mu di pesta." Dizon berbalik. Dia memberi isyarat kepada anak buahnya untuk pergi.
"Tunggu!" cegah Liona. "Jangan pergi dulu, Nak. Angela pasti mau pergi bersama mu. Iya kan, Angela?" Liona memberi isyarat agar Angela menuruti kata-katanya.
"Tidak sopan menolak seseorang yang ingin berbuat baik. Dia sudah menjemput mu jadi kau harus pergi bersamanya. Bayangan jika kau yang berada di posisi Dizon. Apa yang akan kau rasakan?" bisik Liona menasihati Angela.
"Tapi, Bi. Aku—"
"Pergilah Angela. Aku tahu kau sebenarnya sangat ingin pergi bersama dia." Liona sedikit mendorong Angela ke arah Dizon. "Jaga dia baik-baik, Diz. Pastikan dia kembali dengan selama ke sini." ucap Liona.
Angela akhirnya menyerah. Dengan perasaan kesal bercampur malu, dia mengikuti Dizon dari belakang.
💫
Selama perjalanan menuju rumah Scarrlet, mereka berdua sama-sama terdiam. Sebenarnya Angela ingin membuka sebuah pembahasan, namun melihat raut dingin Dizon membuat dirinya enggan. Angela menatap Dizon diam-diam. Pria itu memang terlalu sempurna untuk dirinya. Lihatlah betapa tampan dan berkarismanya seorang Dizon Ead Alfaro dengan setelan tuksedo berwarna abu-abu itu. Pria itu benar-benar terlihat seperti pangeran. Bagaimana Angela tidak jatuh cinta kepada pria ini? Tapi, dia harus memegang teguh janji yang sudah ia katakan di depan ibu Dizon. Bahwa dia tidak akan memilih di antara Dizon atau pun Divon.
"Apa kau masih mencintai ku?" tanya Dizon tiba-tiba. Dia tidak melihat ke arah Angela sama sekali.
Angela yang dilempar pertanyaan tiba-tiba sontak terkejut. Ini adalah percakapan pertama mereka setelah memasuki mobil ini.
"Apa?" tanya Angela tidak yakin dengan pendengarannya sendiri.
"Apa perasaan mu masih sama seperti waktu itu?" Kali ini Dizon menatap mata Angela langsung.
"Tidak." jawab Angela singkat. Dia mengalihkan pandangannya dari Dizon.
"Kau yakin?" tanya Dizon memastikan sekali lagi.
Angela mengangguk. Tanpa menatap Dizon dia berkata, "Ya."
"Bisakah kau mengatakannya sembari menatap mataku?"
Angela gelagapan. Tapi, dia adalah seseorang yang mudah mengganti ekspresi wajah. "Kenapa kau menanyakan hal itu? Apa itu penting bagi mu?"
"Cukup jawab ya atau tidak." ucap Dizon serius.
"Aku sudah menjawabnya. Aku tidak memiliki perasaan suka lagi padamu." ucap Angela mantap. Walau sebenarnya dia sedang berbohong.
"Baiklah, jika seperti itu aku menjadi lega. Aku yakin dengan apa yang akan aku putuskan malam ini." ucap Dizon. Dia mengalihkan pandangan dari Angela.
"Keputusan apa maksud mu?" tanya Angela tidak mengerti.
"Sepertinya kita sudah sampai. Ayo!" ucap Dizon mengalihkan pembicaraan.
"Tapi—" Belum sempat Angela menyelesaikan kalimatnya seorang supir sudah membukakan pintu untuknya. Dia terpaksa keluar walau belum mendapatkan jawaban pasti dari Dizon.
Sebenarnya keputusan apa yang pria itu maksud? Apa keputusan itu ada hubungannya dengan Angela? Dan, apa dia salah membohongi Dizon dengan mengatakan bahwa dia sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi kepada pria itu? Padahal masih nama Dizon yang terus melekat di dalam dadanya.
Angela berharap, keputusan yang Dizon maksud itu tidak menyakiti siapa pun.
💫
Maafkan gays. Baru bisa update sekarang. Aku lagi sibuk di realife. Maklumi ya...
Jangan lupa vote dan komen ya gays.....
See u again di Part selanjutnya. Part selanjutnya akan sangat seru karena ada....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Prince {TAMAT}
Romance[Sekuel I MADE YOU MINE] Angela Virginia Kathleen. Dia baru saja masuk di Universitas paling bergengsi di New York karena beasiswa. Namun, sehari setelah dia bersekolah di sana, Angela selalu mendapat kiriman barang-barang mewah dari pria misterius...