||dua puluh dua||

3K 539 248
                                    

Nungguin ga? Nungguin ga? Ya ngga lah, masa iya.

●~●

Sebucket bunga ditaruh pada toples kecil disana, (Name) sudah menangis sedari tadi.

Dengan air mata yang masih mengalir ia menyatukan kedua tangannya menunduk dan khusyuk berdo'a untuk senpainya.

Baji keisuke.

"Istirahatlah dengan tenang, Baji-san" lirihnya setelah selesai berdo'a.

Iris violetnya menangkap peyoung yakisoba sisa di batu nisan itu, ia langsung mengerti setelah menatapnya beberapa detik.

"Tenang saja, aku akan memastikan Chifuyu aman selalu" ucap (Name) sopan, ia tidak ingin kesambet karena bicara kasar.

Walau agak susah ketika menyebut nama Chifuyu dengan benar.

Air mata yang membekas di pipinya diusap hingga tidak meninggalkan jejak bahwa ia selesai menangis, walau percuma karena matanya membengkak.

Ia sedikit membungkuk lalu melangkah pergi dari tanah pemakaman keluarga Baji.

Ia tidak mengetahui alasan meninggalnya Baji, tapi ia yakin wajah Chifuyu yang babak belur tempo hari pasti ada hubungannya, juga mata sebelahnya yang ditutup beberapa hari.

Kakinya terus melangkah entah kemana itu, seolah yang membawanya pergi adalah kakinya sendiri.

Padahal emang yang bawa pergi kakinya, ya kali dia ngefistel pake tangan.

●~●

"

Lu ngapa sih, murung mulu" celetuk Rindou duduk disebelah (Name) yang bengong liatin tv sambil nyemil oreo suprem.

Byasalah, hasil uang malak 😍🤙.

"Bagi dong" Ran langsung nyomot satu oreo supremnya dan langsung di ngap.

"Eh ajg! Maen ambil-ambil aja! Satu oreo nya itu harganya 195.00 tau!" Ucap Rindou langsung ngejambak kakak kembarnya itu, walaupun gak mirip.

"Aw! Sakit begok! Mainnya jambakan ih, GAK LAKIK!" Ucap Ran mengacungkan jari tengahnya.

Perempatan muncul di pelipis Rindou yang setengah botak, ia tidak tahu harus membalasnya bagaimana, dilihat secara fisik saja ia sudah kalah.

"Gantiin! Satu sembilan lima titik kosong kosong kosong, satu merah satu biru dua ijo satu oren!" Ucap Rindou menunjuk oreo sumpremnya yang udah abis.

"Eh?" Rindou bingung saat melihat oreo supremnya udah abis, padahal seharusnya sisa 1.

Rin : ajg dada gw sakit.

Dada sesak melihat pcs terakhir oreo supremnya hilang bagai ditelan dugong, bahkan lebih sakit dari sarahviloid yang oreo supremnya retak.

Spontan Rindou menoleh pada (Name) yang melahap sisa oreo suprem di tangannya yang tinggal setengah.

Rindou cengo saat oreo supremnya yang terakhir digondol anak halal ini, Ran yang melihat adiknya membeku pun tertawa keras.

(Name) kembali menopang dagu dan melamun melihat tv yang menampilkan kelinci goblok yang dialognya cuma bwla bwla bwla gak jelas.

Mana pas episod kelincinya nyolong bh cewe di pantai, trus malah dipake kayak kacamata.

Rindou gak tega marahin (Name) yang lagi mengsedih pun pundung sambil memeluk lututnya sendiri dengan backsound ketawa ngik ngik Ran.

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang