Chapter 7

6.9K 510 14
                                    

Malam ini, Angela menginap di rumah Meraalda karena ibunya sedang pergi. Setelah menutup toko, kedua gadis remaja itu langsung menuju kamar Meraalda. Karena besok adalah hari libur, mereka berencana menonton film hingga pagi.

"Camilannya mana?" tanya Angela melihat tidak ada satu makanan pun yang terlihat.

Meraalda menepuk jidatnya. "Sebentar aku ambil di kulkas." ucap gadis itu kemudian berlari menuju lantai bawah.

Angela melihat-lihat koleksi VCD milik Meraalda, mencari sebuah film yang menarik.

"Angela! Gawat!" teriak Meraalda heboh sembari berlari memasuki kamarnya.

Angela tersentak kemudian memandang Meraalda dengan pandangan bertanya.

"Ada apa?" tanya Angela. "Apa yang gawat?"

"Semua persediaan camilan di kulkas sudah habis!"

"Apa!? Bagaimana bisa?"

"Aku lupa kalau aku sudah menghabiskan semuanya. Dan, lupa membelinya lagi." ucap Meraalda kemudian terkekeh kecil.

"Jadi sekarang bagaimana?" tanya Angela meminta solusi.

"Ya, kita harus membelinya."

"Sekarang?" tanya Angela.

"Ya, sekarang. Menonton tanpa camilan itu rasanya hambar." cetus Meraalda. Angela mengiyakan.

"Lalu, siapa yang akan membelinya?" tanya Angela lagi.

"Ya, kamulah Angela sayang."

Angela mendesah. "Kenapa tidak kau saja?" ucapnya malas.

"Aku akan mempersiapkan film selagi kau pergi membeli camilan. Lagi pula tokonya tidak jauh. Ya, kau yang beli ya? Ya?" Meraalda mengeluarkan puppy eyesnya. Kalau sudah begini Angela tidak akan tega menolak.

"Baiklah. Mana uangnya?" Angela menengadahkan tangan.

"Kalau masalah uang saja, pasti cepat." cibir Meraalda sembari merogoh saku celananya. Dia memberikan beberapa lembar uang kepada Angela.

Angela keluar rumah dengan langkah malas. Setelah membeli beberapa camilan kesukaan mereka di toko Angela langsung menuju rumah Meraalda. Namun, di tengah perjalanan sebuah mobil hitam berhenti di dekatnya. Angela refleks ikut berhenti.

Kaca mobil di dekat kursi pengemudi bergerak turun, menampakkan wajah orang di dalamnya.

"Angela? Kenapa berjalan sendiri malam-malam begini?" tanya Stefan menatap Angela penuh minat.

Angela mendesah dalam hati. Kenapa dia harus dipertemukan dengan orang ini?

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Angela. Atau kau mau pergi ke suatu tempat. Mau ku antar?"

Angela menggeleng cepat. Dia tidak sudi menaiki mobil pria menyebalkan ini. Dia tahu, pria ini pasti memiliki niat terselubung terhadapnya.

"Tidak usah kak, Stiv. Tujuanku sudah dekat." ucapnya kemudian kembali melangkah dengan cepat.

Angela mendengar suara pintu yang dibuka di belakangnya. Disusul suara langkah kaki yang mendekat. Lengannya ditarik seseorang.

"Kenapa kau selalu menolak niat baikku?" tanya Stefan sembari mencengkeram lengannya.

"Lepas kak Stefan. Kakak tidak seharusnya bertingkah seperti ini. Kak Stefan adalah kekasih kak Anna, dan aku adalah adik kak Anna. Kakak jangan bertingkah seperti ini!" cecar Angela.

Stefan malah tersenyum miring. "Kalau boleh jujur, aku sama sekali tidak memiliki rasa pada kakakmu. Aku menjadikannya kekasih karena aku ingin dekat dengan mu."

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang