quarante-deux

567 68 94
                                        

Happy reading.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Harap dimaklumi jika ada typo dan kesalahan penulisan ya.

Enjoy......

Warning! Chapter kali ini lumayan panjang.

❄️

Hampir saja racun tersebut menyentuh bibir Changbin, namun Minho segera merebut wadah tersebut dan segera meminumnya. Raja bangsa vampir itu meminumnya sampai habis tanpa ada keraguan, ia bahkan tak berpikir apa yang akan terjadi setelahnya. Yang terpenting sekarang Changbin bisa ia selamatkan dari tidur abadi.

Changbin menghela nafas melihatnya, ia menyesal melakukannya di depan Minho. Tapi bagaimanapun ia butuh darah Minho untuk melakukan rencananya. Namun ia tak menyangka Minho akan merebut ramuannya, hal itu membuat sedikit bagian dalam relung hatinya tersentuh akan apa yang dilakukan Minho.

"Kenapa aku masih hidup? " Minho terlihat bingung karena setelah ia menghabiskan ramuan bunuh diri milik Changbin, ia tak merasakan apapun.

"Karena itu diciptakan untukku, bukan untukmu. Kalau kau benar-benar ingin mati, minum saja Vervain sana. " Changbin menjelaskan pada Minho walau sebenarnya ia enggan. Ia masih kesal karena Minho meminum ramuannya.

"Aku tetap tidak mengerti. "

Sepertinya bersama Minho memang sangat cocok untuk melatih kesabaran, sampai saat ini saja Changbin berusaha agar tidak menghunuskan Raven menembus jantung ayah dari Jeongin tersebut. Ia heran pada dirinya sendiri di masa lalu, bagaimana ia bisa sabar menghadapi orang semacam Minho berabad-abad lamanya.

Namun akhirnya Changbin tetap menjelaskannya pada Minho. "Setiap bangsa memiliki racun kematiannya masing-masing. Untuk bangsa mu adalah Vervain, untuk bangsa warewolf adalah Woflsbane dan untuk bangsa iblis disebut dengan Mors. Aku yakin kau pasti tahu cara membuat Vervain dan Wolfsbane, dan aku tidak akan menjelaskannya lagi. Tapi Mors baru untukmu kan? "

Minho langsung mengangguk dengan cepat, ia ingin segera mendengar penjelasan lebih lanjut dari Changbin.

"Seperti yang kubilang tadi, Mors adalah ramuan kematiannya bangsa iblis. Tapi membuat Mors tidaklah sulit, seorang iblis hanya memerlukan darahnya dan darah dari belahan jiwanya. " Changbin melanjutkan penjelasannya.

Sekarang Minho sudah mengerti, namun ia bingung harus bereaksi apa. Meskipun ia merasa senang karena menjadi belahan jiwanya Changbin.

"Jadi itu artinya kita adalah pasangan yang ditakdirkan? " Minho memastikan.

Changbin mengangguk membenarkan, dan itu sudah cukup untuk membuat Minho lega. Setidaknya ia adalah takdir Changbin meskipun mereka tak bersatu.

"Aku mohon padamu Changbin jangan melakukan hal gila lagi. Aku tak sanggup melihat mu mati untuk kesekian kalinya. Jika itu terjadi lagi, mungkin aku juga akan bunuh diri setelahnya atau aku akan memilih aku saja yang mati menggantikan mu. " Ujar Minho setelahnya, perkataan Raja bangsa vampir itu terdengar tulus.

Ia menatap Changbin dalam-dalam, namun sang penguasa kegelapan sepertinya berusaha menghindari tatapannya. "Bukankah sudah kubilang sebelumnya, aku tak masalah dengan hidup didalam kutukan abadimu. Aku akan menerima semua konsekuensi dan karma apapun atas dosaku. Kau tidak perlu memaafkan aku Changbin, karena aku juga tidak pantas. Aku hanya ingin kau membiarkan aku menebus semua dosaku dan kumohon padamu tetaplah hidup. Setidaknya hiduplah meskipun hanya untuk melihat aku yang menderita dalam rasa bersalah ku sendiri." Minho melanjutkan kata-katanya sebelum Changbin menyela.

Vengeance (Minbin) [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang