dix

589 97 48
                                    

Happy reading :)

Bagi ya baca vote dan komennya jangan lupa ya. :)

Enjoy

❄️

Setelah sesi pelukan penuh haru Changbin dan Felix selesai, Changbin memutuskan untuk menjamu mereka semua. Berbagai minuman mulai dari darah segar, wine mahal dari Prancis hingga vodka asal Rusia kesukaan Changbin tersaji dihadapan mereka. Untuk makanannya juga beragam, mulai dari keripik kentang yang kemarin dibeli oleh Mark di Jepang, sampai berbagai macam kue kering yang dibuat oleh Changbin sendiri dan coklat yang diimpor langsung dari belgia.

"Penampilanmu sedikit berubah dari terakhir kali kita bertemu ya Changbin. " Ujar Felix, manik Aquamarine miliknya tak henti memandang Changbin.

"Ya kurasa begitu. Aku sudah beberapa kali mengganti gaya rambutku dan kau pasti menyadari warna mataku juga. " Jawab Changbin dengan nada monotonenya.

Satu hal yang Jeongin sadari hari ini, Felix tak kelihatan dingin sama sekali jika dibandingkan dengan Changbin. Sang Penguasa kegelapan jauh lebih dingin dan datar dibanding Felix sang pangeran es saat ini.

"Aku menyadari jika mata Changbin berubah. Sekarang keduanya Amethyst. " Sahut Chan tiba-tiba.
"Emangnya dulu warna mata Lord Changbin berbeda ya? " Tanya Seungmin penasaran.

"Iya, dulu mata kiriku berwarna merah garnet dan mata kananku seperti mata Felix Aquamarine. " Changbin kembali menjawab dengan datar.

"Tapi kupikir itu cantik, kau semakin mirip dengan Lady Leviana. " Ujar Felix spontan.

Changbin tertegun mendengar nama yang diucapkan Felix, ia segera meletakkan gelasnya diatas meja tanpa ada yang mengetahui kalau tangannya gemetar.

"Aku lebih suka dikatakan mirip dengan pendahuluku. Aku tidak pantas disandingkan dengan Levia. " Kata Changbin dengan nada sedikit lebih tegas dari sebelumnya.

Entah kenapa semua yang ada disana merinding mendengar nada bicara Changbin, secara tidak sadar mereka telah membuat kesempatan untuk tidak melanjutkan membahas hal itu lagi. Terlebih Chan dan Jeongin yang kini membayangkan Changbin akan mengamuk dan mengeluarkan Raven.

"Lady Duscha Melchior ya? Ahh, The Queen of Crime, satu-satunya perempuan yang pernah memimpin bangsa iblis. Aku sangat mengagumi kekuatan dan kecantikannya. Saking cantiknya dia Afrodit dan Freeya mungkin akan minder bersebelahan dengannya. Tapi kalian memang mirip sih. " Sepertinya cuma Chan yang tak terpengaruh disini.

"Tapi dia juga sangat kejam, untuk menduduki kursi itu dia bahkan membunuh saudara kembarnya sendiri Arnold Nightingale. Tapi itu hal yang biasa sih. "

Mereka tak menyangka Changbin akan menyahuti perkataan Chan dengan nada terkesan santai walau tetap datar, tapi tak seharusnya ia menggunakan nada itu untuk konteks pembicaraan yang seperti ini.
Felix tak tahu harus berkata apa lagi, ia agak menyesal karena telah membuat topik pembicaraan ini.

Sedangkan Jeongin dan Seunmin lebih memilih memakan coklat karena mereka sama sekali tak paham apa yang dibicarakan, maklum mereka dari generasi yang berbeda.

"Ehm, Lord Changbin bisakah aku menyampaikan maksud kami yang sebenarnya sekarang. Tak mungkinkan aku kesini hanya untuk membuat si Pangeran es bertemu dengan pujaan hatinya lagi. " Seperti yang Jeongin duga, Seungmin lebih nekat dan berani dibanding perkiraannya.

"Silahkan Sir Axele? Aku sudah menunggunya sejak tadi loh. " Changbin lebih serius dari sebelumnya.

"Bangsa warewolf dan vampire kembali terlibat pertikaian yang cukup berat, aku takut jika dibiarkan akan semakin besar akan menimbulkan perperangan. " Seungmin memulai dengan menceritakannya terlebih dahulu.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang