|| Empat puluh enam ||

757 125 23
                                    

Play musiknya jangan lupa ya sayangg💕


---


Rasa sakit luar biasa menghantamnya kala membuka mata, selesai dengan 'tidur'-nya yang sama sekali tak bermimpi. Matanya berkaca-kaca kala mengingat apa yang terjadi, rasa sakit yang kian menjadi membuat dirinya harus menahan isak tangisnya, karena jika ia bergerak sedikit saja, akan membuat badannya semakin terasa sakit.


Matanya bergulir, memperhatikan tubuhnya yang kacau, namun terlihat luka yang didapat sudah diobati dan beberapa dibungkus kain perban. Kini ia hanya merasakan sakit yang ada di bawah, membuatnya kembali ingin menangis mengingat dirinya yang sudah dirusak oleh kakaknya sendiri.


Kakaknya yang sebelumnya selalu ia rindukan, selalu memikirkan bagaimana kabarnya hingga membayangkan dirinya yang bertemu kakaknya dengan suasana yang hangat. Kini ia bahkan lebih menginginkan tidak mengingat kakaknya sama sekali, tidak mengingat semua tentang kakaknya, terlebih fakta bahwa ia pernah serumah dengan kakaknya itu.


(Name) membencinya sekarang.


Kepalanya menoleh, melihat papan(?) yang tertempel di dinging dengan tulisan seperti ceker ayam. '(Name), sabar yh. abang lu itu emang kek kontol, sementara disini dulu  ya, nanti gw balikin lu ke Chifuyu biar lu ga kesiksa disini. Yang penting sabar, soalnya keluarin lu dari sini ga gampang. --tertanda Rindou.'


Matanya menjelajahi ruangan yang kini ia tempati, lumayan sempit untuk seukuran kamar. Hanya ada nakas dan ranjang single bed di ruangan ini, namun suasananya sangat nyaman bagi (Name).


Wanita itu perlahan-lahan mencoba bangun dari tidurnya, mencoba mengabaikan rasa sakit yang kian menjadi. 


"Argh.. s-sakit.." Sedikit meringis, akhirnya ia berhasil terduduk dengan bersandar pada dinding, napasnya terengah-engah hanya karna mendudukkan diri di atas kasur.


Perhatiannya tertuju pada 15 buah perkedel lengkap dengan saus yang terpisah di atas nakas, serta matcha hangat--sudah dingin-- yang terlihat sangat mama mia lezatos dan yang paling penting, ada sebuah ponsel lamanya! Sungguh membuatnya nostalgia.


Diraihnya ponsel tersebut, memainkannya sembari menyantap perkedel yang dicocol saus. Oh, nikmat manalagi yang kamu dustakan.


---


"RINDOU! GUA SURUH LU BUAT NGURUSIN (NAME), BERSIHIN DIA, BUKAN LU MALAH ILANGIN!" Ran mencengkram kerah kemeja Rindou yang meatapnya datar.


"Lu keterlaluan bang" Cuma itu yang bisa ia katakan.


"Gua ga nanya pendapat lo! Dimana (Name)!" Ran membanting Rin kasar, sementara Rin kembali berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun dari raut wajah datarnya itu.


"Yang pasti bukan sama gua"


Ran berlari ke  kamar Rin, sementara Rin hanya tetap diam di tempat karena tau, (Name) akan aman di ruangannya itu. Ran terus mengobrak-abrik kamar Rindou, hingga suatu rak menarik perhatian Ran, dengan cepat ia membanting rak tersebut. Rindou yang mendengarnya suara buku-bukunya terjatuh langsung berlari ke kamarnya, pasti Ran telah menemukan ruangannya itu.

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang