Happy reading
Hayoo siapa yang nungguin duel.
Kali ini aku update lebih cepat, karena kemaren udah update agak lama. HeheVote dan komennya jangan lupa bagi yang baca oke.
Enjoy ya
❄️
Hyunjin berdiri diantara Minho dan Changbin yang saling berhadapan. Minho sudah mengeluarkan Lycaon dari sarungnya, terlihat sudah bahwa ia siap menyerang kapan saja. Sedangkan Changbin hanya memasang reaksi datar, ia bahkan belum mengeluarkan senjatanya.
"Peraturan duelnya sederhana, siapa yang keluar garis terlebih dahulu ia kalah. Atau alternatif lain untuk menang adalah membunuh lawan dalam arena. Tapi ingat! Jika salah satu diantara kalian mati di dalam arena, maka itu bukanlah termasuk pembunuhan. Karena duel ini adil dan jujur. " Hyunjin menjelaskan peraturan pertama.
"Apakah ada diantara kalian yang keberatan dengan aturannya? " Tanya Hyunjin kemudian.
Tidak ada yang menjawab diantara mereka berdua, menandakan tidak adanya keberatan diantara mereka.
"Kalau begitu. Untuk menghormati satu sama lain. Bertarung lah dengan kekuatan penuh. " Ujar Hyunjin kemudian.
"Aku tidak bisa. " Changbin tiba-tiba menyahut.
"Kenapa? Saya tahu meremehkan lawan memang sifat alamiah seseorang yang kuat. Tapi ini bukan saatnya untuk seperti itu. " Hyunjin bertanya sebagai hakim yang adil sekarang. Walau sebenarnya ia memihak Changbin.
Changbin menghela nafas, ia mengangkat tangan kirinya dan memunculkan Raven dalam bentuk tombak. Hal itu cukup untuk mengubah cuaca yang tadinya cerah menjadi gelap seperti akan terjadi badai besar, ditambah angin kencang yang tiba-tiba muncul dan sambaran petir yang seakan saling bersahutan. Semua yang ada disana menjadi heran, karena setahu mereka Changbin bukan pengguna elemen. Apalagi elemen petir dan angin.
"Ini adalah efek dari 25% kekuatan ku. Aku tak dapat membayangkan efek yang akan timbul jika aku menggunakannya lebih dari 50%. Apalagi sekarang aku berada di dunia atas, efeknya pasti akan lebih mengerikan. Bukan aku tidak menghormati lawan ku. Tapi terakhir kali aku menggunakannya lebih dari 50% aku hampir menghancurkan separuh underwold. Karena itu aku tidak tinggal disana sekarang. " Changbin menjelaskan alasannya dengan tenang. Meskipun terlihat sangat mencekam, hawa keberadaannya saja cukup mengintimidasi sekelilingnya.
"Baiklah, karena alasan keamanan anda diizinkan. Peraturan berikutnya tidak boleh ada kecurangan. Kalian boleh menggunakan kekuatan dan teknik apapun. " Hyunjin mengizinkan dan menyampaikan peraturan selanjutnya.
"Jadi aku diperbolehkan untuk memasuki pikirannya dan mengendalikannya untuk bunuh diri? " Kali ini Minho yang bertanya.
"Tentu saja hal itu diperbolehkan. " Jawab Hyunjin.
"Berarti aku juga diperboleh menggunakan kutukan pembunuh? " Changbin juga bertanya lagi.
"Tentu saja. Tidak ada larangan menggunakan kekutan apapun. Bahkan jika anda terdesak anda bisa menggunakan seluruh kemampuan anda. Jangan khawatirkan kerugiannya, Seungmin sudah siap untuk menghitung berapa yang harus anda bayar. " Hyunjin sedikit melirik Seungmin yang sudah siap dengan buku dan pena.
"Baiklah kalau begitu duel resminya akan dimulai. " Hyunjin memberi aba-aba dengan meletakkan tangan kirinya diantara Minho dan Changbin.
Minho dan Changbin segera bersiap, Minho mengambil kuda-kuda menyerang sedangkan Changbin hanya berdiri sambil memegang Raven untuk jaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
Fanfiction"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...