Sejak kecil Divon memang cenderung pendiam. Dia tidak memiliki banyak teman dan lebih memilih menutup diri. Baik orang tua dan kakaknya sudah menyuruh dirinya mencari teman. Tidak perlu teman yang kaya atau sepadan seperti mereka. Walaupun teman yang akan dia dapat itu dari keluarga yang sangat miskin sekalipun, mereka tidak masalah. Yang terpenting adalah teman yang baik dan setia.
Saat usaha mereka untuk membuat Divon memiliki seorang teman seperti yang lainnya sia-sia, orang tuanya memindahkan dirinya ke sekolah menengah biasa. Berharap, di sana, Divon bisa mendapatkan teman yang sesuai keinginannya.
Tapi, sama saja. Baik di sekolah yang dulu dan sekarang, tidak ada satu hal pun yang membuat Divon tertarik untuk menjalin pertemanan. Dia ... belum menemukan seseorang yang sama seperti Julia. Ya, Julia. Julia adalah teman Divon satu-satunya. Julia adalah putri dari seorang teman ibunya. Mereka tumbuh bersama. Mulai dari taman kanak-kanak hingga memasuki sekolah dasar mereka selalu bersama. Tapi, kebersamaan mereka itu tidak bertahan lama. Julia yang ternyata menginap penyakit asma akut harus meregang nyawa karena Divon memaksanya menyelinap keluar untuk mandi air hujan. Bukan hanya itu, Divon juga memaksa Julia untuk main kejar-kejaran di antara hujan yang deras itu. Saat penyakit Julia kambuh, Divon yang masih kelas empat sekolah dasar hanya bisa menatap sahabatnya itu bingung. Divon hanya menggenggam tangan Julia erat, dia tidak tahu harus melakukan apa saat sahabatnya sangat kesulitan untuk bernapas. Hingga, seseorang datang membantu mereka. Orang itu membawa Julia ke rumah sakit dan menghubungi keluarga mereka. Namun, takdir telah merenggut nyawa Julia. Divon hanya bisa bersedih. Dia sangat membenci dirinya sendiri. Dia menyalahkan dirinya untuk kematian Julia.
"Aku... memang tidak berguna. Karena aku, Julia—" Divon melempar semua barang-barang yang ada di dalam kamar. Dia menangis histeris. Tidak ada satupun yang bisa menenangkannya. Hingga Dizon datang, dia mendekap tubuh saudara kembarnya erat.
"Ini bukan salahmu. Ini salahku. Jika aku tidak terlalu sibuk belajar dan terus mengabaikan mu hal ini tidak akan terjadi. Kau tidak akan pergi keluar bersama Julia saat itu."
Divon mendorong tubuh Dizon. "Ya, ini salah mu. Ini memang salah mu. Karena kau Julia pergi! Kau yang membuatnya pergi." Divon kembali histeris.
Dizon kembali mendekati saudara kembarnya itu. Bagaimana pun, di sini dia juga bersalah. Saat Divon ingin mengajaknya bermain, dia tidak pernah mau. Dia lebih suka belajar daripada bermain. Bagi Dizon bermain itu melelahkan dan hanya akan membuang-buang waktunya saja.
Dizon menggenggam tangan Divon erat. "Mulai sekarang, aku yang akan menanggung semuanya. Apa pun yang kau inginkan, aku akan berusaha mengabulkannya. Tapi, tolong jangan bertingkah seperti ini dan kembalilah ke sekolah."
Setelah mendengar itu, sedikit demi sedikit, Divon mulai tenang. Dia setuju untuk pergi ke sekolah dengan syarat Dizon harus mau bermain dengannya.
Tapi, semua itu tidak bertahan lama. Di sekolah mereka yang didominasi anak-anak konglomerat itu selalu mengungkit masalah kematian Julia. Mereka mengatakan bahwa Divon adalah seorang pembunuh. Di sana Dizon selalu ada untuk membela Divon, dia tidak segan-segan akan memberi pelajaran kepada siapapun yang berani mengganggu Divon.
Hal itu berlangsung hingga mereka kelas dua smp. Hingga suatu hari, orang tua mereka memutuskan untuk memindahkan Divon ke sekolah biasa yang muridnya adalah kalangan menengah ke bawah. Di mana di sana, tidak ada seorang pun yang mengenal siapa itu Divon. Mereka hanya sebatas tahu kalau Divon adalah anak pemilik sekolah yang baru saja pindah dari luar negeri. Di sana Divon diawasi dari jauh. Walaupun Divon menjadi lebih pendiam, setidaknya dia tidak perlu tertekan lagi. Di sana, dia hanya datang, duduk, mendengarkan pelajaran, dan jika waktunya pulang, dia pulang. Dia tidak berniat untuk menjalin pertemanan dengan siapapun. Meski banyak yang merasa kesal dengan Divon karena dianggap sombong, tapi tidak ada yang berani padanya. Itu karena mereka tahu kalau Divon adalah anak dari pemilik sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Prince {TAMAT}
Romance[Sekuel I MADE YOU MINE] Angela Virginia Kathleen. Dia baru saja masuk di Universitas paling bergengsi di New York karena beasiswa. Namun, sehari setelah dia bersekolah di sana, Angela selalu mendapat kiriman barang-barang mewah dari pria misterius...