||Delapan||

4.9K 899 532
                                    

Tolong hargai kerja keras author dengan vote dan follow.

Happy reading!

●~●

[A/n] : chap ini lumayan panjang, nyampe 2.7k word karena ada cerita dulu (Name) piyik oke? Met baca!

Suara dentingan dari dapur mengudara, hari ini (Name) libur karena para guru sedang ada pertemuan dengan sekolah lain.

Alhasil, (Name) sendirian di rumah tanpa kedua abangnya yang sedang sekolah.

"Huft... akhirnya selesai juga, mentang-mentang gua libur kerjaan rumah gua semua yang ngelakonin" gerutu (Name) kala selesai mencuci piring.

Ia telah selesai menyapu, mengepel, nyuci sepeda, nyuci baju, masak nasi, bersihin karpet, beresin kamar, bersihin halaman, bersihin genteng, bersihin tanah, dan nyuci piring.

"Nah, kan udah selesei. Waktunya nyantai-nyantai~" ucap (Name) meregangkan otot-ototnya yang pegal.

Kalo dipikir-pikir bosen juga libur sekolah, biasanya dia kalo libur bakal diajak jalan-jalan sama kedua abangnya.

Entah hanya jalan-jalan biasa, pergi ke cafe, nongkrong gak jelas, atau ngamen juga pernah.

"Hmm~ kira-kira ngapain ya? Gabut juga, apa gua nyelesain puzzle yang expert aja kali ya?" Tanya (Name) pada diri sendiri.

Seperti biasa dia scroll-scroll ig melihat hasil karya orang lain, setelah 3 menit lamanya ia menscroll-scroll ig, telepon rumahnya berbunyi.

Keringgggg ringggg ringgg ringg ring rin ri r....

Dengan cepat (Name) berjalan menuju sumber suara, setelahnya ia mengangkat telepon rumah berwarna tosca tersebut.

"Moshi-mosh, dengan keluarga Haitani disini" ucap (Name).

"Ini dari rumah sakit batang mawar"

"Emm... ya? Ada apa?" Tanya (Name).

"Saya ingin memberi kabar kalau Haitani Ran dan Haitani Rindou mengalami kecelakaan dan tewas di tempat"

Mata (Name) terbelalak mendengar rangkaian kalimat yang ia dengar dari telepon rumahnya, air matanya tumpah tanpa permisi dan membanjiri pipi chubby (Name).

Bibirnya bergetar menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya, berusaha keras untuk mengeluarkan kata yang terlintas di kepalanya.

"T-tidak mungkin... b-bagaimana bisa?" Ucap (Name) susah payah.

"Anda bisa datang ke rumah sakit batang mawar untuk menemui saksi dan pelaku penambrakan sudah ditangkap polisi juga untuk langkah selanjutnya yang akan dilakukan pada mayat Haitani bersaudara"

"Baiklah..." ucap (Name) pelan.

Telepon ditutup, badannya ambruk ke lantai dan mulai terisak menangisi kedua abangnya yang baru saja dikabarkan tewas karena kecelakaan.

"Hiks... hiks... bang Ran... hiks... hiks bang Rin... hiks... tidak mungkin...hiks"

Badannya bersandar pada tembok sembari masih terisak tidak terima atas kematian kedua abangnya.

Setelah cukup menangis, ia bangkit mengambil jaket dan berangkat ke rumah sakit yang dimaksud.

●~●

Kakinya melangkah pelan masuk ke gedung rumah sakit, wajahnya suram se suram hatinya.

"Saya Haitani (Name), saya ingin melihat kedua kakak saya dan juga saksi" ucap (Name) pelan pada resepsionis.

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang