||Empat puluh tiga||

1.6K 294 66
                                    

"M-MAAF!" Teriak (Name), tangannya mencoba menarik tangan Chifuyu yang masih menjambak rambutnya.

Badannya gemetar ketakutan, mengingat kalau Chifuyu marah mengerikan juga.

Air mata menitik keluar, isakannya tertahan, ia masih mencoba melepaskan tangan Chifuyu darinya, sementara ia tak dapat berbuat apapun dengan kakinya, karena terbelit selimut yang cukup tebal.

Chifuyu mendengus, lalu menghempaskan (Name) begitu saja, memberi rasa nyeri yang membekas pada kepala (Name).

Kakinya melangkah menjauh, melirik (Name) dari ekor matanya. "Sehabis ini, jangan harap lu bisa keluar satu langkah pun dari kamar" ucapnya dingin, tangannya terulur meraih kunci, setelahnya keluar dari ruangan tersebut.

Suara kunci yang khas terdengar jelas, yang berarti (Name) sekarang tak bisa kemana-mana.

Oh, lupakan itu. Kepala (Name) sekarang lumayan nyeri, Chifuyu memang gila, bahkan ia tak menahan diri kepada (Name).

Yah, memang salahnya sendiri yang nekat untuk mencari informasi tentang kedua kakaknya.

Tapi 'kan, dia juga kangen.

Tangannya memegang bagian kepalanya yang terasa nyeri, kemudian kembali menangis.

Cengeng.

ーーーーー

Seorang gadis tengah berjalan santai di jalanan kota bersama kakak laki-lakinya, iris birunya bergulir kesana kemari mencari sesuatu dengan antusias.

Sang kakak memutar bola matanya malas. "Lu bisa kan jalan sendiri, gausa minta anter segala, kayak bocah aja"

"Bacot, gua juga baru nyampe, gaada perhatiannya banget sama adek" omel sang adikーSenjuー pada kakak laki-lakinyaーSanzuー.

"Ribet banget lu anjg, udah tau gua buron, malah dibawa jalan jalan" Sanzu melirik orang orang di sekitarnya risih, saat ini ia hanya memakai masker untuk menutupi identitasnya dan rambutnya yang dicepol.

Beberapa anak kecil menjauh takut karena tatapan tajam Sanzu, yang malah tambah dipelototin Sanzu.

Alhasil mereka menangis di tempat.

"EH GOBLOK, BRISIK ANJG, SIAPA SIH LU?" Seorang bapack-bapack dengan tongkat baseball di tangannya berlari menghampiri Sanzu dengan wajah horror.

"MasyaAllah! Pack, sabar pack!" Sanzu langsung mengangkat Senju ala koala dan melarikan diri dari bapack-bapack horror tersebut.

Senju yang hampir terjengkang menjambak rambut pink monyet abangnya itu. "LOLOT! LU KALO NGEGENDONG CEWE PELAN PELAN DONG, KETAHUAN BAT KALO NGEUE GA PERNAH PELAN" teriak Senju tanpa memperulikan lingkungan yang ramai.

Akibatnya, banyak anak kecil yang mendengar dan..

"Mah, ngeue itu apa mah?" Dan emaknya pun ngegaplok mulut si anak.

Sanzu masih dikejar bapack-bapack yang siap ngepentung pala dia. "EMANG GUE KALO NYEWA LONT GA PERNAH PELAN PELAN ANJG, NGAPAIN PELAN PELAN"

Sanzu langsung cosplay jadi tarzan, manjat ke sana ke sini (manjat gedung yh) sambil ngegendong si Senju yang santai ngeliatin bapack-bapack yang mukanya kek thomas.

"Dadah pack, aks duluan yah" ucap Senju melambai saat Sanzu sudah mendahului si bapack-bapack emosian tadi.

Sanzu tersungkur + ngos ngosan, (ga pargoy y cuk) sementara Senju ga peduli sama abangnya sama sekali, minta digaplok emang.

"Nah! Sampe nih! Rumahnya (Name)" ucap Senju melihat apartemen di depannya.

"Bngst, untuk ade, klo ngga udh gua buang anjg" gerutu Sanzu.

Haitani Family (Haitani ran x Imouto!reader x Haitani Rindou)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang