Chapter 3

11K 798 49
                                    

"Kenapa kau masih memakai baju culun itu?" Alexo melirik Dizon yang menyetir di sebelahnya.

"Kenapa kau banyak sekali bertanya?" Bukannya menjawab, Dizon malah balik bertanya.

"Ck, adik tidak punya akhlak. Aku bertanya baik-baik. Kau menjawab dengan nada sinis seperti itu."

Dizon diam, tidak lagi menjawab perkataan kakaknya yang sangat banyak bicara itu.

"Ngomong-ngomong, kacamata tebal itu sangat cocok dengan mu," Alexo berkata sembari memainkan ponselnya. "kelihatan lebih pintar."

"Kakak bisa diam tidak? Aku sedang fokus menyetir." ucap Dizon merasa terganggu.

Alexo tertawa. "Maaf, tapi aku terlahir dengan hobi berbicara."

"Ngomong-ngomong, kamu punya pacar berapa?" tanya Alexo tidak membiarkan Dizon tenang.

"Bukan urusan mu." jawab Dizon sedikit sinis.

"Bilang saja tidak ada." ucap Alexo meremehkan. "Kau tampan, tetapi tidak laku. Hahaha. Sepertinya kau terkena kutukan."

"Contoh abangmu ini. Minggu ini saja sudah jadian dengan lima perempuan."

Dizon geleng-geleng kepala mendengar ocehan absurd kakaknya. Kakaknya memang playboy, punya banyak pacar. Saking banyaknya, dia terkadang lupa siapa saja pacarnya itu. Bagaimana dia menjalankan perusahaan mereka jika tingkahnya seperti itu?

"Yang ini Rose, ini Jane, ini Kate," Alexo mulai memperlihatkan foto-foto wanita yang berhasil jadian dengannya minggu ini.

Dizon hanya melirik sebentar, kemudian kembali fokus menyetir. Demi celana dalam Alexo yang masih bergambar spongebob, Dizon sama sekali tidak peduli.

KLITTT!!!

"ASTAGA DIZON! KALAU BERHENTI PELAN-PELAN!" teriak Alexo saat Dizon me-rem mendadak. "Hampir saja jantung Alexo yang tampan ini copot. Jika aku mati, raja Neptunus akan kehilangan pewaris dan seluruh rakyat bikini bottom akan berduka. Apa kau tidak mengerti?"

"Kita sudah sampai. Kakak yang masuk mengambil bunganya. Aku sudah menyetir untuk mu. Jadi, jangan suruh aku untuk mengambil bunga itu  lagi." ucap Dizon dengan ekspresi malas. Dia sudah sangat bosan mendengar ocehan tidak bermutu dari kakaknya.

"Iya, iya. Alexo pangeran bikini bottom yang baik hati akan mengambilnya." ucap Alexo kemudian keluar setelah memakai kacamata hitamnya.

Dizon hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanakan Alexo.

"Bagaimana pria dewasa berusia dua puluh lima tahun bisa bertingkah seperti itu?"

Dizon memilih bersandar di kursi dan memejamkan mata sejenak. Dia benar-benar lelah menyetir malam-malam begini.

Dizon berdecak. Sudah sepuluh menit berlalu, tetapi Alexo belum ada tanda-tanda keluar dari toko itu juga. Dizon memutuskan untuk keluar dari mobil.

💫

Meraalda menyerahkan sebuket besar bunga lily yang baru selesai mereka rangkai kepada seorang pria tampan yang dari ujung kaki sampai ujung rambut tampak sangat menawan. Apalagi senyuman pria itu kala menerima bunga darinya, benar-benar membuat hati Meraalda meleleh.

"Terima kasih adik manis. Bunga ini sangat manis seperti mu." puji pria itu membuat pipi Meraalda memerah. Sementara, Angela yang berdiri di sampingnya menatap interaksi mereka dengan ekspresi geli.

Angela bersumpah, ekspresi malu-malu dari Meraalda membuat pipinya pegal akibat menahan tawa.

"Terima kasih atas pujiannya. Anda juga sangat tampan." jawab Meraalda masih dengan ekspresi malu-malunya.

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang