trois

845 145 44
                                    

Happy reading 😄

Seperti biasa kalau ada typo atau ejaan yang tidak sesuai, silahkan diberi masukan nya.

Jangan lupa vote dan komen juga ya

Enjoy

"Selamat datang kembali Lord. Ada seseorang yang ingin menemui anda. " Mark menyambut kedatangannya seperti biasa.

Changbin menyerngit heran, siapakah gerangan yang bertamu hampir tengah malam begini.

"Tuan Crist sudah menunggu anda sejak tadi. " Ujar Mark yang seolah mengetahui isi pikiran Lordnya.

"Baiklah aku akan menemuinya sekarang. " Changbin mengangguk dan berjalan masuk, Mark mengiringinya dari belakang.

Changbin mengumpat saat menemukan seonggok daging bernyawa tengah duduk disofa dengan kaki diangkat satu, ruangannya pun jadi berantakan dengan remah makanan dimana-mana. Benar-benar makhluk yang tidak berkelas dan tidak elegan sedikitpun.

Menyadari kehadiran Changbin, pemuda berkulit pucat dan berambut ikal berwarna pirang platina itu menoleh. Melambaikan tangannya dan memberikan senyuman hangat. Changbin menahan geram dan masuk kedalam ruangan itu, Mark sudah berpamitan padanya tadi.

"Selalu berantakan seperti biasa ya Chan. " Sindir Changbin. Matanya menatap tidak suka pada kekacauan yang dibuat Chan.

"Kita sudah lama tidak bertemu dan kau langsung menghinaku. Jahatnya. "  Balas pemuda itu dengan nada merajuk yang dibuat-buat.

Changbin menatapnya dengan perasaan jijik, entah kenapa ia merinding mendengar nya. Benar-benar menggelikan dan tak pantas untuk dilihat dan didengar, nada bicara seperti itu sama sekali tak cocok dengan tampangnya.

"Andaikan saja aku masih memiliki Arctos, maka sudah kugenggal kepala mu. " Kata Changbin kesal. Kini ia ikut duduk bersama tamunya tersebut.

"Kau kan masih punya Raven. Dulu saja kau tak bisa sepenuhnya menggunakan Arctos, karena itulah kau hampir mati dulunya. " Ujar tamunya tanpa rasa bersalah.

Changbin menahan geram dengan tamunya ini, padahal dalam hati ia ingin menjadikannya subjek percobaan. "Katakan apa maumu Chan! " Changbin menekankan tiap suku katanya dengan nada yang menuntut.

"Baiklah, aku hanya ingin tahu kapan balas balas dendam mu dimulai? Aku tidak mau ketinggalan. " Chan akhirnya serius.

"Ini sudah dimulai, nikmati saja permainan nya dan masuk saja pada saat yang tepat. Aku jamin kau akan menikmati nya. " Jawab Changbin tak kalah serius.

"Pasti akan menyenangkan. Aku hanya ingin mengingatkan mu akan satu hal, jangan sampai terbawa perasaan masa lalu mu. Atau tidak semua nya akan berantakan. " Changbin terkekeh ringan mendengarkan nasehat Chan, ia tak menyangka Chan bisa memberi nasehat.

Changbin mengangguk dengan yakin, tentu saja ia tak akan terbawa perasaan masa lalu. Ia sudah menyiapkan hatinya untuk ini dalam waktu yang tidak sebentar.

"Tapi aku punya permintaan khusus. " Ujar Changbin kemudian.

"Apa itu? "

"Jangan lukai Jeongin, dia sama sekali tak ada kaitannya dengan ini. Tapi jika dia yang ingin terlibat kau boleh melawannya asal jangan membunuhnya, jika itu sampai terjadi kau akan mati ditangan ku. " Ini jauh lebih seperti ancaman daripada permintaan khusus.

Mau tidak mau Chan harus menyetujui permintaan Changbin, ia tidak ingim berhadapan dengan iblis ini. Level mereka berbeda jauh dan Chan belum siap menghadapinya.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang