Happy reading....
Jangan lupa vote dan komen ya.....
Enjoyyy......
Warning!!!
Typo dan Chapter kali ini lumayan panjang.❄️
Selama hidupnya Changbin tak pernah menyangka hari ini akan datang juga, jika boleh jujur ia belum pernah segugup ini sebelumnya. Bahkan meskipun ia harus memimpin sebuah peperangan, ia masih dapat melakukannya dengan percaya diri karena yakin akan menang. Tapi saat ini ia takut jika akan melakukan kesalahan, bahkan jika itu kesalahan kecil sekalipun.
Bahkan Changbin sampai menundukkan kepalanya saking gugupnya ia saat ini, lebih betah memandangi lantai daripada apapun untuk saat ini. Buket bunga ditangannya tanpa sadar ia genggam dengan kuat. "Mom, acaranya akan dimulai, ayo!!! " Suara Jeongin mengalihkan perhatiannya.
Jeongin tersenyum padanya, sang pengeran terlihat tampan dengan setelan resmi bergaya monarki yang dikenakannya, ia mengulurkan tangannya pada Changbin.
Changbin menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya dan mengulanginya beberapa kali, baru setelahnya ia menerima uluran tangan Jeongin dan berjalan bersama.
"Baru kali ini aku melihat ibu gugup. Ayah setampan itu yah, sampai ibu gugup seperti ini. " Jeongin tahu jika ibunya sedang gugup, makanya ia berusaha memecah keheningan dengan menggoda sang ibu.
"Aku hanya tak menyangka akan menikah hari ini. " Jawab Changbin dengan nada yang terdengar malu membuat Jeongin terkekeh. Ternyata penguasa kegelapan juga bisa malu ternyata.
Mereka terus berjalan, sampai disebuah pintu besar dan tinggi dari kayu jati yang diukir indah. Begitu mereka sampai penjaga langsung membukakan pintu untuk mereka. Didalam sudah terdapat banyak orang yang menanti kedatangan mereka, membuat Changbin tambah gugup. Untunglah Jeongin sangat tenang, sehingga bisa menggandeng Changbin dengan elegan menuju altar.
Setiap langkah yang mereka lewati diiringi dengan lantunan melodi Thousand year, dari piano yang dimainkan oleh Chan. Jalan yang mereka lalui dipenuhi dengan kelopak bunga mawar putih, disampingnya juga terdapat banyak lilin berjejer beraroma Vanilla dan juga kumpulan rangkaian mawar berwarna putih dan peach.
Tapi saat pandangan Changbin tertuju pada seseorang yang tengah berdiri di ujung altar menunggunya, ia bisa merasakan pipinya bersemu merah saat mata mereka bertemu. Demi apapun, hal ini terasa menjatuhkan harga dirinya sebagai penguasa kegelapan.
Tapi Changbin tak bisa berbohong, kalau Minho sangat tampan hari ini. Pakaian kehormatan Raja bergaya monarki yang dikenakan tampak pas padanya, ia juga mengenakan mahkotanya yang bertabur ratusan batu mulia.
Tak jauh beda dengan Changbin, Minho juga sebenarnya merasa gugup. Tapi saat Changbin dengan digandeng Jeongin berjalan perlahan menghampirinya, ia benar-benar terpesona. Ia merasa jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada sang kekasih.
Changbinnya tampak menawan dalam balutan pakaian serba hitam dengan style gothic, dilengkapi dengan jubah panjang bewarna senada dengan detail bordiran emas disekelilingnya yang ditaburi ratusan mutiara dan permata.
Akhirnya Jeongin dan Changbin sampai dihadapan Minho, Jeongin mengambil tangan sang ibu dan memberikannya pada sang ayah. "Sekali lagi kau berulah, maka say hallo to Arctos. " Ancam Jeongin yang membuat Minho bergidik ngeri.
Minho mau tidak mau mengangguk, barulah Jeongin berhenti menatapnya dengan sinis. Ia menggenggam jemari kekasihnya dengan lembut, dan ketika menoleh manik blue sapphire miliknya bertemu dengan amethyst indah milih Changbin. Keduanya sama-sama terlarut dalam pesona masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance (Minbin) [√]
Fanfiction"Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terlebih dengan semua yang telah kau lakukan. Sekalipun aku memaafkan mu, tidak ada gunanya, tidak akan ada yang berubah. Kekecewaan ku, rasa sakitku, dan apa yang hilang tak akan kembali. Jangan berharap banyak d...