sept

694 114 29
                                    

Happy reading

Selamat malam Minggu semua.
Yang Jomblo Ayuk merapat sini.

Jan lupa vote sama komen ya.
Kalau ada ejaan atau tata bahasa yang salah bilang aja.

Enjoy....

❄️

"Kenapa kau malah mengajak Black muda itu menginap? Ia bisa saja tahu rencana mu. Bisa jadi saat ini ia sedang memata-matai mu. " Ujar Chan saat mereka hanya berdua diruangan Changbin. Jeongin sebelumnya izin keluar untuk menelpon.

Changbin tidak langsung menyahut, ia memilih menghabiskan teh di cangkirnya terlebih dahulu. Chan menatapnya intens, menunggu jawaban dari temannya yang berjuluk malaikat kematian tersebut.

"Itu tidak akan terjadi. " Jawabnya terdengar sangat yakin.

"Berhentilah membelanya Changbin. Ingatlah, dia itu anak dari musuh terbesarmu. " Chan menekankan setiap perkataannya.

Changbin mendengus dan tersenyum licik, membuat Chan keheranan dengan reaksi sang sekutu.

"Tak perlu kau ingatkan dan aku  tidak membelanya, aku hanya tidak ingin melibatkannya. Meski dia juga yang menjadi salah satu sumber masalahnya. Tapi dia tidak tahu apa-apa, jadi tidak ada yang perlu kau khawatirkan. " Jawab Changbin tenang.

Meskipun jawaban Changbin terdengar logis, tapi bagi Chan itu tetap sebuah pembelaan bagi Jeongin. Dan ia benci hal itu.

"Tapi jika ia yang melibatkan dirinya sendiri. Apa yang akan kau lakukan jika ia menjadi penghalang bagimu? " Tanya Chan.

"Maka aku akan melakukan apa yang dituduhkan Rael-Nim padaku. Aku akan membunuh putranya dengan kedua tangan ku sendiri. Raven pasti akan sangat senang bila mendapat jiwa sepertinya. " Changbin selalu menjawab pertanyaannya dengan yakin dan tenang.

Chan sendiri bergidik ngeri mendengar jawaban sang penguasa kegelapan. Pemuda dihadapannya benar-benar Raja iblis ternyata.

"Memangnya kau tak akan merasa bersalah jika melakukannya begitu? " Tanya Chan lagi. Kali ini untuk memastikan perasaan Changbin.

Changbin langsung menggeleng dengan cepat. Chan bahkan berpikir sang penguasa kegelapan menjawab tanpa memikirkannya terlebih dahulu.

"Masa bodoh. Untuk apa aku merasa bersalah? Lagi pula jika aku melakukannya Rael pasti akan tahu apa yang aku rasakan. Harus kah aku membunuhnya sekarang saja? Mumpung dia ada disini. Membayangkan wajah frustasi Rael saja sudah sangat menyenangkan. " Nada bicara Changbin yang seketika antusias terasa sangat mengerikan. Ia terlihat seperti psychopath di film yang pernah Chan tonton.

Chan menatap prihatin pada sang sekutu yang masih tertawa kecil, penguasa kegelapan tampaknya kini bukan hanya sekedar gelar dan julukan baginya.

Bukan tanpa alasan seorang Seungmin membenci pemimpinnya, salah satu alasannya adalah sifat dari sang Lord sendiri yang ia anggap begitu memuakkan. Bahkan saat sedang dalam kondisi serius pun, pemuda berambut blonde sebahu itu tetap bercanda.

Sepertinya sang pemimpin tidak peduli dengan tatapan penuh kebencian yang diarahkan Seungmin padanya, ia terus mengoceh sesuka hatinya membahas hal-hal tidak berguna. Seungmin yang sudah diambang batas kesabarannya menggeram, apalagi sebelumnya ia juga sudah kesal karena disuruh menghadap tiba-tiba.

"Cepat katakan kenapa kau memanggilku Hyunjin?!! " Tanya Seungmin dengan penekanan disetiap suku katanya.

Tersadar oleh suara dingin Seungmin, pemuda bermanik amber itu menoleh dan tersenyum pada Seungmin.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang