huit

617 98 33
                                    

Happy reading

Jan lupa vote sama komen ya

Enjoy

❄️

"Lalu apa kau ingin balas dendam pada Ayahku sekarang? " Jeongin melanjutkan pertanyaannya.

Changbin langsung mengangguk sambil memakan coklat, reaksinya seolah menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Lalu bagaimana dengan ku? Apa yang akan kau lakukan pada ku? " Tanya Jeongin lagi, ia menatap Changbin intens berharap pemuda itu balik menatapnya.

Sesuai harapannya, Changbin berhenti memakan coklatnya dan balik menatap Jeongin. Tatapannya tak kalah serius dari Jeongin, tapi sama sekali tak menakutkan.

"Selama kau tidak ikut campur, aku tidak akan melakukan apa-apa padamu. Kau bisa hidup dengan baik, tenang dan bahagia. Lagi pula aku tak yakin kau akan kasihan pada Minho, sekalipun aku menyiksanya didepanmu. " Jawab Changbin tanpa memutuskan kontak mata mereka.

Jeongin memalingkan wajahnya terlebih dahulu, jawaban Changbin barusan terasa seakan ingin melindungi Jeongin. Meskipun ia mengatakannya dengan ekspresi datar dan terdengar kejam, tapi Jeongin bisa merasakan ketulusannya. Dan Changbin benar, Jeongin sama sekali tak keberatan apapun yang terjadi pada Minho nantinya.

"Jika aku ikut campur bagaimana? " Jeongin tahu seharusnya ia tidak menanyakan hal ini, tapi jawabannya lebih penting.

"Raven pasti akan menerima mu dengan senang hati. Ia suka jiwa yang kuat. "

Jeongin tak tahu harus bertanya apa lagi sekarang. Mungkin tak ikut campur adalah pilihan terbaik nantinya.

❄️

Entah itu diperbolehkan atau tidak, baik Felix maupun Seungmin tidak peduli. Bagi mereka kasus yang sedang diselidiki segera terpecahkan, mereka tak peduli akan bangsa mereka yang sedang berseteru. Diantara yang lain, mereka memanglah yang paling toleran terhadap bangsa lain.

"Siap untuk penyelidikannya Sir Axele?" Inilah salah satu faktor ia mau bekerja sama dengan Felix, karena pemuda itu profesional tidak seperti Hyunjin, Minho, apalagi Jisung dan Jeongin.

"Anytime Prince Black. " Sahut Seungmin yakin.

"So. Harus kita mulai dari mana? " Tanya Felix kemudian.

Seungmin membuka amplop hitam yang ia bawa, menyodorkan isinya kepada Felix. Pangeran vampir itu langsung mengambil dan membacanya.

"Sekarang aku tertarik dengan kasus ini. Akhirnya bangsa yang paling gelap menunjukkan diri mereka. " Felix menyeringai setelah melihat isi dokumen yang disodorkan Seungmin.

Sebuah senyuman ikut mengembang diwajah Seungmin, ia puas dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Felix.

"Menarik sekali bukan? Jika dugaan ku benar ini akan sangat seru. Tapi kita tidak boleh membiarkan perang terjadi, bangsa kita memang sudah bermusuhan sejak lama. Sampai sekarang masih ada beberapa yang tetap bertarung, walau sedang dalam gencatan senjata sekalipun. Tapi jika iblis sudah menjadi pihak ketiga, berdoa saja dua bangsa tidak hancur sekaligus. " Ujar Seungmin dengan senyuman yang tidak luntur.

"Aku yakin saat ini baik dari bangsa ku atau bangsamu pasti banyak yang membuat kontrak dengan para iblis. Jika perang diantara kita terjadi, bukankah iblis akan berlawanan dengan sesamanya. " Felix menyampaikan pendapatnya.

"Kau benar. Bagi mereka para iblis bermusuhan dengan sesamanya adalah hal wajar, mereka hampir tak punya rasa kesetian dan bisa berhianat kapan saja. Tapi itu semua tergantung pemimpin mereka, karena  mereka akan mematuhi sang pemimpin. Sebesar apapun kesenjangan diantara mereka. " Balas Seungmin menyetujui pendapat Felix.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang