Chapter 33

3.6K 277 20
                                    

Btw, kalian dari daerah mana aja?

Siapa tahu kita masih satu daerah 😁😁

Happy reading temen-temen...

💫

"Kau yakin, Angela?" tanya Dyana sebelum Angela memasuki mobil untuk pulang ke rumahnya.

Angela mengangguk pelan. "Aku rasa itu yang terbaik, Bi. Aku tidak mungkin memilih di antara keduanya. Akan lebih baik jika aku menjauh saja."

"Kau sudah memikirkannya matang-matang? Sebenarnya aku tidak keberatan jika kau bersama dengan salah satu putraku." Dyana sudah menyelidiki tentang Angela. Meski belum mengetahui sepenuhnya tentang gadis itu, setidaknya dia tahu bahwa Angela adalah gadis yang baik. Walaupun bukan dari keluarga kaya, setidaknya Angela juga berasal dari keluarga baik-baik.

Angela terdiam beberapa saat. Sebenarnya dia tidak ingin mengecewakan Dyana yang sudah begitu baik. Tapi, berada di antara keluarga ini bukanlah pilihan yang tepat untuk Angela. Dia harus sadar siapa dia dan apa posisinya. Dia tidak boleh terlalu gegabah dalam mengambil keputusan.

"Jika kau berubah pikiran, kau bisa menghubungi ku."

Angela tersenyum. "Baiklah, Bibi. Kalau begitu aku pulang sekarang. Terima kasih untuk malam ini."

Seorang pengawal bersiap membukakan pintu untuk Angela.

"Terima kasih juga karena kau sudah mau menemui Divon." Dyana balas tersenyum.

Angela mengangguk, kemudian dia memasuki mobil.

Dyana masih menatap mobil itu hingga hilang dari pandangan. Dia merasa ada sesuatu yang menarik dari gadis itu. Tapi, apa?

💫

"Dia sudah pergi?" tanya pria yang duduk di kursi kerjanya. Andreas—Ayah Divon.

"Siapa? Angela?" tanya wanita yang baru saja memasuki ruangan suaminya. Dyana.

Andreas mengangguk.

"Sudah." jawab Dyana. Dia berjalan menuju rak buku dan memilih beberapa buku fiksi. "Memangnya kenapa?" tanyanya lagi saat mendapati Andreas melamun.

Pria itu tersentak seakan baru menyadari sesuatu.

Kening Dyana mengernyit. Dari gelagat Andreas, dia yakin ada yang tidak beres dengan suaminya itu.

"Apa kau menyukainya?"

"Jika kau bertanya tentang Angela, ya, aku menyukainya. Sejauh ini aku rasa dia adalah gadis yang baik." jawab Dyana jujur. "Memangnya ada apa?"

Andreas tidak menjawab. Dia malah berdiri dan menghampiri Dyana yang berdiri di sisi rak buku dengan beberapa buku fiksi di tangannya.

"Jika aku beritahu suatu fakta, apa kau akan tetap menyukainya?"

Dyana menatap Andreas heran. "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?"

Andreas memegang kedua bahu Dyana lembut. Dia menghela napas berat. "Aku baru mendapat kabar dari James. Bahwa, gadis itu, ternyata adalah keponakan Liona."

"Li-Liona?!" Dyana terdiam sesaat. Sekelebat bayangan buruk dari masa lalu kembali berputar di ingatannya. "Maksudmu Liona yang itu?"

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang