Chapter 42

2.8K 222 22
                                    

Halo, guys... Kalau ada typo kasih tau ya biar aku bisa perbaiki.

Happy reading!!!

💫

Di kursinya, Angela berusaha melepaskan diri. Namun, tidak bisa, tali itu terlalu kuat mengingatnya.

"Ti-tidak, Zio. Jangan lakukan itu. Aku mohon!"

"Teruslah memohon. Aku, menyukainya." ujar Zio dengan seringai iblis menghiasi bibirnya.

Zio semakin mendekat, dia menunduk hingga wajahnya sejajar dengan wajah Angela. Jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa senti. Pria itu mencengkeram dagu Angela. Menatap matanya dalam. Zio ingin mencium Angela.

Namun, belum sempat Zio melakukannya. Tiba-tiba ... BRAAKKK!!!

Pintu itu terbuka dengan paksa. Zio sangat terkejut sekaligus takut saat melihat siapa pelaku dari pembobolan pintu itu.

"SUDAH KU BILANG JANGAN PERNAH MENYENTUH DIA!!! KENAPA KALIAN TETAP MELAKUKANNYA!!" ucap orang itu marah.

Dia melangkah cepat menghampiri Zio dan langsung melayangkan bogem mentah ke wajah tampan pria itu.

Zio terpental ke lantai. Jantungnya berdegup kencang. Dia tidak pernah melihat orang ini semarah itu. Dia mencoba menghindari setiap serangan orang itu. Tapi gagal karena orang itu sudah terlebih dahulu mencengkeram lehernya dan memukulinya hingga babak belur.

Zio sudah tidak berdaya. Orang itu ingin melayangkan satu pukulan telak yang mungkin akan membuat Zio pingsan. Namun urung ia lakukan karena walau bagaimanapun, Zio adalah temannya.

Orang itu meninggalkan Zio yang terkapar di lantai. Dia menghampiri Angela, dan tanpa mengatakan apapun langsung melepas semua ikatan di tubuhnya.

"Ayo," ajak orang itu. Dia menggenggam tangan Angela lembut kemudian membawanya keluar dari ruangan itu.

Angela masih syok akan kejadian yang menimpanya tadi. Dia hanya bisa pasrah dan mengikuti ke mana orang ini akan membawanya.

💫

"Kenapa kau menolongku? Bukankah kau sama seperti mereka?" tanya Angela. Dia menatap orang di sampingnya dengan tatapan rumit.

Orang itu tertawa pelan. Tidak menjawab pertanyaan Angela, orang itu malah berjalan memasuki mobilnya dan kembali dengan sebuah jaket kulit di tangannya.

"Pakailah. Aku tahu kau kedinginan," ucap orang itu memberikan jaket yang ia punya kepada Angela.

Angela yang memang merasa kedinginan pun menerima jaket dari orang itu. Dia pun mengenakannya untuk mengurangi rasa dingin.

Orang itu menatap lurus ke arah danau di hadapan mereka. Orang itu menghela napas kemudian menatap Angela yang ternyata juga sedang menatapnya. Untuk beberapa saat pandangan keduanya bertemu.

"Aku memang orang yang buruk. Tapi, masih ada kesempatan untuk berubah, kan?" gumam pria itu tiba-tiba.

Angela terdiam. Dia bingung hendak bereaksi seperti apa. Dia masih belum menyangka bahwa orang di hadapannya ini adalah orang yang selama ini ia kenal.

"Sudah hampir pagi. Apa tidak sebaiknya aku mengantar mu pulang sekarang? Kau sudah merasa lebih baik, kan?" tanya orang itu lembut.

Jujur, Angela masih kurang yakin bahwa dia sedang berada di dalam situasi seperti ini bersama orang ini. Bagaimanapun Angela pernah menyukai orang ini sewaktu SMA. Dia bahkan sering mengirim surat-surat rahasia untuk orang ini. Tapi, karena perilaku dan temperamennya yang buruk, perlahan perasaan Angela terhadap orang ini mulai mengikis.

The Mysterious Prince {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang