vingt-deux

501 73 24
                                    


Hallo Hime back.
Nah sesuai janji Hime up lagi nih.

Enjoy.

❄️

Changbin menemui Jeongin sebagai tamu Minho, sebagai Lord Prince. Sungguh hal itu sebenarnya sangat menyakitkan baginya, apalagi mengingat Jeongin yang secara hukum bukan anaknya lagi.

Saat ini mereka tengah menikmati secangkir darah layaknya teh di taman belakang Istana, bahkan Jisung dan Felix ikut meramaikan. Jeongin bayi diletakkan di keranjang bayi dan para orang dewasa berbincang.

"Kau pasti terkejutkan Lord Louis? " Tanya Jisung setelah menghabiskan secangkir darah.

"Siapa yang tidak akan terkejut. Aku saja sangat terkejut. Bagaimana mungkin dia bisa tiba-tiba memiliki anak yang tidak jelas asalnya seperti ini. " Sebelum Changbin sempat bersuara, Felix memberi komentar pedas terlebih dahulu. Entah apa yang salah dengan sang pangeran es.

Changbin hanya mengangguk mengiyakan, sementara Minho terlihat tak peduli sama sekali dengan kata-kata tajam dari saudaranya.

"Yang terpenting dia adalah anakku. Jangan khawatir Felix, dia tak akan mengancam posisi putra mahkota mu. Seperti yang ibu harapkan. " Minho malah berbalik menyerang Felix dengan kata-kata tajam.

"Well, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya. " Balas Felix sengaja memperparah situasi.

"Sudahlah Felix. Kau tak seharusnya memusuhi pangeran David, dia bahkan belum tau apa-apa. Dia hanya bayi suci yang terjebak bersama makhluk penuh dosa seperti kita. " Ujar Changbin dengan tenang, meskipun dalam hati ia ingin menebas kepala Felix karena telah memusuhi putranya.

"Tapi Changbin, kau tahu sendiri politik dan perebutan tahta itu sangat kejam. " Sahut Felix dengan nada dingin.

Seketika tatapan Changbin yang tadinya tenang kini menjadi sinis dan terlihat menahan marah, tangannya ia kepalkan kuat-kuat. Berusaha menahan diri agar tidak menyerang Felix, bagaimanapun Changbin tidak ingin anaknya terlibat dalam urusan tahta Ayahnya.

"Cukup! Jangan kekanakan Yang mulia! Jangan buat saya kehilangan respect terhadap anda! " Tukas Changbin dengan tegas.

Felix cukup terkejut dengan reaksi yang diberikan Changbin, ia tidak mengerti mengapa sahabatnya semarah itu padanya. Disisi lain Minho diam-diam tersenyum penuh kemenangan saat Changbin berhasil membungkam adiknya, sedangkan Jisung bertepuk tangan bangga untuk Changbin. Jarang-jarang ada yang bisa membuat sang pangeran es itu tak berkutik.

Changbin berdiri dan menghampiri keranjang bayi, ia hendak menggendong sang bayi. Namun ia teringat sesuatu, ia langsung berbalik dan sedikit menundukkan kepalanya pada Minho tanda penghormatan.

"Apakah anda mengizinkan saya menggendong sang pangeran Yang Mulia? " Dirinya meminta izin terlebih dahulu.

"Of course. Why not. Kau selalu diizinkan untuk itu. " Minho menyetujui, jujur ia kasihan melihat kekasihnya yang berusaha menyembunyikan rasa terlukanya. Seketika ia merasa sangat jahat dan egois pada Changbin dan Jeongin.

Tentu saja Changbinnya pasti saat ini tengah terluka, ibu mana yang tak sedih saat untuk menyentuh putranya saja ia harus meminta izin. Tapi ia mencoba tegar menjalaninya, selama ia masih bisa melihat Jeongin ia ikhlas.

Changbin dengan hati-hati mengambil Jeongin dan menggendong bayi itu, air matanya tanpa disadari telah mengalir di pipinya. Sedangkan sang pangeran langsung terkikik senang saat merasakan kembali dekapan hangat sang ibu.

" Greeting your majesty .Hallo little Prince. Perkenalkan aku Louis Duscha Regulus Prince. Jika suatu saat seluruh dunia berpaling darimu, maka datanglah padaku. Aku akan selalu menjadi rumah bagimu. " Ujarnya lirih.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang