||Epilog||

978 85 16
                                    


"Jangan terlalu larut dalam kesedihan, namanya juga manusia, ya pasti bakal mati" Ucap Sanzu melihat Senju yang murung bahkan jarang makan sejak kepergian (Name) dan Chifuyu.


Senju tak menjawab, ia mengaduk-aduk makanannya, tak ada minat untuk melahapnya walau perutnya terasa begitu perih. Senju bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Sanzu yang ngudud di dapur.


"Mau kemana?" Tanya Sanzu walau ia sudah tahu persis kemana Senju akan pergi.


----


"Bagus ga? Matsuno (Name)?" Senju menunjukkan secarik kertas berisi puisi tulisan tangannya.


(Name) dan Chifuyu dimakamkan 3 hari yang lalu, dengan posisi mereka bersebelahan dan marga (Name) yang Senju ganti menjadi Matsuno, karena marga Haitani tak cocok disandingkan dengan nama indah (Name).


"Nanti dibaca ya!" Senju menggulung kertas itu kemudian menaruhnya di samping batu nisan (Name).


Senju membuka bungkus mi instan yang ia beli sebelum ke makan (Name) dan Chifuyu, nafsu makannya meningkat kala bersama (Name), dengan lahap ia memakan mi instan itu di depan makam (Name).


"Akhirnya kenyang!!" Senju meminum air setelah selesai menghabiskan satu cup mi instan.


"Senju?" Suara yang tak asing menyapa telinganya, Senju menoleh dan mendapati Rindou yang tak jauh darinya.


"Ngapain lu?" Senju membereskan sampahnya, menggeser duduknya memberi ruang agar Rindou bisa duduk di depan makam (Name).


Rindou duduk di samping Senju, ia menyodorkan sebuah paper bag pada Senju. "Nih, barang-barang (Name) dulu pas masi bareng gua, ada sweaternya, handphone nya dulu, bando segala macem, ambil nih"


Senju menerima paper bag dari tangan Rindou. "Kenapa ga lu simpen sendiri?" 


Rindou mengulas senyum tipis. "Gabisa, itu aja disuruh buang sama bang Ran, jadi gua kasih ke elu aja daripada dibuang"


Keheningan melanda, tak ada yang ingin membuka suara, keduanya datang hanya untuk duduk bersama (Name), mengobati rasa rindu yang tak dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Hanya dengan duduk di depan makamnya, mereka dapat merasakan ketenangan dan kedamaian begitu melihat namanya yang terukir rapih di batu nisan.


"Matsuno (Name)..?" Rindou membaca marga (Name) yang telah berubah tanpa sepengetahuannya dan baru disadarinya.


"Kenapa? Mau protes?" Senju mendelik.


Rindou mendengus geli. "Ngga, cocok kok, marga Haitani emang ga pantes buat (Name)"


Keheningan kembali menyerang, keduanya menikmati saat sunyi di tengah kuburan, menikmati hembusan angin serta cuaca yang sedang tidak panas seperti sebelumnya.


"Gua kangen banget sama (Name)" lirih Senju yang masih bisa di dengar Rindou.


Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang