Chapter 12

5.1K 407 25
                                    

"Kau sudah siap?" tanya Meraalda kepada Angela yang sedang bercermin di kamarnya.

Angela memperhatikan penampilannya sekali lagi. "Sudah," ucapnya setelah yakin tidak ada lagi yang kurang.

"Kalau begitu ayo!" ajak Meraalda mengambil tas sandangnya.

Mereka berdua turun ke lantai bawah. Di sana sudah ada Nash yang menunggu mereka.

"Kita berangkat?" tanya Nash menatap Meraalda. Kemudian, pandangannya beralih pada Angela yang baru saja turun.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya Angela heran melihat Nash yang masih menatapnya.

Nash tersadar. Kemudian, menggeleng. "Tidak," ucapnya, kemudian tersenyum kecil. "aku hanya tidak menyangka kau sangat cocok memakai baju pelayan seperti itu." ucap Nash dengan nada mengejek. Kemudian, dia tertawa.

Mata Angela melotot sempurna. "Maksud mu aku sangat cocok jadi pelayan? Itu kan, maksud mu!" cecar Angela tidak terima.

Nash masih terus tertawa.

Meraalda memukul bahu Nash kuat. "Berhenti menggoda Angela atau kita bisa terlambat sekarang." ujar Meraalda memperingati sepupunya itu.

"Iya, iya. Ayo. Aku akan mengantar kalian berdua. Mari nona-nona yang manis." ucap Nash sedikit membungkukkan badannya. Dia mempersilahkan Meraalda dan Angela untuk jalan ke mobil terlebih dahulu.

💫

"Benar ini rumahnya?" tanya Meraalda yang duduk di jok belakang bersama Angela. Dia menatap sekeliling dari jendela mobil yang terbuka.

Nash menatap Meraalda jengkel dari kaca di depannya. "Iya. Kau tidak percaya padaku? Ini sudah sesuai dengan alamat yang Ayah berikan."

Meraalda mengangguk-angguk. Dia membuka pintu dan turun dari mobil. Dia masih menatap bangunan di depannya dengan takjub.

"Ini bukan rumah. Tapi, istana." ucap Meraalda kagum. "Angela bagaimana pendapat mu?" tanya Meraalda kepada Angela yang berdiri di sebelahnya. Gadis itu tidak kalah kagum melihat pemandangan di sini.

"Air mancurnya indah." Angela melangkah lebih dekat ke arah air mancur besar di depannya.

"Woi! Apa kalian akan terus di situ? Kita harus segera ke kebun belakang. Pestanya diadakan di sana. Cepat! Sebentar lagi para tamu akan mulai berdatangan." ucap Nash sedikit berteriak ke arah Angela dan Meraalda.

Meraalda mendelik kesal ke arah Nash. "Baiklah! Baiklah! Kami segera datang." ujar Meraalda sembari menarik tangan Angela. Mereka pun mengikuti Nash.

💫

"Wowww... Dizon! Wowww! Kau sangat tampan! Ini baru adikku yang sebenarnya." ucap Alexo kagum begitu masuk ke kamar Dizon.

Dizon sudah rapi dengan setelan tuksedo sama seperti Alexo.

"Biasa saja." sahut Dizon cuek.

Alexo menggeleng. "Aku yakin. Di pesta nanti kau akan menjadi pria kedua yang paling tampan." Alexo duduk di tepi ranjang Dizon.

Dizon menatap kakaknya itu dari cermin di depannya. "Siapa yang pertama?" tanya Dizon dengan sebelah alis yang mengernyit.

"Tentu saja aku. Sang pangeran laut yang tidak tertandingi." ucap Alexo percaya diri.

Dizon mendelik. Jawaban Alexo sudah dia duga sebelumnya.

"Apa sudah ada tamu yang datang?" tanya Dizon setelah dia menyemprot parfum di kerah kemejanya.

"Sudah ada beberapa. Termasuk Scarrlet," ucap Alexo kemudian berdiri. "Dia benar-benar mempesona malam ini. Apakah kau berencana menjadikan dia pasangan dansamu malam ini?"

Dizon terdiam beberapa saat. "Aku rasa, aku tidak akan turun ke pesta dansa malam ini." jawab Dizon acuh.

Alexo sedikit terkejut dengan jawaban Dizon. Biasanya Dizon sangat semangat dengan yang namanya pesta dansa karena Dizon sendiri sangat mahir dalam hal itu. Tapi, kenapa malam ini mendadak tidak ingin berdansa? Padahal ini adalah pesta ulang tahun pernikahan orang tua mereka. Apakah Dizon tidak ingin menyumbangkan bakatnya di hari istimewa orang tua mereka.

"Kenapa? Tidak biasanya? Kemarin kau masih sangat antusias dengan pesta dansa."

"Aku hanya tidak mood saja." Dizon duduk di pinggir kasurnya. Dia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.

Wajah Dizon terlihat gusar saat panggilan kelimanya tidak juga diangkat. Dia pun mengirim pesan kepada orang itu.

Alexo tersenyum melihat siapa orang yang coba Dizon hubungi. Seketika dia tahu apa alasan Dizon tidak terlalu semangat dengan pesta ini.

"Dia tidak ingin bicara dengan mu? Kenapa?" tanya Alexo sembari tersenyum.

"Bukan urusanmu!" jawab Dizon ketus.

"Apa kalian bertengkar? Biasanya dia yang gencar menghubungi mu. Tapi, kenapa sekarang kau yang berusaha menghubungi nya?" Alexo masih gencar melayangkan pertanyaan, padahal Dizon sedang berada dalam mood yang buruk.

Dizon menghela napas kasar. "Aku tidak mengerti. Akhir-akhir ini dia seperti menjauhi ku. Dia bahkan tidak pernah menelepon ku lagi. Padahal, biasanya dia tidak pernah absen menelepon setiap hari walaupun aku lebih sering mengabaikannya."

Alexo tertawa. Baru kali ini dia mendengar Dizon bicara sepanjang itu dengan ekspresi wajah menyedihkan.

"Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya Dizon sedikit kesal.

Alexo menggeleng. "Tidak ada. Hanya saja, aku ingin memberikan sedikit nasihat kepada mu."

Dizon menatap Alexo dengan pandangan bertanya.

"Jika kau benar-benar menyukainya, ungkapkan. Jangan simpan seperti itu. Jika kau terlambat. Kau bisa menyesal nantinya. Sainganmu lumayan berat, Diz. Kau mengerti maksud ku, kan?" ucap Alexo.

Dizon terdiam. Alexo benar. Jika dia terlambat, dia bisa menyesal. Tapi, apakah itu mungkin. Dia tidak ingin menjadi saingan saudaranya sendiri.

"Aku tidak menyukainya. Maksud ku, aku memang menyukainya tapi hanya sebatas teman. Tidak lebih." sanggah Dizon cepat.

Alexo tertawa. "Dan, aku tau, jika kau sedang berbohong."

Merasa tersudut, Dizon buru-buru bangkit. "Sudahlah. Pestanya akan segera dimulai. Kita harus segera turun." ucap Dizon kemudian pergi terlebih dahulu.

💫

Pesta ini benar-benar spektakuler. Dengan dekorasi indah nan berkelas. Elegan, tapi masih menyisakan kesan glamor. Benar-benar menakjubkan, Angela sangat senang bisa menghadiri pesta ini. Meski dia hanya sebagai pelayan di sini, tapi dia sungguh senang bisa menyaksikan pesta semeriah ini. Pesta orang kaya memang sangat mengagumkan. Belum lagi tamu-tamu yang datang, Angela yakin mereka adalah orang-orang berpengaruh dan dari golongan kelas atas. Andaikan saja Angela adalah bagian dari mereka.

"Angela. Ayo, kita harus membagikan minuman kepada tamu." ujar Meraalda membuyarkan lamunan Angela.

Angela buru-buru mengambil nampan berisi beberapa minuman. Dia pun membawanya dan menawarkan kepada tamu-tamu yang baru saja datang.

💫

Apakah aku akan double up malam ini?????

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang