||Dua puluh delapan||

2.6K 530 278
                                    

Hai cantik

●~●

Pintu terbuka lebar, memperlihatkan dua orang yang berbeda jenis kelamin masuk ke dalam ruangan.

Atmosfir di dalam ruangan seketika berubah menjadi tegang, tatapan datar yang bergulir kesana kemari membuat rasa takut tersendiri bagi para insan yang duduk sembari berkeringat dingin.

Ketegangan masih ada kala dua orang tersebut duduk di bangkunya, kendati suasana lebih baik dengan senyuman tenang sang wakil, mereka justru tegang karena sang ketua memangku dagunya.

"Jaa~ ada yang mau lapor dulu?" Ucap sang wakil, Aarav ed.

Tatapan teduhnya ia gulir ke seluruh penjuru, dan terakhir terpaka pada seorang lelaki yang mengangkat tangannya.

"Ya, kenapa atuh?" Tanya Aarav.

Lelaki itu menurunkan tangannya. "Beberapa murid kelas 2 dan 1 mengikuti tawuran kemarin, saya melihatnya dari seragam yang dikenakan"

Aarav mengangguk, masih dengan senyuman tenang dan tatapan teduhnya ia menatap sang ketua, meminta tindakan yang akan dilakukan.

"Urusan uang kas belakangan, yang penting, jangan ada yang ikut tawuran di sekolah ini" ucap (Name).

'Kalo gak ketahuan mah gapapa' la5knjut (Name) dalam batin.

Semua orang mengangguk.

"Jadi...?" Ucap Aarav.

"Lu, catet nama orang yang lu kenal pas liat tawuran, trus, yang lain, kalo tau temennya ikut tawuran, kasih tau Aarav" ucap (Name).

"Baik!" Semua menjawab dengan serempak dan duduk tegap.

Semua mulai mencatat nama-nama orang yang diperkirakan mengikuti tawuran.

"Ajg!" Umpat (Name).

Semua langsung menoleh pada (Name), sedangkan yang menjadi perhatian sibuk meraih pulpen yang terjatuh di bawah meja.

Parahnya, kepalanya kepentuk sama meja.

"Eh? Anda gapapa?" Aarav langsung memeriksa keadaan (Name), hanya melihat saja, karena baginya sentuhan fisik sangat lancang.

Rasad.

(Name) kayak punya pangeran pribadi.

"Oi, lanjutin kerjaan lu pada!" Tegur Aarav.

Lantas semuanya langsung kembali pada pekerjaannya.

"D-daijoubu?" Tanya Aarav.

"Ya... tolong ambilin pulpennya" ucap (Name) menunjuk pulpennya yang terjatuh di bawah meja.

"Oh... oke..." Aarav langsung membungkuk dan mengambilkan pulpen sang putri, eaa.

Bisa bisa judulnya berubah jadi Aarav x reader.

●~●

Hari senin.

Sekarang bukan lagi hari yang dibenci (Name).

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang