Happy reading :)Jan lupa vote dan komen okey.
Enjoy....
❄️
Mengikuti nasehat yang diberikan oleh Minhyun, Changbin akhirnya menceritakan semua isi hatinya pada orang yang rasanya dapat ia percaya. Dan orang itu adalah Chan, ia yakin bahwa ia dapat mempercayai Chan karena pemuda itu mempunyai perjanjian khusus dengan Mark untuk tidak melakukan hal buruk padanya.
"Lord Zouch benar Changbin. Dendam itu merusak. Dan kau tidak akan pernah puas dengan hasilnya. Aku sendiri juga telah melalui hal yang sama. " Ujar Chan dengan nada menenangkan setelah mendengarkan segala keluh kesah sahabatnya tersebut.
Ia bahkan mengelus rambut Changbin yang kini tengah tidur dipahanya, tak lupa ia juga mengeluarkan pheromone yang memenangkan agar sahabatnya tersebut dapat rileks.
"Seperti kata Lord Zouch kau tidak harus menerima Minho kembali. Kau bisa saja membuka hatimu untuk orang lain. Felix atau Jisung contohnya atau siapa pun yang kau mau. " Chan melanjutkan perkataannya saat Changbin hanya terdiam dan tampak menikmati elusan di kepalanya.
"Aku mungkin bisa memaafkan atas apa yang ia lakukan terhadap ku, tapi tidak dengan apa yang ia lakukan terhadap anak-anak ku. " Balas Changbin.
Chan hanya tersenyum mendengar jawaban dari Changbin, meskipun Chan tak tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang anak karena dirinya sendiri belum pernah memiliki seorang anak. Tapi Chan tahu bagaimana rasanya melihat orang yang dicintainya disakiti oleh orang lain.
"Tapi mereka juga anak-anaknya Minho bukan? Rasa bersalah mu karena tak mampu melindungi mereka tidaklah sebanding dengan rasa bersalah Minho saat ini yang menyadari bahwa dia melenyapkan anak-anaknya sendiri dengan kedua tangannya. " Sama seperti Minhyun dan juga Raven, Chan juga ingin sahabatnya terlepas dari ambisi dendamnya.
"Belum lagi rasa bersalah karena tidak kau maafkan. Dan bukankah kau juga sudah pernah mengambil jiwanya. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, seperti dirimu yang sekarang yang masih memiliki kesempatan bersama putramu. " Tambah Chan sebelum Changbin memotong ucapannya.
Kali ini Changbin hanya diam, sepertinya apa yang dikatakan Chan barusan menyentuh hatinya yang sudah keras.
"Satu lagi, kau juga harus memaafkan dirimu sendiri. " Chan kembali melanjutkan sesi memberi nasehat pada sang penguasa kegelapan.
"Chan tetaplah seperti ini sampai aku tertidur. " Changbin sengaja mengalihkan pembicaraan agar Chan tak mengetahui apa yang ia pikirkan.
Chan hanya mengangguk dan tetap mengelus kepala Changbin, sampai sang penguasa kegelapan tersebut tertidur di pahanya.
❄️
Disisi lain Jeongin masih setia menemani sang Ayah, meskipun mereka saling diam namun bisa dilihat dengan jelas bahwa Jeongin masih memiliki kepedulian terhadap Minho. Meskipun disana ia tidak melakukan apapun, namun Jeongin merasa enggan untuk pergi.
"Aku mengira kau tidak akan peduli lagi padaku. Terima kasih Jeongin, setelah apa yang aku lakukan, kau masih peduli padaku. Aku benar-benar terharu. " Ujar Minho memecah keheningan diantara ia dan putranya itu.
Jeongin hanya menoleh tanpa membalas perkataan ayahnya tersebut, namun itu sudah cukup untuk membuat Minho tersenyum dengan tulus.
"Maaf karena tak bisa terbuka padamu lebih cepat. Maaf karena kau harus tahu dari orang lain. Maaf karena menyeret mu kedalam semua ini. Maaf karena membuat mu terpisah dengan ibu mu. Maaf karena aku tidak bisa menjadi ayah yang baik bagimu. Dan maaf karena aku telah membunuh saudara-saudaramu. " Akhirnya Minho memberanikan dirinya untuk meminta maaf kepada Jeongin, ia tak yakin Jeongin akan memaafkannya atau tidak yang terpenting baginya ia harus meminta maaf dengan tulus terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
Fiksi Penggemar"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...