Karena diawali dengan prolog, Hime pikir harus diakhir dengan epilog.
Here we go.
Silahkan dinikmati bagi yang masih inget sama ini book hehe.
Typo sebagian dari seni kepenulisan.
Enjoy....
❄
Siapa yang mengatakan jika mereka bersatu akan jadi ending terbaik bagi mereka?
Memang tak buruk, tapi tak juga sebaik yang diharapkan.
"Consort Black ada undangan minum teh dari keluarga Rovein untuk anda. Anda di undang langsung oleh putri Agatha ibunya pangeran Peter." Mark memberikan undangan dengan stempel keluarga Rovein padanya.
"Mark bahkan kau ikut-ikutan memanggilku Consort Black, aku ini masih Lord Melchior the King of Devil! Bagaimanapun juga jabatan utamaku masih King of Devil." Balas Changbin yang tampaknya tak senang dengan gelar barunya.
Mark terdiam mendengar perkataan Lordnya itu, meskipun ia tak mengerti kenapa Lordnya kesal saat dipanggil Consort Black oleh orang-orang. Tapi ia tak marah saat suaminya yang memanggilnya demikian.
"Tapi Lord, bagaimanapun juga anda sudah menikah dengan King Rael Black. Jadi wajar saja anda mengikuti marga suami anda. " Tak disangka Mark malah menyanggah perkataan Lordnya.
Changbin shock saat Mark menyanggah perkataannya, karena selama ini Mark adalah yang paling penurut tidak seperti yang lain.
"Kalau begitu Mark, uruskan perceraianku secepatnya!" Kini gantian Mark yang schock. Apakah sekarang Lordnya ketularan sifat impulsif dari suaminya sendiri.
"Lord pikirkanlah terlebih dahulu, ingat anda butuh 5 abad agar dapat menikah dengan King Rael. Tidak etis rasanya jika anda berpisah hanya karena hal itu. " Mark mencoba menasehati sang Lord.
Tapi sepertinya Changbin tidak butuh nasehat saat ini, karena ia juga tak akan mendengarkannya. "Masalahnya Mark ini menyangkut harga diriku! Harga diri dan kesombonganku sebagai Raja tercoreng Mark!" Changbin membalas dengan dramatis. Mark berpikir ini adalah efek pertemanan dengan Lord Lupin.
"Kalau sudah menyangkut harga diri dan kesombongan anda, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Itu bukan karena sifat impulsif tapi karena sifat alami anda kan Lord. Sebagai keturunan dari avatar of pride itu hal yang wajar." Kata Mark yang sudah pasrah.
❄
"Changbin aku dengar kau mau berpisah denganku ya!" Tiba-tiba saja Minho menerobos masuk kedalam ruang kerjanya.
"Itu benar." Jawab Changbin santai.
"Tapi kenapa? Seingatku aku tidak berbuat kesahalan fatal, meski terakhir kali aku tak sengaja memecahkan Russo Baltique Vodka milikmu." Tanpa sadar Minho malah mengakui kesalahannya pada Changbin.
Seketika hawa disekitar mereka terasa lebih berat, Minho sampai merinding tatkala melihat manik amethyts pasangannya mengkilat marah. "Jadi kau yang memecahkan minumanku!"
"Aku tak sengaja, nanti bisa ku ganti. " Kini giliran Minho yang santai.
"Sekarang yang lebih penting dari itu aku tidak mau berpisah. Kau tidak ingat apa saja yang sudah kita lalui sampai ke tahap ini, seenaknya saja ingin pisah. Aku juga tahu kau masih mencintaiku." Minho melanjutkan perkataannya.
"Jujur aku tak ingat semuanya, tapi bukan itu masalahnya. Ini menyangkut harga diriku." Balas Changbin tak terima.
Minho tak habis pikir dengan alasan Changbin, tapi mengingat siapa Changbin itu sepertinya Minho bisa memahaminya.
"Kenapa kau harus keturunannya Lucifer sih? Kenapa tidak keturunan Asmodeus saja?" Gerutu Minho.
"Itu mah maumu, Raja pervert sialan." Balas Changbin yang tak terima Minho mengomentari silsilahnya.
"Sudahlah Love, lagipula bangsa iblis yang lain masih memanggilmu Lord Melchior kan. Daripada berpisah bagaimana kalau kita pergi honeymoon saja? Kemaren kita sudah honeymoon ke Maldives, kali ini ayo kita ke Santorini. Mau singgah di Cappadocia juga boleh." Usul Minho dengan semangat.
Changbin tampaknya tak keberatan dengan usulan tersebut, seketika ia melupakan tentang keinginannya berpisah dengan Minho.
"Ide bagus, ayo kita ajak Jeongin juga." Changbin menyetujuinya.
"Love, kita ini mau honeymoon tidak usah mengajak Jeongin segala. Nanti dia juga bisa honeymoon dengan Seungmin kok. "
❄
Duduk berdua menikmati indahnya matahari terbenam dengan pantai yang indah, terasa sangat romantis bagi pasangan manapun. Tak terkecuali bagi pasangan Melchior-Black yang pernikahannya baru seumur jagung, tapi sudah banyak huru-hara.
Changbin bersandar di dada pasangannya sembari menikmati wine khas santorini, sedangkan Minho memeluk Changbin dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundak Changbin.
"Sepertinya kita tak akan pernah ditinggalkan masalah ya. " Ujar Changbin tiba-tiba.
"Kau benar Love, tapi tak masalah. Kedepannya hanya bagaimana kita menghadapi masalah-masalah tersebut untuk mempertahankan apa yang telah kita capai." Minho mempererat pelukannya pada Changbin, sesekali menciumi tengkuk pasangannya.
"Nah berhubung hanya kita berdua disini, ayo buatkan hadiah untuk Jeongin!" Ajak Changbin tiba-tiba, yang membuat Minho langsung bersemangat.
Akhirnya keadaan kembali normal, Changbin tidak lagi menginginkan perpisahan dan Minho juga tidak mempermasalahkannya. Meskipun dunia pernikahan tak seindah yang mereka bayangkan, belum lagi masalah yang pastinya tak akan ada habisnya. Namun mereka bahagia karena bisa melewatinya bersama.
❄
Èpilogue
❄
Note:
1. Lucifer = Avatar of Pride
Lucifer adalah lambang dari kebanggan dan kesombongan, jadi ga heran kalau Changbin merasa harga dirinya tercoreng make marga Minho. Karena secara ga langsung artinya Changbin dibawah Minho.2. Asmodeous = Avatar of Lust
Asmodeus adalah perlambangan dari nafsu, makanya Minho pengen Changbin seandainya keturunan Asmodeous aja hehe.Hallo semuanya ada yang masih inget book ini ga? Soalnya udah lama banget ga Hime update sejak ending.
Hime minta maaf banget karena belum sempat up bonchapnya.
Mumpung sekarang lagi dalam rangka libur semester, Hime usahain nanti bikinnya hehe.Btw, di chap ini ada spoiler buat projek Hime selanjutnya. Ada yang bisa nebak ga?
Ga ada yang nanya
Okey sekian untuk kali ini.
Sampai jumpa di lain waktu.Paii.... Paii....
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
Fanfiction"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...