Ran menatap adiknya tak percaya, dengan segera ia mengambil pisau dari tangan adiknya dan melemparnya asal. "LU NGAPAIN BANGSAT?"
Darah mengucur dari dada (Name), matanya menatap kosong wajah Ran yang memerah karena marah, Ran mulai panik dan berlari sembari menggendong (Name) yang bersimbah darah. "Bangsat lu (Name)"
Jantungnya berdegub kencang, beriringan dengan keringat yang mengucur dari pelipis Ran, rasa gelisah dan panik mulai menggerogoti dirinya yang sedang berlari, mencoba mencaari rumah sakit yang bisa ia kunjungi namun netranya tak menangkap apapun selain bangunan-bangunan yang sudah sepi tak berpenghuni.
Nyatanya ia sedang berada di kota mati yang dimana seharusnya sudah cukup jauh dari perkotaan dimana ia tinggal, Ran memang sengaja tinggal di ujung kota yang sedikit sepi agar tak dapat dilacak oleh orang yang mengincarnya, tetapi sepertinya ia sudah masuk terlalu dalam di kota yang suram ini, matanya dengan liar melirik ke sekeliling berharap menemukan jalan keluar sehingga ia bisa membawa adik perempuannya ke rumah sakit agar dapat sehat seperti semula.
Mata (Name) perlahan mulai tertutup, membuat Ran semakin panik, air matanya keluar tanpa permisi dari netra ungunya, napasnya terengah-engah kala ia memperlampat langkahnya, sepertinya sudah menyerah pada takdir.
Helaan napas yang berat keluar dari mulutnya, menatap wajah (Name) yang pucat, namun ekspresinya terlihat damai dan tenang, seolah inilah keinginannya yang sangat ia dambakan. Ran makin terisak, memeluk tubuh (Name) yang bersimbah darah, membisikkan kata disela tangisnya.
"Maaf.." lirihnya dengan suara bergetar.
Ran semakin mengeratkan pelukannya, tak peduli kala darah mengotori jasnya.
"Permisi.." Seseorang tiba-tiba menghampiri Ran entah darimana.
Mata Ran melebar, dengan segera menghadap orang tersebut. "Akhirnya- tuan, aku mohon tolong beri tahu aku jalan kelu-- Chifuyu?!"
Keduanya terkejut, Chifuyu sedang dalam kegiatannya jalan-jalan entah kemana, tiba-tiba melihat seorang pria yang menggendong seorang wanita seraya berlari kesana kemari, hingga rasa pensarannya menuntun untuk menghampiri pria tersebut, namu siapa sangka bahwa yang Chifuyu lihat adalah orang yang ia cari. "Ran? dan.. (Name)..? tunggu-- Lu apain (Name) bangsat?!"
"Tolong, Chifuyu.. tunjukkin cara keluar dari sini, atau (Name) akan mati.. tolong.. aku mohon Chifuyu.. kau bisa mengambilnya jika dia sembuh.." Ran membungkuk 90 derajat pada Chifuyu, memohon dari lubuk hatinya yang terdalam, berkata disela isakkannya.
Terdiam, Chifuyu tidak bereaksi apapun karena masih syok tentang apa yang ia lihat di depan. Ran masih dalam posisinya, masih membungkuk, masih menangis seraya terisak. "Aku mohon.. Chifuyu.."
Setelah beberapa detik, Chifuyu membantu Ran berdiri tegap kembali. "Ayo"
Mereka segera berlari keluar dari kota suram itu, menuju rumah sakit manapun yang dapat ditangkap indra mata segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)
Fanfiction[End] Incest series. Menjadi adik dari dua berandalan yang terkenal sadis merupakan hal yang menyenangkan bagi seorang Haitani (Name). Bagi sebagian orang, (Name) adalah anak yang beruntung memiliki kakak yang melindungi nya. Mereka bertiga juga ak...