Chapter 50

4.6K 192 5
                                    

"Hari ini sampai di sini dulu. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya."

Para mahasiswa yang berada di dalam ruangan itu segera mengemasi barang-barang mereka, tak terkecuali Angela. Dengan gerak tubuh lelah dan wajah yang terlihat lesu gadis itu beranjak dari tempat duduk sesaat setelah dosen mereka keluar ruangan. Entahlah, akhir-akhir ini dunia perkuliahan amat membosankan. Apalagi untuk seseorang yang tidak memiliki teman seperti dirinya.

Dulu, dia masih memiliki Dizon yang menemani hari-harinya di universitas ini. Dan setelah pria itu pergi —yang dia sendiri tidak tahu ke mana, hari-hari Angela di kampus ini benar-benar kesepian.

Akh, kenapa aku masih memikirkan pria itu sih? Aku harus benar-benar melupakannya sekarang! batin Angela.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Angela saat gadis itu tiba di halte bus.

Gerald
Kak Angela, aku kehilangan dompetku. Aku tidak tahu bagaimana harus pulang sekarang. Bisakah kakak menjemput ku di kafe di dekat sekolahku?
Tolong Kak. Aku benar-benar bingung harus bagaimana sekarang.

"Aish! Seperti biasanya. Anak ini selalu merepotkan," gumam Angela.

Angela membalas.

Memangnya kau tidak bersama teman-temanmu? Kau bisa meminjam uang mereka dulu atau kau bisa minta diantar mereka, kan?

Gerald membalas dengan cepat.

Tidak ada Kak. Semua temanku sudah pulang. Aku sendirian sekarang.


Baiklah, baiklah. Aku akan datang. Ada-ada saja. Sudah besar masih saja teledor.

Ahk, makasih Kakakku sayang. Jangan lama-lama ya. Aku menunggu mu.

Bus telah datang. Tapi Angela tidak menaikinya. Dia memilih untuk naik taksi agar lebih cepat sampai ke tempat yang Gerald maksud.

💫

Gerald
Aku di dalam kafe Kak. Masuk saja.

Angela bergegas masuk ke dalam kafe yang Gerald maksud. Tapi, sesampainya di dalam Angela tidak melihat siapapun. Tidak ada satu orang pun yang terlihat. Baik pelanggan ataupun pegawai kafe. Tempat ini kosong.

Dasar! Apa Gerald berniat mengerjainya sekarang?

Angela segera mengambil ponsel dan bersiap menghubungi Gerald. Dia akan menghabisi adiknya itu jika Gerald benar-benar mempermainkannya.

Baru saja ponsel itu menempel di telinga Angela. Derit pintu yang terbuka menarik perhatian Angela. Gadis itu berbalik dan apa yang ia lihat adalah hal yang tidak ia duga sebelumnya.

"Happy birthday, Angela!"

Mulut Angela menganga. Sementara ponsel miliknya masih menempel di telinga.

"Ka-kalian?" Angela tidak bisa berkata apa-apa.

Saat ini, di hadapannya, berdiri teman-temannya. Nash, Sillve, Agni, Gillbart, Meraalda, Norah, dan si biang kerok Gerald. Bocah itu sedang tersenyum menjengkelkan di sebelah Meraalda. Nash berdiri persis di tengah-tengah mereka dengan kue ulang tahun yang cukup besar di tangannya.

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang