||Tiga puluh satu||

2.4K 572 296
                                    

Ku seteress gegara ngegantungin kalian plis.

~

(Name) bangun dari duduknya, tak memperdulikan rasa sakit yang menjalar.

Btw karna ini serius jadinya pake kata baku ye.

Inui yang melihatnya tentu terkejut. "(Name)! Kau tak boleh banyak bergerak!"

Tepat setelah Inui berteriak pada (Name), Terano langsung melompat dan kembali memukul (Name).

Tentu saja semua orang di sana terkejut, kecuali para geng Rokuhara, karena mereka mengerti apa yang dipikirkan dari perwakilan Rokuhara itu.

"Oi, kau tidak perlu menyakiti perempuan" ucap Akashi dengan death glarenya.

Takemichi terlihat menganga tidak percaya, air mata menumpuk di kelopak matanya, siap keluar kapan saja.

(Name) terhempas beberapa meter, sama seperti Draken tadi, wlau agak lebih jauh secara bobot (Name) lebih ringan.

Senju yang bergabung di dalam kerumunan anggotanya sedikit heran, mengapa Terano menyerang seorang gadis.

Namun, ia sedikit merasa mengenal gadis tersebut, tubuh dan tingginya.

(Name) kembali bangun, ia sudah berjalan sejauh ini, mana mungkin ia menyerah begitu saja.

Terano kembali menyerang (Name) tanpa ampun, semua orang hanya dapat menyaksikan itu tanpa dapat membantu.

Aduh duh, kalo nyerang di kasur aja dong.

(Name) terbatuk hingga mengeluarkan darah menembus masker hitamnya.

'Ugh, badanku sakit semua... tapi aku tidak dapat berhenti'

(Name) terus dipukuli hingga kepalanya kembali berdarah, luka yang tadi kembali terbuka dan mengeluarkan darah lebih banyak.

Nem metod?😱

Inui hanya menatap tak percaya (Name), percuma saja.

Takemichi melirik ke arah Haitani bersaudara, matanya kembali membola, binarnya meredup.

Ran dan Rindou... hanya diam menatapi (Name)?!

(Name) terus dipukuli tanpa ampun, Draken menggertakkan giginya, ia sangat menghargai perempuan.

Perempuan ada untuk dilindungi, bukan untuk disakiti.

Namun tidak ada celah pada Terano.

(Name) sudah muak terus terus dipukuli, sebuah ingatan melintas di otakknya.

Visual Terano berubah ubah menjadi sosok yang ia kenal.

Ayahnya.

Ah, (Name) mengerti sekarang.

Kenapa kedua abangnya membunuh ayah kandung mereka.

Ternyata begini masa lalunya, dipukuli oleh ayahnya sendiri.

Imo nulis sambil dengerin lagu tanjirou no uta dong... mo nangis tapi di depan bapak😭.

Badannya memang sakit, namun ia tak bisa berhenti, mungkin bagi dirinya ini pertama kali.

Namun tubuhnya seakan kembali terbiasa dengan luka lebam yang ada.

Terano memukul keras perut (Name) hingga (Name) terlempar dan berlutut.

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang