Happy reading guys.Sorry for typo.
Jan lupa vote dan komen.
Enjoy...
❄️
Minho dan Changbin hampir benar-benar putus asa sekarang, mereka tak tahu harus bagaimana agar kutukan yang digunakan Changbin bisa hilang.
"Changbin kau kan dark Lord-nya, masa kau tidak tahu cara mematahkan kutukan mu sendiri. " Kata Minho yang sudah sangat pusing.
"Tentu saja karena aku tidak pernah dipersiapkan untuk berada di posisi itu. Dan aku juga belum pernah bertemu pendahulu ku, jadi pada siapa aku harus bertanya. " Balas Changbin yang hampir kehilangan semangat.
Minho cemberut mendengar jawaban Changbin yang sudah seperti orang yang hidup segan mati pun tak mau itu, apalagi kini sang penguasa kegelapan tak lagi minum minuman supermahalnya melainkan darah segar yang entah didapatnya dari mana. Itu berarti Changbin benar-benar sudah frustasi, hingga ia memutuskan untuk mengkonsumsi darah agar bisa tenang.
"Changbin kau tidak habis membunuh seseorang kan? " Minho bertanya karena penasaran dan juga heran. Tadi setelah minuman mahalnya habis, Changbin pergi untuk mencari minuman lagi dan kembali dengan sangat cepat.
"Apa aku seburuk itu dimata mu? Tenang saja, ini darahku sendiri. " Changbin malah menjawab dengan sinis.
Minho meringis mendengar jawaban mantan kekasihnya itu, sebegitu frustasinya Changbin sampai-sampai ia meminum darahnya sendiri. Meskipun Minho seorang vampir darah murni yang juga mengonsumsi darah, tapi ia tidak pernah mengonsumsi darahnya sendiri. Karena bagi bangsanya, hal tersebut tidaklah lumrah.
Changbin tiba-tiba saja teringat sesuatu, raut wajahnya langsung berubah menjadi sumringah seolah menemukan sebuah harapan. "Sebelum menghadiri pertemuan tiga bangsa, aku mendapatkan sebuah paket yang kuduga dari nenek ku. Kurasa jika dia benar-benar masih hidup, dia pasti tahu sesuatu kan. " Celetukannya tentu saja menarik perhatian Minho yang tengah melamun.
"Kalau begitu ayo kita temui dia. " Minho langsung bersemangat.
"Masalahnya aku tidak tahu dimana dia. " Balas Changbin dengan ekspresi tak bersalah.
Minho menghembuskan nafasnya kasar dan mengusap dadanya sendiri, sambil merapalkan kata sabar pada dirinya sendiri.
"Tapi bukan berarti aku tidak punya petunjuk. " Ujar Changbin kemudian.
"Apa petunjuknya? " Minho tak mau berharap banyak lagi.
"Suratnya ditulis dengan tulisan rune kuno, namun dalam bahasa Rusia. Nama nenekku juga diambil dari bahasa Rusia. Jadi menurut ku lokasinya adalah Rusia. " Changbin menjelaskan dengan semangat.
Namun Minho tak begitu semangat mendengar jawaban Changbin, "Changbin kau tahukan sebesar apa Rusia itu? Kita harus mencari ke satu persatu tempat disana begitu? " Ujarnya lesu.
Changbin pun ikut lesu dibuatnya, karena apa yang dikatakan Minho benar. Mereka tak tahu dimana lokasi pastinya, dan tak mungkin menjelajahi satu persatu tempat di negara terbesar didunia tersebut dengan luas yang setara 11% daratan di bumi.
"Apa kau punya opsi lain? " Kini giliran Changbin yang bertanya pada Minho.
"Hm kurasa ada seseorang yang bisa memberikan jalan keluar. " Minho tampak belum yakin dengan apa yang akan dikatakannya.
"Siapa? " Changbin semakin menuntut.
"Axele Heimdall Zouch. "
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi sialan. " Changbin jadi sedikit emosi, karena orang yang disebutkan oleh Minho merupakan orang yang sudah mereka kenal dan tak susah untuk dicari.
❄️
Sementara itu ditempat lain, Felix dan Jeongin harus terjebak dalam rapat rutin antar bangsa. Setelah konflik terakhir mereka berakhir dengan damai, mereka sepakat untuk mengadakan rapat rutin antar bangsa. Tujuannya untuk mengevaluasi dan meminimalisir permasalahan yang akan terjadi serta segara mencari jalan keluar jika menemukan masalah.
"Loh Jeongin kenapa kau yang hadir di rapat kali ini? " Tanya Felix karena sedikit kecewa tak dapat bertemu dengan Changbin. Tadinya ia mengiyakan pada Minho untuk mengikuti rapat agar dapat bertemu dengan Changbin.
"Dia mengatakan padaku kalau aku harus mulai mempersiapkan diri. Jadi akulah yang hadir. Tapi di bangsa kita kenapa bukan ayah yang hadir? " Jeongin menjawab dan balik bertanya pada sang paman.
"Ayahmu juga mengatakan hal yang sama padaku, dan juga ia berkata harus mengurus sesuatu yang sangat penting. " Jawab Felix seadanya.
Mendengar jawaban dari pamannya itu, mau tidak mau Jeongin jadi curiga pada ayah dan ibunya. Apalagi beberapa hari ini gelagat ibunya ia rasa sangat aneh, bahkan ibunya sempat turun ke underwold sendirian.
"Maaf aku terlambat, tadi jalan kesini sedikit macet. " Hyunjin yang baru datang langsung berujar heboh.
Felix dan Jeongin kompak menoleh pada pemimpin bangsa werewolf tersebut, ia berdiri didepan pintu dengan jubah abu-abu berbulu dan penampilan yang seperti habis bertarung.
"So primitif. " Komentar Jeongin tanpa sadar saat melihat penampilan Hyunjin yang begitu kontras dengan penampilan mereka. Bagaimana tidak, Hyunjin memakai pakaian khas bangsanya dan terlihat berantakan. Berbeda dengan Jeongin dan Felix yang mengenakan setelan formal, membuat mereka seperti karakter CEO muda di novel yang biasa dibaca Changbin.
Felix segera menyenggol keponakannya yang terang-terangan mengomentari penampilan Lord bangsa werewolf. Setelah tersadar Jeongin hanya bisa tersenyum kikuk dan menggaruk telinganya yang tidak gatal.
"Bisa kita mulai rapatnya? " Tanya Hyunjin yang agak sedikit risih dengan Jeongin yang menatapnya seolah ia makhluk aneh.
"Oh sure. " Jawab Felix lalu segera duduk ditempat yang telah disediakan untuknya, diikuti Hyunjin dan juga Jeongin.
Setelah pembukaan singkat dari masing-masing perwakilan bangsa, mereka membahas tentang perkembangan hubungan diantara bangsa. Karena baru saja berdamai, jadi tak banyak yang perlu di bahas kali ini.
Setelah sesi rapat selesai, sebagai acara penutup mereka memutuskan untuk menikmati dessert yang disajikan oleh hotel tempat mereka mengadakan rapat. Jeongin memilih Tiramisu, Felix memilih Panna cotta, sedangkan Hyunjin memilih Pavlova.
"Kuperhatikan sepertinya pemimpin kalian kompak sekali sama-sama mengirim perwakilan ya. Apakah ini sebuah kebetulan atau ada sesuatu dibaliknya? " Bukan Hyunjin namanya jika tak memulai sesi gosip terlebih dahulu, bahkan kini ia menyeret dua generasi keluarga Black yang terhormat.
"Aku juga berpikir begitu. Kurasa ada sesuatu dengan mereka. Karena bukannya mempersiapkan pertunangan ku mereka malah sibuk sendiri. Bahkan ibuku sempat turun ke underwold sendirian, tanpa membawa dua ekornya. " Felix sudah berusaha untuk tidak meladeni Hyunjin, namun Jeongin malah mengoceh dengan semangat.
"Mungkin saja terjadi sesuatu diantara mereka. Tapi bukannya Lord Louis belum memaafkan King Rael ya. " Pembicaraan Hyunjin dan Jeongin semakin seru saja.
Felix memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa berdenyut, ia tak mengerti kenapa harus terjebak dengan dua orang penikmat gosip seperti mereka. Bahkan ia heran kenapa keponakannya juga ikutan menyukai gosip seperti si Lupin.
Akhirnya Felix undur diri terlebih dahulu, karena Hyunjin dan Jeongin masih belum selesai dengan topik mereka.
"Syukurlah aku bisa keluar dari sana. Jika lebih lama lagi kurasa aku bisa gila. " Rutuknya setelah berhasil pergi.
❄️
Tbc.
Hai semuanya.
Masih ada ngga yang nungguin ini cerita update?Kalau ada Hime minta maaf ya, soalnya dua minggu kemaren Hime ngga update.
Karena dua minggu kemaren tu Hime ikut kepanitiaan jadi ngga sempat edit chapter buat update.See you in the next chap...
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
أدب الهواة"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...