six

669 119 48
                                    

Happy reading

Vote dan komen jangan lupa

Enjoy

❄️

Menemani Chan jalan-jalan tak jauh beda dengan menamani seorang bocah, terlebih Chan mengajaknya mengajak nya berjalan kaki kesana kemari. Sepertinya Chan benar-benar tidak ingat umurnya, ia bahkan dua abad lebih tua dari Changbin.

"Changbin ayo kita ke Cafe itu, aku ingin minum Cappucino dan kue Red Velvet. " Ajak Chan sambil menunjuk Cafe yang ia maksud.

Changbin mengangguk dan menggandeng tangan Chan untuk pergi kesana, Chan langsung salah tingkah karena digandeng oleh Changbin. "Kenapa kau menggandeng tanganku? "

"Saat berjalan seperti ini aku terbiasa memegang tangan seseorang. " Jawab Changbin tak ada niatan melepaskan gandengannya.

Chan mencoba memakluminya, meski ia merasa tak nyaman. Tapi ia lebih takut jika melepaskan tangan Changbin, pemuda disampingnya ini bisa mengambil jiwanya kapan saja.

Saat memasuki Cafe Changbin terhenti, membuat Chan juga terpaksa berhenti. Ia menoleh heran pada Changbin, apalagi Changbin terpaku seolah ada 'sesuatu'.

"Ah tak kusangka kita bisa bertemu lagi Changbin-ssi. " Ternyata karena Jeongin. Pangeran muda Black itu menghampiri mereka.

"Yahh... Sungguh sebuah kebetulan. " Jawab Changbin cepat.

Jeongin tersenyum padanya, lalu menatap Chan seolah menanyakan siapa pemuda itu pada Changbin.

"Oh iya ini Chan, temanku. " Untung saja Changbin adalah orang yang peka.

"Ohh, tak ku sangka kau punya teman seperti ini. Mau bergabung bersama kami? Kebetulan aku juga bersam temanku. " Jeongin menawarkan.

"Aku musuhmu. " Sahut Seungmin yang kini tengah menikmati semangkuk Fortuna cookies.

"Diam Seungmin. Jadi bagaimana Lord Changbin? "

"Baiklah. Kurasa itu tidak buruk. " Jawab Changbin menyetujui. Chan terpaksa juga harus setuju.

Jeongin tersenyum lagi lalu mereka pergi ketempat duduk Jeongin dan Seungmin sebelumnya, Chan dan Changbin duduk di dua kursi yang tersedia.

"Werewolf? " Ujar Seungmin begitu Chan dan Changbin duduk.

Chan yang tahu pertanyaan itu ditujukan padanya langsung mengangguk, ia juga tahu pemuda bernama Seungmin ini sama seperti dirinya. Sepertinya Seungmin akan bertanya lagi, jika seorang pelayan tak datang untuk menuliskan pesanan mereka.

"Aku mau pesan Red Velvet cake, macaroon, manggo puding dan vanila latte. " Ujar Chan setelah membalik buku menu.

"Kalau aku, Black Forest cake, ice cream coklat, croissant, ice cream mochi, crepes, teh hitam dan coklat hangat. " Kalau ini pesanan Changbin. Sang pelayan bahkan hampir kewalahan mencatat nya.

Setelah selesai memesan makanan, merekapun berbincang-bincang agar tidak canggung.

Mereka menghabiskan sisa hari itu dengan bersenang-senang, entah kenapa semuanya setuju untuk ke taman bermain. Chan dan Jeongin adalah yang paling bersemangat, Seungmin dan Changbin masih dalan batas wajar.

"Sudah saatnya aku pulang. Jeong, aku kembali dulu. Sampai jumpa lagi Changbin dan juga Chan. " Setelah mengecek jam tangannya, Seungmin segera berpamitan.

"Hati-hati Seungmin. Sampai jumpa. " Balas Jeongin lalu mengangguk. Chan dan Changbin hanya melambaikan tangan padanya.

Seungmin tersenyum penuh arti lalu pergi, meninggalkan mereka bertiga yang kini mendadak menjadi canggung.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang