Happy reading :)
Jangan lupa vote dan komen ya.
Enjoy.....
❄️
Beberapa hari setelahnya, Changbin kembali menemui Minho. Kali ini ia sendiri datang langsung ke kediaman Minho, membuat semua yang ada disana keheranan karena sang penguasa kegelapan datang hanya untuk menemui mantan kekasihnya tersebut.
"Tak ku sangka kau akan mengunjungi ku. Apakah kau merindukan aku? " Setidaknya Minho harus percaya diri sebelum kata-kata kejam Changbin menembus ulu hatinya.
Changbin terlihat tak begitu peduli dengan pertanyaan tidak berguna dari Minho, ia bahkan tak menoleh sama sekali dan melanjutkan meminum teh yang disuguhkan untuknya.
"King Rael ayo duel lagi! " Ujarnya kemudian dengan nada yang sangat datar.
"Untuk apa? Bukankah sudah pernah kita lakukan? " Tanya Minho yang merasa heran.
"Yasudah kalau tak mau. "
Minho tambah tak mengerti dengan apa yang Changbin pikirkan, namun ia hanya bisa diam agar Changbin tidak semakin marah padanya.
Setelahnya Minho mengajaknya jalan-jalan keliling Castle tersebut, meskipun pada masa lalu mereka sudah sering melakukannya. Tapi setidaknya mereka tidak duduk diam dalam ruangan yang membuat mereka semakin canggung. Mereka berhenti untuk melihat pemandangan saat berada disalah satu menara bagian barat Castle.
"Pinjamkan aku Lycaon! " Ujar Changbin tiba-tiba.
"Untuk apa? Lycaon bukan mainan kau tahu. Pedang itu dapat memusnahkan kehidupan siapapun. Kau sendiri sudah beberapa kali hampir mati karenanya bukan. " Minho tentu tidak mau menurutinya begitu saja.
"Karena itulah aku ingin meminjamnya. " Balas Changbin santai.
"Aku tidak mau. Aku tidak ingin Jeongin mengganggap ku telah membunuh ibunya juga. Rasa bersalah ku sudah terlalu banyak Changbin, jangan menambah nya lagi. " Minho menolak dengan tegas.
"Jadi kau telah memutuskannya? " Tanya Minho kemudian.
Changbin hanya mengangguk sebagai jawabannya. Minho tak tahu lagi harus berbuat apa jika sudah seperti ini.
"Tak bisakah aku saja yang mati menggantikan mu. "
❄️
Keesokan harinya, Changbin terlihat sangat sibuk. Ia seharian di ruangannya tanpa ada seorangpun yang boleh menggangu. Entah apa yang ia lakukan sendirian disana. Bahkan Lucas pun ia tendang keluar.
Jeongin saja tak berani mengganggu dan lebih memilih bersantai di ruang tengah, sembari menjamu tamunya kali ini yang merupakan Lord bangsa werewolf. Jeongin menjadi cukup akrab dengan Hyunjin setelah sesi menggosip mereka kemaren.
"Oh iya Jeong, ibumu masih single kan sampai sekarang? " Tanya Hyunjin tiba-tiba.
Jeongin hanya mengangguk sebagai jawabannya sembari menegak Diva Vodka yang ia ambil dari penyimpanan sang ibu.
"Kalau begitu berarti lowongan untuk jadi ayahmu masih buka kan? " Jeongin langsung menyemburkan Vodka didalam mulutnya begitu mendengar hal tersebut.
Sementara Hyunjin disampingnya malah terkekeh melihatnya, ia kelihatannya puas sekali karena telah berhasil mengerjai Jeongin.
"Jangan macam-macam Lord Lupin. Aku tidak mau punya ayah seperti anda. Ayah ku sendiri saja sudah aneh, apalagi anda. " Namun setelah itu Jeongin malah membalasnya dengan kata-kata kejam yang membuat Hyunjin cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
Fanfiction"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...