|| Empat Puluh Delapan ||

674 97 10
                                    


"Pasien bernama (Name) selamat, untunglah anda segera membawanya kesini sehingga dapat ditangani tepat waktu, lukanya cukup dalam sehigga ia kehilangan lumayan banyak darahnya, namun itu masih bisa diatasi, pasien sekarang boleh dijenguk tapi jangan berisik, saya permisi" Dokter itu pun melenggang pergi.


Keempat insan yang berada di sana pun menghela napas lega mengetahui (Name) masih diberi napas. Senju menangis saking senangnya, Chifuyu tersenyum dan mengelus bahu Senju bermaksud menenangkan.


btw yg di chap kmrn itu bukan cinta pngn jd pacar yh, cm cinta kek keluarga y bbik, pikiran lw yuri trs.


"Chifuyu.." Senju memeluk Chifuyu erat.


"Chifuyu, Senju, gua sama Rin masuk duluan, nanti kalo lu mau masuk juga abis selesai kita berdua" Ujar Ran kemudian berjalan memasuki ruang dimana (Name) berada bersama Rindou mengikuti di belakang.


Setelah kakak beradik itu masuk, terdapat (Name) yang terbaring lemah dengan wajah yang pucat. Keduanya duduk di samping ranjang (Name), tangan Ran terangkat mengelus surai (Name) lembut sementara Rindou hanya memperhatikan gerak-gerik kakaknya itu.


Senyum malasnya yang biasa diperlihatkan pun kini tak terlihat barang sedikitpun, matanya menatap sayu wajah pucat (Name) sembari tangannya masih mengelus surai sang adik bungsu.


"Setelah sembuh, dia bakal balik ke Chifuyu" Ujar Ran.


"Iya, bagus deh" 


Hening beberapa saat, sampai Rindou membuka suara. "Tapi kita bisa ketemu sama (Name) kapanpun kan?"


Hanya anggukan yang Ran berikan atas jawaban dari pertanyaan Rindou, masih mengelus rambut adiknya. "Gua duluan, nanti gua ngejenguk lagi (Name) besok" Rindou berdiri kemudian berjalan meninggalkan Ran yang terdiam, tangannya masih berada di rambut (Name) walau sudah tidak bergerak mengelusnya lagi. 


Suara pintu tertutup terdengar jelas karena suasana yang sunyi, Ran masih terdiam beberapa saat, kemudian matanya kembali mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan di hadapan orang-orang, tangan (Name) ia angkat dan digenggamnya erat namun dengan lembut agar tangan (Name) tidak terluka karenanya. "Maaf (Name)... pasti gara gara gua ya?"


Ran menahan isakkannya agar tak terdengar oleh siapapun, bahkan dirinya sendiri. "Kenapa?.. kenapa lu ga tusuk gua aja? Kenapa harus nusuk diri lu sendiri si? Gua yang salah (Name), maaf.. maaf.. Gua ga bakal begitu lagi, gua ga akan jadi cowo brengsek kayak kemarin.. maaf.."


Suaranya bergetar dan terdengar parau karena menahan isakkanya. "Bangun ya? Kalau lu bangun gua janji bakal jadi baik, baik buat lu, baik buat temen-temen lu juga.. makanya bangun ya?" Ran menatap wajah damai (Name) dengan senyuman yang ia paksakan bersamaan dengan air mata yang terus keluar.


Walau Ran tahu bahwa (Name) tak akan bisa mendengarnya, tapi ran tetap kukuh untuk berkata kepada (Name) yang masih menutup matanya, seolah Ran sedang bersama (Name) yang membuka matanya, menatap dirinya dengan tatapannya yang hangat. 

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang