Angela yang berniat memasuki kelas tiba-tiba ditarik seseorang.
"Ikut aku," ucap orang itu dengan nada dingin. Tatapannya pun tidak ramah seperti biasanya.
Angela mengernyit bingung, tidak biasanya Scarrlet berbicara dengan nada seperti itu. Biasanya, gadis itu selalu ramah pada Angela. Apa yang membuat Scarrlet seperti itu? Apa Angela membuat suatu kesalahan pada gadis itu?
Belum sempat Angela berbicara, Scarrlet sudah menarik tangannya, membawa dirinya menjauh dari kelas yang awalnya hendak ia masuki.
Scarrlet melepas genggaman tangannya pada Angela saat mereka tiba di suatu lorong yang sepi.
Untuk beberapa saat, hening di antara mereka. Angela jadi bingung ingin bereaksi seperti apa. Dia takut jika tindakan atau ucapan yang akan ia keluarkan malah membuat Scarrlet marah atau tersinggung. Angela belum mengerti situasi macam apa yang membuat Scarrlet seperti ini. Jadi, gadis itu memilih diam, menunggu Scarrlet memulai pembicaraan.
"Apa kau memang gadis seperti itu?" tanya Scarrlet menatap Angela sinis.
Angela tidak tahu 'gadis' seperti apa yang Scarrlet maksud.
"Gadis seperti apa maksudmu?" tanya Angela benar-benar bingung.
Scarrlet berdecak sembari membuang muka dari Angela.
"Gadis munafik. Aku pernah mendengar ada seseorang yang berjanji untuk tidak memilih di antara mereka berdua," ujar Scarrlet dengan nada dingin yang menusuk.
Sekarang, Angela mengerti ke mana arah pembicaraan Scarrlet kali ini.
"Tapi, apa? Orang itu malah memilih salah satu dan membiarkan salah seorang lainnya terluka."
Angela hanya bisa terdiam mendengar ucapan menohok dari Scarrlet.
"Kau egois, Angela. Apa kau pikir hubungan asmaramu bersama Dizon itu lebih berarti daripada hubungan persaudaraan yang terjalin di antara mereka? Hubungan mereka yang awalnya kuat menjadi rapuh setelah kehadiran dirimu."
"A-aku," Angela ingin membela diri. Tapi, Scarrlet belum selesai dengan ucapannya.
"Kau hanya memikirkan perasaanmu sendiri. Kau tidak tahu berapa orang yang terluka akibat keputusan mu yang memilih Dizon, kan?"
"Maaf, Scarrlet, tapi aku," Angela ragu untuk mengatakan kalimat selanjutnya.
"Kau apa?" tantang Scarrlet. "Kau ingin berkata kalau kau tidak memiliki perasaan apapun terhadap Divon dan kau benar-benar mencintai Dizon makanya kau memilih dia? Iya, kan? Itu yang ingin kau katakan?"
Angela tertegun. Kenapa Scarrlet tahu apa yang ingin dia katakan?
"Dan sekarang kau pasti berpikir kenapa aku bisa tahu isi pikiranmu. Iya, kan?"
Angela meneguk ludah. Apa Scarrlet memiliki kemampuan semacam bisa membaca pikiran seseorang?
Scarrlet menatap Angela sinis. "Tidak perlu bingung. Orang egois seperti mu memang mudah ditebak."
Oke. Sedari tadi Angela hanya diam menerima perkataan Scarrlet, tapi kali ini dia harus membela diri.
"Maaf sebelumnya. Tapi, perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan. Lagi pula aku memilih siapapun itu bukan urusanmu. Sedari awal aku tidak memberi harapan pada Divon. Jika pria itu memilih untuk menyukaiku, itu bukanlah kesalahanku."
Mendengar itu, Scarrlet tersenyum meremehkan.
"Sudah ku duga. Kau akan mengatakan hal itu. Memang tidak salah jika kau memilih untuk menerima seseorang yang kau sukai. Tapi, apa kau tidak memiliki sedikit pikiran. Di sini, Divon lebih membutuhkan dirimu. Apa kau tidak memiliki hati nurani untuk—"
Scarrlet belum selesai berbicara. Tapi, Angela sudah memotongnya.
"Itu bukan urusanku. Kenapa Divon harus menjadi tanggung jawabku? Aku tahu perkataan ku ini cukup kasar. Tapi, kami berdua hanyalah dua orang asing. Tidak adil jika kau terus menyalahkan ku seperti ini!" ucap Angela sedikit berteriak. Emosinya sedikit terpancing.
Benarkan? Mereka berdua hanya orang asing. Kenapa kebahagiaan Divon harus menjadi tanggung jawab dirinya. Angela hanya mengikuti apa yang hatinya katakan dan nemilih Dizon. Kenapa di sini seolah dia yang bersalah dan menjadi penjahatnya?
Angela menjadi bingung sekaligus cemas saat melihat air mata Scarrlet yang tiba-tiba menetes.
"Eh, kau kenapa?" Angela bertanya lembut sekaligus panik.
Scarrlet membuang muka. Mencoba menghapus air matanya. Dia tidak ingin terlihat seperti gadis cengeng di hadapan Angela. Namun, sia-sia air mata sialan itu terus saja mengalir.
Angela menjadi serba salah. Apa ucapannya tadi menyinggung Scarrlet? Maksudnya, tadi dia meneriaki gadis itu. Apa Scarrlet menangis karena itu?
"Maaf karena meneriaki mu, Scarr. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya—"
Scarrlet menepis tangan Angela kasar saat gadis itu hendak menyentuh bahunya.
"Kau benar-benar jahat, Angela!Bodohnya Divon, bahkan di saat-saat terakhir dalam hidupnya dia masih memikirkan gadis kejam seperti dirimu! Kau jahat! Kau jahat! Padahal, Divon pergi juga karena dirimu!" teriak Scarrlet dengan kemarahan yang meluap-luap. Dia memukul-mukul bahu Angela kemudian mendorongnya kasar hingga gadis itu mundur beberapa langkah.
"Kau jahat! Kau tidak seharusnya hadir di kehidupan mereka!" Kemudian Scarrlet pergi dari tempat itu dalam keadaan menangis. Meninggalkan Angela yang tertegun di tempatnya.
Divon? Saat-saat terakhir dalam hidup? Pergi?
Apa yang sebenarnya Scarrlet maksud?
💫
Berdiri di beranda kamar sembari menatap kosong kolam berenang di hadapannya. Angela mencoba menghubungi Dizon berkali-kali namun tetap saja panggilannya tidak dijawab oleh pria itu.
"Ayo angkat, Diz. Angkat. Aku perlu berbicara denganmu," gumam Angela dengan suara bergetar.
Ucapan Scarrlet terakhir kali benar-benar mengganggu pikirannya. Dia tidak ingin mempercayai apapun yang gadis itu katakan tentang Divon sebelum memastikan semuanya.
Jelas-jelas tadi malam Dizon berkata bahwa kondisi Divon baik-baik saja. Hanya luka ringan dan akan segera sembuh. Itu sebabnya Dizon mengatakan bahwa Angela tidak perlu datang ke rumah sakit karena Divon akan segera pulang.
Dasar Scarrlet! Dia pasti hanya ingin menakut-nakuti dirinya saja.
Tapi, kenapa Dizon jadi sulit dihubungi seperti ini sih?
Meski terus mencoba berpikir positif dan menganggap ucapan Scarrlet itu hanya sebagai candaan semata, tapi tak urung Angela menjadi cemas sendiri.
Memangnya orang bodoh mana yang akan membuat kehidupan seseorang sebagai bahan candaan?
"AKH! DIZ!" teriak Angela frustrasi.
Dia tidak bisa seperti ini terus. Dia membutuhkan kepastian.
Tanpa berpikir panjang, gadis itu mengambil mantel dan juga dompetnya. Dia harus memastikan. Jadi, dia memutuskan untuk pergi ke rumah Dizon dan mencari tahu kebenarannya.
Namun, setibanya di sana. Hal yang terjadi adalah sesuatu yang di luar ekspektasinya.
💫
😃
😀
😄
🙂
🥲
😐
😑
😶Oke. Lanjut nulis 'Love Money'.
😶
😑
😐
🥲
🙂
😄
😀
😃
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Prince {TAMAT}
Romance[Sekuel I MADE YOU MINE] Angela Virginia Kathleen. Dia baru saja masuk di Universitas paling bergengsi di New York karena beasiswa. Namun, sehari setelah dia bersekolah di sana, Angela selalu mendapat kiriman barang-barang mewah dari pria misterius...